Satelit Mata-Mata Korut Gagal, Cina Harap Semenanjung Korea Stabil
Roket yang membawa satelit, Malligyong-1-1, meledak setelah lepas landas.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina berharap Semenanjung Korea tetap stabil, meski Korea Utara (Korut) gagal meluncurkan roket terbaru yang membawa satelit pengintai militer. Hal itu terjadi akibat ledakan roket di udara selama penerbangan tahap pertama.
"Kami percaya bahwa memastikan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan melakukan penyelesaian politik untuk masalah Semenanjung Korea akan memberikan manfaat bagi kepentingan bersama semua pihak. Dan kami menyerukan semua pihak untuk melakukan upaya konstruktif demi mencapai tujuan ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing, Selasa (28/5/2024).
Baca: Dua Kapal Cepat Rudal Produksi PT PAL Sukses Ikuti Latma Carat 2024
Roket yang membawa satelit, Malligyong-1-1, meledak setelah lepas landas dari Landasan Peluncuran Satelit Sohae di pantai barat laut Korea Utara pada Senin (27/5/2024). Peluncuran tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, dan PM Li Qiang mengadakan pertemuan puncak trilateral di Seoul, Korsel.
Pemerintah Cina menegaskan kembali komitmen mereka mendorong perdamaian di Semenanjung Korea. "Posisi dasar Cina mengenai masalah Semenanjung Korea tetap tidak berubah," ucap Mao Ning.
Sementara mengenai hasil pertemuan puncak trilateral ke-9 antara China, Jepang dan Korsel pada Senin (27/5/2024), Mao Nng mengatakan ,ketiga negara menegaskan kembali posisi masing-masing mengenai perdamaian dan stabilitas regional dan denuklirisasi Semenanjung Korea.
"Ketiga pemimpin sepakat untuk terus melakukan upaya positif untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan mengupayakan penyelesaian lewat jalur politik soal Semenanjung Korea demi menguntungkan semua pihak. Hal itu memerlukan upaya konstruktif dari semua pihak," ujar Mao Ning.
Cina adalah mitra dagang terbesar dan sekutu diplomatik penting bagi Korut. Cina sejak lama tidak berkomentar atas Pyongyang mengenai uji coba senjatanya dan malah berkomentar mengenai latihan bersama Amerika Serikat (AS) dan Korsel yang dinilai dapat meningkatkan ketegangan.
Pyongyang sebelumnya memberi tahu Jepang tentang rencana peluncuran satelit sebelum 4 Juni dan menetapkan tiga wilayah, di mana puing-puing roket akan jatuh, sebagai tindakan pencegahan demi keselamatan. Peluncuran terjadi pada hari pertama dari jendela peluncuran delapan hari.
Korut juga berencana meluncurkan tiga satelit ke orbit tahun ini. Pada November 2023, mereka berhasil menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit. Aksi itu menuai kecaman dari komunitas internasional termasuk AS yang menuding tindakan itu jelas-jelas melanggar sanksi PBB.
Adapun PBB melarang Korut meluncurkan satelit apa pun karena menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauh. Korut dengan tegas menyatakan mereka mempunyai hak untuk meluncurkan satelit dan menguji rudal.