Tak Semua Orang Kaya Beruntung, Lantas Siapa? Ini Pesan Rasulullah SAW

Orang kaya beruntung adalah mereka yang mendapatkannya dengan benar

wihdan hidayat/republika
Ilustrasi kekayaan. Orang kaya beruntung adalah mereka yang mendapatkannya dengan benar
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Nabi Muhammad SAW pernah berpesan tentang orang yang memperoleh harta kekayaan dengan cara yang tidak benar atau zalim.

Baca Juga


Peringatan ini tercantum dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri RA, dan dapat ditemukan dalam Shahih Bukhari.

Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa harta yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak adil atau merugikan orang lain tidak akan membawa berkah dan justru akan menjadi sumber malapetaka bagi pemiliknya.

Pesan dari Nabi Muhammad SAW ini juga menekankan pentingnya kejujuran dan keadilan dalam mencapai kekayaan yang berkah dan bagaimana cara yang benar dalam menggunakannya.

Islam mengajarkan bahwa harta yang diperoleh dengan cara yang halal dan benar akan membawa manfaat dan berkah, baik di dunia maupun di akhirat. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.

Sebaliknya, harta yang diperoleh dengan cara yang zalim tidak hanya akan merusak hubungan sosial dan menyebabkan kerugian bagi orang lain. Berikut haditsnya:

 عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَكْثَرَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مَا يُخْرِجُ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ قِيلَ وَمَا بَرَكَاتُ الْأَرْضِ قَالَ زَهْرَةُ الدُّنْيَا فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ هَلْ يَأْتِي الْخَيْرُ بِالشَّرِّ فَصَمَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ يُنْزَلُ عَلَيْهِ ثُمَّ جَعَلَ يَمْسَحُ عَنْ جَبِينِهِ فَقَالَ أَيْنَ السَّائِلُ قَالَ أَنَا قَالَ أَبُو سَعِيدٍ لَقَدْ حَمِدْنَاهُ حِينَ طَلَعَ ذَلِكَ قَالَ لَا يَأْتِي الْخَيْرُ إِلَّا بِالْخَيْرِ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ وَإِنَّ كُلَّ مَا أَنْبَتَ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ إِلَّا آكِلَةَ الْخَضِرَةِ أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتْ الشَّمْسَ فَاجْتَرَّتْ وَثَلَطَتْ وَبَالَتْ ثُمَّ عَادَتْ فَأَكَلَتْ وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ حُلْوَةٌ مَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ وَوَضَعَهُ فِي حَقِّهِ فَنِعْمَ الْمَعُونَةُ هُوَ وَمَنْ أَخَذَهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ كَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ

Abu Said Al Khudri RA menceritakan bahwa suatu hari Nabi SAW duduk di atas mimbar dan para sahabat pun duduk di dekatnya. Lalu beliau SAW, "Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan terjadi pada kalian sepeninggalku adalah sesuatu yang Allah keluarkan untuk kalian dari berkahnya bumi."

Kemudian ditanyakan kepada beliau SAW, "Apa maksud dari berkahnya bumi?" Beliau SAW menjawab, "Perhiasan dunia." Seseorang kemudian bertanya kepada beliau SAW, "Wahai Rasulullah, apakah mungkin kebaikan akan mendatangkan keburukan?"

Rasulullah SAW kemudian diam sejenak, sampai beberapa sahabat mengira telah turun wahyu kepada beliau. Setelah itu, beliau mengusap keningnya lalu bersabda, "Di manakah orang yang bertanya tadi?" Lelaki itu berkata, "Saya." Perawi Abu Said berkata, "Kami sempat memujinya ketika dia tiba-tiba muncul."

Beliau SAW bersabda, "Sungguh kebaikan itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan. Sungguh harta dunia ini adalah hijau dan manis. Setiap sesuatu yang ditumbuhkan pada musim semi akan mematikan atau membinasakan, kecuali pemakan hijau-hijauan, dia makan sampai lambungnya melebar. Kemudian menghadap matahari lalu buang air besar, kencing dan kembali, dan makan. Sungguh harta itu terasa manis, maka siapa yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang benar dan meletakkan dengan cara yang benar pula, maka dia beruntung. Dan siapa yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak benar, maka dia ibarat orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang."

Dari hadits itu diketahui, orang yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang benar, dan menggunakannya dengan benar pula, maka dia beruntung.

Orang ini akan menggunakan hartanya untuk hal yang diridhai Allah SWT seperti bersedekah, berzakat, menyantuni anak yatim, dan amal saleh lainnya. Sumber:

Sumber: dorar, alukah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler