Tak Masalah Nomenklatur Kementerian Ditambah, Zulhas: Indonesia Negara Besar

Penambahan jumlah kementerian dibandingkan pemerintahan Joko Widodo itu dinilai wajar

Republika/.Bayu Adji P
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden terpilih Prabowo Subianto berfoto bersama usai kegiatan Bimtek Anggota DPRD PAN Seluruh Indonesia dan Pemenangan Pilkada Tahun 2024 di Hotel JS Luwansa, Kamis (9/5/2024) malam
Rep: Bayu Adji Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menanggapi soal pembentukan 40 kementerian dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Penambahan jumlah kementerian dibandingkan pemerintahan Joko Widodo itu dinilai wajar.

Baca Juga


Zulhas --sapaan akrab Zulkifli Hasan-- mengaku belum mengikuti secara detail mengenai wacana penambahan nomenklatur kementerian pada pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun, adanya penambahan dinilai sebagai sesuatu yang wajar, mengingat Indonesia merupakan negara besar.

"Negara Indonesia besar, ya. Kita (ada) belasan ribu pulau, penduduk hampir 280 juta lebih dan segala masalah yang ada. Kalau perlu diperbanyak, ditambah nomenklatur saya kira itu juga bagus," kata dia, Kamis (9/5/2024) malam.

Ia menambahkan, saat ini juga isu di dunia makin berkembang. Contohnya, saat ini dunia sedang fokus untuk mengatasi isu perubahan iklim. Karena itu, bukan tidak mungkin dibentuk kementerian yang fokus menangani isu perubahan iklim. 

"Saya kira karena dunia terus berkembang, keadaan terus berkembang, jadi kalau mau ditambah nomenklaturnya itu bagus," ujar Zulhas.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menanggapi isu terkait pembentukan 40 kementerian untuk pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya hal tersebut baik, mengingat Indonesia adalah negara besar.

"Dalam konteks negara jumlah yang banyak itu artinya besar, buat saya bagus. Negara kita kan negara besar, tantangan kita besar, target-target kita besar," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (6/5/2024).

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler