Suroto Ungkap Pertanyaan Penyidik ke Terduga Pembunuh Vina Saat Olah TKP

Suroto mengungkapkan, di titik persis lokasi penemuan korban tidak terdapat CCTV.

Dok Republika
Suroto, orang yang pertama menolong Eky dan Vina, saat menunjukkan lokasi ditemukannya Eky dan Vina di jembatan flyover Talun, Cirebon, Kamis (6/6/2024).
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembununan Vina masih menarik perhatian publik. Vina dan Muhammad Rizky atau Eky pertama kali ditemukan tergeletak bersimbah darah di jembatan fly over Talun, Cirebon, pada 27 Agustus 2016 malam.

Baca Juga


Keberadaan keduanya saat itu diketahui oleh para pengendara yang melintas dan disangka sebagai korban kecelakaan. Namun, tak ada pengendara yang berani untuk menolong.

Suroto, seorang perangkat Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, yang mengetahui adanya keramaian itupun segera mendekat. Dia melihat ada dua korban, terdiri dari laki-laki dan perempuan (Eky dan Vina), yang tergeletak di jalan.

"Posisinya semuanya telentang di jalan,’’ ujar Suroto, saat ditemui di jembatan fly over Talun, Kamis (6/6/2024).

Suroto pertama kali mendekati korban laki-laki, yang kemudian diketahui bernama Eky. Menurutnya, posisi tubuh Eky saat itu menempel di trotoar (median jalan).

Suroto berusaha membangunkan Eky. Namun, Eky saat itu tidak merespon dan diperkirakan sudah meninggal dunia.

Suroto lantas beralih pada Vina, yang jaraknya sekitar lima meter dari tubuh Eky. Berbeda dengan Eky yang tubuhnya menempel di trotoar, tubuh Vina saat itu berjarak sekitar dua meter dari trotoar sehingga agak ke tengah jalan.

Di titik trotoar yang sejajar dengan tubuh Vina itu, terdapat sebuah tiang. "Kalau bisa ngomong, tiang ini saksinya. Vina di situ (sambil menunjuk titik ditemukannya tubuh Vina). Tiang ini jadi saksi bisu,’’ ungkap Suroto.

Selain kedua korban, lanjut Suroto, pada jarak sekitar enam meter dari tubuh Vina, juga tergeletak sebuah sepeda motor matic. Seperti Vina, sepeda motor itupun berjarak sekitar dua meter dari trotoar sehingga posisinya agak ke tengah jalan.

"Jadi antara dua korban dan sepeda motor jaraknya tidak saling berdekatan. Di sinilah saya menyampaikan, tidak ada rekayasa, asli sebenarnya di sini,’’ tegas Suroto.

Suroto mengungkapkan, di titik persis lokasi penemuan korban tidak terdapat CCTV. Menurutnya, letak CCTV posisinya agak ke tengah.

"Di sini gak ada CCTV, adanya di tengah. Punya Jasa Marga. Itu nunjuknya ke jalan tol. Cuma gak tahu bisa ngambil ke sini atau gak,’’ ungkap Suroto.

Suroto mengungkapkan, kondisi Eky dan Vina saat itu dipenuhi luka-luka yang parah. Bahkan, darah mereka mengalir di jalanan yang posisinya menurun akibat terbawa aliran hujan gerimis.

"Kondisi dua-duanya parah, banyak luka. Mukanya udah hancur, dalam arti lebam semua, udah gak kelihatan muka, udah penuh luka semua,’’ kata Suroto.

Terungkap pertanyaan penyidik 

 

Menurut Suroto, saat itu Vina masih hidup. Vina pun meminta tolong kepadanya. "Dia minta tolong, tolong, tolong. Saya bilang, iya De, sabar ya, mobilnya lagi meluncur ke sini. Nanti dibawa ke rumah sakit. Iya, tolong tolong. Gak lama kemudian mobil datang, baru kita evakuasi ke RS Gunung Jati,’’ tutur Suroto.

Tak hanya dipenuhi luka, Suroto mengatakan, pakaian Vina juga sudah dalam kondisi yang tidak semestinya. "Saya datang ke situ, roknya nyilak, kemaluannya kelihatan. Celana dalamnya tidak sesuai yang kita pakai umumnya, melorot di paha. Terus celana itu saya naikin, tapi gak pas. Terus langsung saya tutupin lagi pakai jaket,’’ ucap Suroto.

Saat itu, Suroto hanya mengetahui keduanya merupakan korban kecelakaan. Namun dalam hati kecilnya dia merasa heran karena kondisi keduanya sangat parah. Selain itu, sepeda motor mereka juga tidak mengalami kerusakan.  "Motor masih utuh, masih layak dipakai,’’ tutur Suroto.

Pertanyaan Suroto pun terjawab karena polisi kemudian menyatakan Vina dan Eky sebagai korban pembunuhan. Bahkan, sekitar dua hari setelah peristiwa terebut. dia dipanggil oleh polisi dan diajak ke lokasi di dekat SMPN 11 Kota Cirebon. "Saya diajak ngikut untuk olah TKP di belakang showroom, di kebun," ucap Suroto.

Suroto mengatakan, di lokasi tersebut sudah ada dua orang yang dibawa oleh petugas. Namun, dia tidak mengetahui identitas kedua orang tersebut.

Suroto juga tidak mengenali wajah keduanya karena kondisi malam hari yang gelap dengan penerangan yang minim. Dia mengatakan, penerangan saat itu hanya bersumber dari lampu senter handphone.

"Cuma aku denger, (petugas tanya) kamu pukul pakai apa? Kamu bacok pakai apa?,’’ kata Suroto, menirukan ucapan petugas.

Suroto menduga dua orang tersebut merupakan pelaku pembunuhan Vina dan Eky. Pasalnya, mereka menjawab pertanyaan petugas soal pemukulan kepada korban.

"(Petugas tanya) kamu pukul pakai apa? (Dijawab) balok. (Petugas tanya) baloknya dibuang ke mana? Ya wis nyari-nyari di situ,’’ ungkap Suroto. 

Kasus ini kembali mencuat setelah film berjudul Vina: Sebelum 7 Hari mendapat perhatian publik karena kasus tersebut masih menyisakan tiga tersangka yang belum tertangkap.

Pada tanggal 21 Mei 2024, Polda Jawa Barat telah menangkap sosok yang diduga otak dari kasus pembunuhan Vina dan Eky, yaitu tersangka Pegi Setiawan alias Perong.

Direktur Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Pol. Surawan mengatakan bahwa hanya Pegi Setiawan yang menjadi DPO selama ini. Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan.

Kombes Pol. Surawan menuturkan bahwa tidak menutup kemungkinan jika ada dugaan tersangka lainnya di luar mereka yang sudah diamankan. Dalam hal ini, penyidik siap melakukan pendalaman kembali.

Namun penetapan Pegi memicu kontroversi. Sejumlah saksi menyatakan Pegi berada di Bandung saat aksi pembunuhan, bukan di Cirebon.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler