Turki: Makin Banyak Negara Akui Palestina, Israel Makin Terkucil

Makin banyak negara di Eropa mengakui Palestina.

EPA-EFE/CHRISTOPHE PETIT TESSON
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera komunitas Palestina dan Kanak di Kaledonia Baru saat unjuk rasa di Paris, Prancis, 18 Mei 2024.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan semakin besarnya pengakuan terhadap Palestina sebagai negara akan mengucilkan Israel dan sekutu-sekutunya.

"Meningkatnya jumlah negara yang mengakui Palestina, khususnya di Eropa, semakin mengisolasi Israel dan para pendukungnya," kata Fidan dalam konferensi pers bersama Menlu Venezuela Yvan Gil di Ankara, Kamis (23/5/2024).

Dalam konferensi pers yang digelar seusai pertemuan keempat Komisi Kerja Sama Turki-Venezuela itu, Fidan juga menegaskan kembali pentingnya Palestina menerima pengakuan yang sah. Dia menyerukan tindakan segera untuk menghentikan pembantaian yang dilakukan Israel.

"Sudah waktunya bagi komunitas internasional untuk mengesampingkan sikap diamnya dan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan genosida yang dilakukan oleh rezim rasis dan fundamentalis Israel, baik secara diplomatis maupun melalui implementasi keputusan yang diambil," kata dia.

Dalam pertemuannya dengan Gil, Fidan menekankan upaya bersama dengan Venezuela di Gaza dan posisi bersama mereka di platform internasional.

"Kami memiliki pandangan yang sama dengan Venezuela mengenai Gaza. Kami bertindak dengan cara yang sama. Kami juga mengambil sikap bersama di platform internasional. Kami telah memutuskan melanjutkan upaya bersama kami menghentikan pembantaian di Gaza dan mengakui negara Palestina," kata Fidan.

Sementara itu, Gil mengecam keras tindakan Israel di Palestina dan menggambarkannya sebagai genosida. Gil menegaskan kembali sikap negaranya terhadap Palestina dan menekankan hubungan yang kuat dan bersahabat antara Venezuela dan Turki.

"Venezuela dengan tegas mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan bebas. Kami menentang genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina dan menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan ini," kata Gil.

Dia menyoroti dukungan yang telah lama diberikan Venezuela terhadap otonomi dan kemerdekaan Palestina.

"Kami percaya Palestina harus diakui sebagai negara otonom," kata Gil seraya mendesak tindakan internasional untuk menjamin keadilan dan perdamaian bagi Palestina.

Gil juga berharap negara-negara di dunia bergerak untuk mengakhiri kekerasan di Gaza dan mencapai perdamaian bagi rakyat Palestina.

Israel melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di wilayah kantong tersebut.

Sedikitnya 35.800 warga Palestina telah tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 80.200 lainnya terluka sejak pada Oktober lalu Israel melakukan serangan balasan atas kelompok Hamas.

Sebagian besar wilayah Gaza hancur dan Israel memblokade akses makanan, air bersih dan obat-obatan. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkan untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan itu dan menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler