Gunung Semeru Belasan Kali Erupsi dalam Sehari, BPBD Lumajang: Itu Wajar
Salah satu erupsi Semeru disertai awan panas dengan jarak luncur tiga kilometer.
REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim) dilaporkan mengalami erupsi sampai 14 kali dalam sehari pada Sabtu (18/5/2024). Salah satu erupsi disertai awan panas dengan jarak luncur sampai sekitar tiga kilometer.
Erupsi pertama pada Sabtu dilaporkan terjadi pada pukul 05.06 WIB. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 128 detik. Kemudian terjadi lagi erupsi pada pukul 06.09 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak.
Berikutnya erupsi tercatat pada pukul 07.19 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 4.176 meter di atas permukaan laut (mdpl). Terjadi beberapa kali erupsi lainnya. Saat erupsi pada pukul 17.34 WIB, dilaporkan terpantau luncuran awan panas.
“Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tiga kilometer dari puncak ke arah tenggara,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam keterangan tertulisnya.
Sigit melaporkan, tinggi kolom letusan saat erupsi tersebut teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 mdpl. “Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 milimeter dan durasi 176 detik,” ujar dia.
Erupsi ke-14 dilaporkan terjadi pada pukul 21.29 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak. “Memang benar Gunung Semeru mengalami belasan kali erupsi pada Sabtu dan hal tersebut wajar karena statusnya pada Level III atau Siaga. Justru yang berbahaya kalau tidak erupsi setiap hari,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudi Cahyono, saat dihubungi, Ahad (19/5/2024).
Menurut Yudi, aktivitas warga tidak terganggu dengan erupsi yang terjadi beberapa hari terakhir ini. “Masyarakat sudah memahami karakter erupsi Gunung Semeru. Namun, kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap siaga apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi yang berdampak pada aktivitas warga,” kata dia.
Gunung Semeru hingga kini masih berstatus Siaga atau Level III. Dengan status tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di area sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak gunung (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar, hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Warga juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Waspada juga akan potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.