Demokrat Ingatkan Parpol yang Gabung Koalisi Prabowo: Jangan Rasanya seperti Oposisi

Prabowo ingin mengajak partai non koalisi untuk bergabung.

Republika/ Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menyebut peluang Partai Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan sangat besar, di depan kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Puri Cikeas, Kanbupaten Bogor, Jumat (1/9/2023).
Rep: Nawir Arsyad Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menjawab pertanyaan soal sikap partainya yang menerima atau tidak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasdem dalam koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sebab pada masa lalu, kedua partai tersebut akhirnya mengusung Anies Rasyid Baswedan dan tak memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Baca Juga


Ia pun mengingatkan soal komitmen kepada partai politik manapun yang nantinya akan bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. Jangan sudah berada dalam pemerintahan, tapi sikapnya seperti oposisi.

"Yang penting begini, kalau bergabung dengan koalisi pemerintahan konsisten, konsisten bersama-sama dengan Koalisi Indonesia Maju. Dan jangan sampai terulang lagi situasi di mana dia berada di dalam pemerintahan, tapi rasanya seperti oposisi, nah itu kan nggak elok," ujar Andi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (4/5/2024).

Ia tak menyebut partai politik mana yang disinggungnya tersebut. Sekali lagi ia mengingatkan, jika sudah bergabung dalam koalisi harus bersama-sama menyukseskan pemerintahan Prabowo sebagai presiden periode 2024-2029.

"Jadi ya kalau di dalam, ya di dalam bersama-sama kita berjuang mensukseskan pemerintahan presiden Prabowo nantinya. Sampai selesai masa jabatan, sampai selesai masa jabatan, jadi konsisten," ujar Andi mengingatkan.

Saat ini, ada kepentingan dari Prabowo untuk mengajak partai politik yang menjadi lawannya untuk bergabung dalam koalisinya. Salah satunya terkait kekuatan di DPR pada periode 2024-2029.

Sebab saat ini, hanya terdapat empat partai politik koalisi Prabowo-Gibran yang tembus ke parlemen. Gabungan suara dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR belum menembus 50 persen.

"Karena memang ada kebutuhan untuk menambah koalisi pemerintahan, karena sampai sekarang hasil pemilu legislatif itu Koalisi Indonesia Maju ini, empat partai itu masih 48 persen di parlemen. Karena itu masih berupa pemerintah minoritas kalau itu hanya segitu aja," ujar Andi.

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler