Di Depan Bos-Bos FIFA, Erick Thohir Bahas Rasialisme

Rasialisme bak penyakit yang sudah lama menyerang sepak bola.

Dok Republika
Ketua PSSI Erick Thohir bertemu dengan legenda Inter Milan Javier Zanetti dan Esteban Cambiaso disela acara Kongres Fifa ke-74 di Bangkok, Thailand, Jumat (17/5/2024). Erick Thohir menghadiri Kongres Fifa yang digelar 15-17 Mei dengan agenda utama penentuan tuan rumah Piala Dunia Wanita 2027.
Rep: Frederikus Bata Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sejumlah isu dibahas pada Kongres FIFA ke-74 di Bangkok, Thailand. Salah satunya mengenai rasisme.

Baca Juga


Rasialisme bak penyakit yang sudah lama menyerang sepak bola. Banyak pemain mengalami pelecehan hanya  karena memiliki warna kulit yang berbeda. Meski peradaban semakin tinggi, permasalahan seperti itu masih saja terjadi.

Presiden FIFA, Gianni Infantino menegaskan rasisme adalah hal yang menakutkan. Wabah yang selama ini menggangu kehidupan. Tak terkecuali di panggung lapangan hijau.

"Ini menyerang sepak bola sudah sangat lama," kata Infantino saat berbicara pada Kongres FIFA di Bangkok, dalam video yang diposting di instagram Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dikutip pada Sabtu (18/5/2024).

Situasi demikian tak bisa terus dibiarkan. Manusia kini hidup di dunia yang beradab.  Oleh karena itu, perlu lebih dari sekadar resolusi FIFA untuk menghentikannya. 

"Kita butuh gerakan global melawan rasisme. Kita harus berdiri, lawan, mengalahkan rasisme," ujar Infantino, menegaskan.

Tokoh kelahiran Swiss itu lantas mempersilahkan para legenda sepak bola untuk maju ke depan. Ia berterima kasih kepada Juan Sebastian Veron dan rekan-rekan. Para mantan bintang lapangan hijau itu berupaya dengan caranya menghentikan aksi rasialisme.

"Ini sangat luar biasa. Mereka sangat ingin turut serta dalam perjuangan melawan rasisme. Saya ingin berterima kasih kepada mereka. Ini sangat-sangat serius. Kami ingin menghadapinya. Kami ingin menghentikan rasisme sekarang," tutur Infantino.

Ketum PSSI, Erick Thohir turut memberikan pandangannya. Nampak senada dengan ucapan Presiden FIFA. Ini isu serius yang melecehkan martabat manusia dan menodai sportivitas dalam olahraga.

Tindakan nyata untuk melawan rasisme harus dilakukan. Kampanye menghentikan aksi negatif itu perlu terus digalakkan. Ini membutuhkan kerja sama berbagai kalangan yang menginginkan perubahan positif.

"Tidak ada tempat bagi rasisme di sepak bola. Kita semua harus menjadi bagian dari gerakan global melawan rasisme," ujar Erick.

Sebelumnya, FIFA juga fokus membahas isu kemanusiaan lainnya. Sepak bola diharapkan bisa menyatukan dunia, menghentikan segala tindakan perpecahan, agresi, dan peperangan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler