Berharap Ridho Allah dan Syafaat Rasulullah Sebagai Petugas Haji
Menjadi petugas Haji seperti mendapatkan durian runtuh.
REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Karta Raharja Ucu/Jurnalis Republika dari Madinah, Arab Saudi
Aku bangga menjadi seorang petugas
Apalagi petugas PPIH
...
Dengan mengharap ridho Allah dan syafaat Rasulullah
Petugas Haji Indonesia
Selalu siap sedia...
Lagu mars petugas Haji yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag) di atas mengiringi perjalanan Petugas Ibadah Haji Indonesia (PPIH) 2024 berangkat ke Tanah Suci, Rabu (8/4/2024). Petugas yang terbang hari ini ke Arab Saudi berasal dari daerah kerja (Daker) Bandara dan Madinah untuk persiapan menyambut kloter pertama gelombang 1 calon jamaah haji Indonesia yang diberangkatkan pada 12 Mei 2024.
Sebagai salah seorang dari sekitar 1.200-an petugas Haji 2024, saya merasa seperti mendapatkan durian runtuh. Bagaimana tidak, pahala jihad sudah di depan mata karena berkesempatan meraih keberkahan dengan melayani para tamu Allah, jamaah haji dari seluruh Indonesia di Tanah Suci.
Seperti dalam penggalan lirik mars Haji: melayani tamu Allah adalah tugas kita. Sabar, jujur, tulus, ikhlas adalah sikap kita. Kami petugas Haji selama berhari-hari pembekalan ditekankan untuk menjadi pribadi yang ngopeni atau merawat para tamu Allah. Apalagi tema Haji tahun ini adalah Haji Ramah Lansia, di mana calon jamaah haji lansia mendapatkan porsi cukup besar.
Selasa, 7 Mei 2024 kami petugas haji dari Daker Bandara dan Daker Madinah diminta untuk bermalam di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Malam hari sebelum keberangkatan kami mendapatkan pembekalan dan doa bersama sebagai pengingat jika menjadi petugas Haji adalah panggilan ibadah dari Allah.
Dalam temaramnya ruang pertemuan, ratusan petugas haji larut dalam istighosah yang disiapkan petugas. Sesekali terdengar suara tangisan dan beratnya tarikan nafas karena teringat segala kesalahan.
Malam itu acara ditutup dengan pertaubatan.
Rabu, 8 Mei 2024, sebelum adzan Subuh terdengar, kami diminta untuk bersiap-siap melaksanakan diri untuk Sholat Subuh berjamaah dan dilanjut apel pagi. Apel pagi menjadi penanda pelepasan kami sebagai petugas haji ke Tanah Suci.
Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu.
Kalimat talbiyah tak henti-hentinya membasahi bibir saya sejak dalam bus menuju bandara.
Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk. La syarika laka. Sesungguhnya segala puji, kemuliaan, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.
Ini adalah catatan saya di hari pertama menjadi petugas Haji yang diberangkatkan Kemenag ke Tanah Suci. Dengan hanya mengharapkan ridho Allah dan syafaat Rasulullah, selama sekitar 50 hari ke depan, saya akan berbagi cerita dengan Anda tentang perjalanan penuh kebanggan menjadi petugas Haji Indonesia.