Jerman Serukan Pencegahan Eskalasi Genosida di Gaza

Serangan darat skala besar Israel di Rafah dinilai akan jadi bencana kemanusiaan.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pengungsi Palestina pergi dengan membawa barang-barang mereka menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, 8 Mei 2024.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada Rabu (8/5/2024) menyerukan pencegahan eskalasi lebih lanjut genosida Gaza, setelah pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres di New York.

Pistorius mengatakan dia setuju dengan Guterres bahwa segala upaya harus dilakukan untuk meringankan atau mengakhiri kesengsaraan kemanusiaan penduduk Palestina di Jalur Gaza.

“Pada saat yang sama, saya juga tahu dilema yang dihadapi Israel sangatlah besar, melakukan apa yang diperlukan dan apa yang berhak mereka lakukan, dan pada saat yang sama tidak membiarkan penderitaan warga sipil menjadi berlebihan,” demikian laporan Kantor Berita Jerman, mengutip perkataan Pistorius.

Menurut Pistorius, hal tersebut merupakan dilema yang tidak dapat terselesaikan melalui meja perundingan hijau, serta harus mengandalkan diplomasi serta diskusi terbuka.

Sebelumnya pada hari yang sama, Jerman mendesak Israel dan gerakan Palestina Hamas untuk meningkatkan upaya diplomatik guna mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

“Penting bagi pemerintah federal dan menteri luar negeri agar diskusi ini terus berlanjut, dan dapat membuahkan hasil sejauh mungkin,” kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Kathrin Deschauer pada jumpa pers di Berlin.

Ia mengatakan ini tentang melakukan segala upaya bersama kedua belah pihak untuk melanjutkan pembicaraan guna mencapai solusi, kesepakatan sandera sehingga sandera dapat dibebaskan dan bantuan kemanusiaan sampai ke masyarakat.

Deschauer menekankan gencatan senjata kemanusiaan dapat membuka perspektif untuk memasuki proses politik. Pada Senin (6/5/2024), tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di Rafah timur, rumah bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi.

Sedangkan pada Selasa (7/5/2024), tentara Israel menguasai penyeberangan Rafah di wilayah Palestina yang berbatasan dengan Mesir, jalur penting bagi bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung. Jerman mengatakan pada Selasa mereka prihatin atas serangan darat Israel ke kota Rafah di Gaza selatan.

“Kami semua memandang dengan prihatin, berita bahwa ada pergerakan lebih lanjut menuju Rafah,” kata Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman Jochen Flasbarth, sebelum pertemuan para menteri pembangunan Uni Eropa di Brussels.

Flasbarth menegaskan Israel harus menghormati hukum internasional, bahkan dalam situasi perang. Pemerintah Jerman telah menyatakan serangan darat skala besar Israel di Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Jerman telah berulang kali memperingatkan serta menyarankan agar tidak melakukan serangan militer skala besar.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler