Gedung Putih Berharap Israel-Hamas Dapat Persempit Perbedaan

Hamas mengubah proposal gencatan senjata Israel untuk mengakhiri kebuntuan.

EPA-EFE/ATEF SAFADI
Smoke rises from Rafah in the southern Gaza Strip as seen from an undisclosed location in Israel, 07 May 2024. The Israel Defence Forces (IDF) said on 07 May that its ground troops began an operation targeting Hamas militants and infrastructure within specific areas of eastern Rafah, taking operational control of the Gazan side of the Rafah crossing based on intelligence information. More than 34,600 Palestinians and over 1,455 Israelis have been killed, according to the Palestinian Health Ministry and the IDF, since Hamas militants launched an attack against Israel from the Gaza Strip on 07 October 2023, and the Israeli operations in Gaza and the West Bank which followed it.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung John Kirby  Putih mengatakan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap Israel dan Hamas dapat "mempersempit sisa perbedaan" dalam perundingan gencatan senjata dan kesepakatan bisa segera tercapai.

Baca Juga


"Asesmen saksama posisi kedua belah pihak menunjukkan mereka harus dapat mempersempit sisa perbedaan, dan kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung proses itu," kata Kirby seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (7/6/2024).

Kirby mengatakan Hamas mengubah proposal gencatan senjata Israel untuk mengakhiri kebuntuan. Teks kesepakatan, sebagaimana telah diubah, menunjukkan perbedaaan yang tersisa dapat “dapat ditutup sepenuhnya.”

Ia juga mengatakan kepala Badan Pusat Intelijen (CIA) AS Williams Burns menghadiri perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Kairo, Mesir. "Semua orang berada di meja perundingan. Jadi itu tidak tak signifikan," katanya.

Dalam konferensi pers di Washington itu Kirby mengatakan Israel sudah memberitahu AS mengenai operasi di Rafah. Israel mengatakan operasi itu fokus menghalangi bantuan finansial dan senjata untuk diselundupkan ke Gaza.

Washington memperingatkan Israel mereka menolak serangan ke Rafah yang menurut sejumlah kelompok kemanusiaan akan mengakibatkan bencana bagi ratusan ribu pengungsi yang dipindahkan paksa ke sana. Namun, Washington hanya memberi sedikit tanda akan mengurangi dukungannya Israel bila tetap melakukan serangan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler