AS Desak Israel Investigasi Serangan Mematikan di Rafah, Tetap tak Ubah Kebijakan
Tidak ada perubahan kebijakan AS terhadap konflik Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk melakukan penyelidikan internal setelah Tel Aviv melancarkan serangan udara mematikan di kamp pengungsi di Rafah akhir pekan lalu. Serangan tersebut menewaskan dan melukai puluhan warga sipil Palestina.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan AS segera menghubungi Israel ketika berita mengenai serangan itu tersiar untuk mengungkapkan keprihatinan mendalam atas apa yang terjadi, meminta informasi lebih lanjut, dan mendesak Tel Aviv untuk melakukan penyelidikan penuh.
Miller mengatakan AS juga telah mencatat klaim Israel bahwa insiden itu mungkin disebabkan oleh serangan terhadap gudang amunisi kelompok pejuang Palestina, Hamas.
“Tidak jelas bagi saya apakah mereka benar-benar mengetahuinya, tetapi mereka perlu mencari tahu, mereka perlu melakukan penyelidikan. Kami akan menunggu penyelidikan tersebut dan menekan mereka untuk memastikan bahwa hasil penyelidikan disajikan secara terbuka dan secara transparan kepada kami dan dunia,” kata dia kepada wartawan, Selasa (28/5/2024).
Meskipun menuntut penyelidikan internal ke Israel, Miller menegaskan bahwa tidak ada perubahan kebijakan AS terhadap konflik Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Sedikitnya 45 korban tewas dan hampir 250 orang terluka dalam serangan di dekat pangkalan logistik badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan, Ahad (26/5/2024), kata kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza.
Serangan itu terjadi meskipun ada keputusan Mahkamah Internasional pekan lalu, yang memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari konflik yang semakin memburuk.