Pasukan IDF Terus Berguguran, Israel Terpaksa Panggil Veteran Gaek

Empat prajurit IDF jadi korban terkini perlawanan Palestina.

AP Photo/Ohad Zwigenberg
Tentara Israel membawa peti mati sersan utama yang tewas akibat rudal Hizbullah saat pemakamannya di Mt Herzl di Yerusalem pada Selasa, 7 Mei 2024.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV – Tentara dari Pasukan Penjajahan Israel (IDF) terus berguguran di Jalur Gaza. Media Israel melaporkan bahwa tentara pendudukan dalam beberapa pekan terakhir terpaksa batalyon baru tentara veteran yang berusia di atas 40 tahun guna mengantisipasi kurangnya pasukan.

Surat kabar Israel Hayom melaporkan, tentara yang bergabung dengan unit baru tersebut sebelumnya telah dibebaskan dari wajib militer di IDF. Batalyon tersebut diberi nama “Bari”, mengacu pada permukiman yang diserbu oleh perlawanan Palestina pada tanggal 7 Oktober. Batalyon tersebut akan dipimpin oleh mantan anggota Knesset, Yoaz Handel.

Israel Hayom menjelaskan, sekitar 600 tentara dan perwira yang telah menyelesaikan dinas cadangan dan pengecualiannya dibatalkan, direkrut ke dalam Batalion Bari. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa anggota batalion tersebut telah memulai latihannya, dan tidak menutup kemungkinan bahwa batalion tersebut akan menerima misi operasional dalam waktu dekat, bahkan mungkin di Rafah, selatan Jalur Gaza.

Pemerintah Israel melansir, setahun belakangan merupakan yang paling mematikan bagi pasukan keamanan dan warga sipil dalam lima dekade belakangan. Menurut Kementerian Pertahanan, 760 tentara tewas saat bertugas di militer selama setahun terakhir. Sebanyak 61 veteran penyandang cacat lainnya meninggal karena komplikasi dari cedera yang diderita selama dinas mereka pada tahun-tahun sebelumnya, kata kementerian.

Di tengah perang yang sedang berlangsung yang dimulai pada tanggal 7 Oktober dengan serangan gencar kelompok pejuang Palestina di Israel selatan, 711 tentara dan anggota pasukan keamanan telah terbunuh. Mereka termasuk 598 tentara IDF, 39 petugas keamanan lokal, 68 petugas polisi, dan 6 anggota Shin Bet.

Para pejuang Palestina sejauh ini terus melancarkan perlawanan sengit terhadap pasukan IDF yang bersiap menyerang Rafah dari darat. Empat tentara Israel tewas dan beberapa lainnya luka-luka ketika pertempuran sengit berkecamuk di Jalur Gaza pada Jumat.

Keempat tentara tersebut tewas di wilayah al-Zaitoun di Kota Gaza. Menurut penyelidikan awal IDF, mereka terkena alat peledak atau perangkat di sebuah gang.

Pasukan tersebut menyerbu sebuah kompleks sekolah di mana militer mempunyai indikasi adanya aktivitas Hamas. Persenjataan dan setidaknya satu terowongan ditemukan di area sekolah. Perwira dan prajurit lain dari Batalyon 931 terluka parah dalam insiden yang sama.

Secara terpisah, dua tentara lainnya dari Batalyon 9 Brigade Lapis Baja 401 terluka parah akibat tembakan RPG terhadap sebuah tank di daerah Rafah di Gaza selatan.

Angka kematian kemarin menambah panjang daftar tentara IDF yang tewas dalam operasi serangan ke Rafah. Ahad lalu, empat tentara tewas dirudal pejuang Palestina di pos Karem Abu Salem. Kematian tentara Israel juga tercatat di perbatasan dengan Lebanon akibat bombardir rudal Hizbullah. Seorang komandan pasukan elite Israel juga baru-baru ini tewas akibat disergap pejuang Palestina di Tulkarem di Tepi Barat.

Sementara pihak perlawanan melaporkan bahwa kendaraan tempur Israel terus menjadi sasaran meski jumlahnya berkali lipat dari serangan darat pertama.

Almayadeen melansir, seorang pemimpin lapangan perlawanan Palestina dari al-Zaytoun mengatakan bahwa pejuang mereka terlibat dalam konfrontasi sengit dengan pasukan pendudukan Israel di barat daya lingkungan tersebut, di tenggara Kota Gaza. Pemimpin tersebut menyebutkan bahwa konfrontasi terkonsentrasi di sekitar Masjid Badr dan klinik UNRWA, lokasi mujahidin berhasil menghancurkan beberapa kendaraan militer Israel sejak Kamis. Mereka juga menghujani pasukan pendudukan Israel dengan mortir 60 mm.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler