Banyak Etnis Jawa dan Arab, Berapa Populasi Muslim di Kaledonia Baru?
Sekitar tahun 1870-an Muslim Aljazair dibuang dan diasingkan ke Kaledonia Baru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jauh sebelum kedatangan etnis Jawa, Arab-Afrika dan Eropa datang ke Kaledonia Baru. Para peneliti menduga manusia pertama yang menetap di Kaledonia Baru sekitar tahun 1600 Sebelum Masehi (SM).
Suku Lapita adalah navigator yang terampil dan bukti tembikar peninggalan peradaban mereka di sekitar Pasifik telah menjadi panduan untuk memahami ekspansi manusia di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Kisah Muslim Aljazair Dibuang ke Kaledonia Baru, Tolak Suguhan Daging Babi Hingga Wafat
Gelombang migran berturut-turut dari pulau-pulau lain di wilayah Melanesia menikah dengan suku Lapita. Sehingga memunculkan kelompok etnis Kanak yang dianggap sebagai penduduk asli Kaledonia Baru.
Seiring berjalannya waktu, para penjajah tiba di Kaledonia Baru. Di antaranya pemerintahan kolonial Prancis menjajah dan menguasai Kaledonia Baru yang terletak di dekat Benua Australia, wilayah Oseania dan sub-benua Melanesia di Samudra Pasifik sebelah barat daya.
Sampai saat ini, Kaledonia Baru masih berada di bawah kekuasaan Prancis dengan status sui generis, wilayah dengan otonomi khusus. Populasi Kaledonia Baru diperkirakan 300.682 jiwa pada 2023.
Ada beberapa kelompok etnis di Kaledonia Baru. Yakni Kanak 39,1 persen, Eropa 27,1 persen, Wallisian, Futunian 8,2 persen, Tahitian 2,1 persen, Indonesia 1,4 persen, Ni-Vanuatu 1 persen, Vietnam 0,9 persen, lainnya 17,7 persen, tidak ditentukan 2,5 persen. Berdasarkan data perkiraan tahun 2014.
Bahasa yang digunakan di Kaledonia Baru adalah Prancis sebagai bahasa resmi dan 33 dialek Melanesia-Polinesia. Ada juga yang menggunakan bahasa Jawa Kaledonia Baru.
Mayoritas agama di Kaledonia Baru... Baca di halaman selanjutnya...
Dilansir dari laman CIA Gov, Rabu (22/5/2024), jumlah pemeluk agama Kristen menjadi mayoritas di Kaledonia Baru. Berdasarkan data tahun 2020, pemeluk agama Kristen 85,2 persen, Muslim 2,8 persen, lainnya 1,6 persen, dan tidak terafiliasi 10,4 persen.
Berdasarkan data dari berbagai sumber, kemungkinan mayoritas pemeluk agama Islam berasal dari keturunan Aljazair di Benua Afrika dan suku Jawa dari Indonesia.
Sekitar tahun 1870-an Muslim Aljazair dibuang dan diasingkan ke Kaledonia Baru oleh Prancis yang sedang menjajah wilayah Aljazair. Keturunan Muslim Aljazair yang diasingkan tersebut biasanya disebut Arab di Kaledonia Baru walau Aljazair berada di Benua Afrika.
Sementara, etnis Jawa di Kaledonia Baru adalah kelompok etnis yang berbicara dengan dialek mereka sendiri, disebut Jawa Kaledonia Baru. Mereka pertama kali tiba pada 1896 untuk bekerja di perkebunan. Saat itu, Belanda menjajah Indonesia dan Prancis menjajah Kaledonia Baru, keduanya sepakat menggunakan pekerja dari etnis Jawa di Kaledonia Baru.
Masyarakat Jawa di Kaledonia Baru sebagian besar kembali ke Indonesia setelah Perang Dunia II, meskipun ada juga yang tetap tinggal di Kaledonia Baru.
Seperti halnya masyarakat Jawa di Indonesia, mereka sebagian besar adalah Muslim Sunni dengan kecenderungan kuat terhadap animisme. Ada juga minoritas Kristen di antara suku Jawa di Kaledonia Baru.
Sumber lain, yakni laman Joshua Project mencatat populasi etnis Jawa di Kaledonia Baru mencapai 4.400 jiwa. Sebanyak 55 persennya memeluk agama Islam dan 15 persennya agama Kristen. Ada juga 1 persen yang menganut Evangelical (Evangelikalisme).