IDEAS: Potensi Ekonomi Kurban Capai Rp 28,2 Triliun

Kelompok pekurban kelas menengah berpotensi turun 7 persen.

Republika/Thoudy Badai
Penjual hewan kurban menunjukan kondisi tanda layak kurban dengan memperlihatkan gigi sapi saat dijajakan di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (10/6/2024). Menurut penjual hewan kurban, permintaan terhadap hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha mengalami kenaikan hingga 85 persen dengan harga kisaran Rp25 juta hingga Rp40 juta.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menyatakan kurban yang dijalankan masyarakat Indonesia tahun 2024 memiliki potensi ekonomi sebesar Rp 28,2 triliun.

Sementara itu, jumlah kelompok masyarakat yang berpotensi ikut kurban (pekurban) pada 2024 mencapai 2,16 juta rumah tangga.

Peneliti IDEAS Tira Mutiara dalam keterangannya beberapa waktu lalu, menyatakan potensi kurban tahun 2024 meningkat lebih dari Rp 3,5  triliun rupiah dibandingkan tahun lalu (2023) yang mencapai Rp 24,5 triliun dari 2,08 juta rumah tangga. Selain itu, pada 2024 juga ada kenaikan jumlah pekurban sekitar 80 ribu.

Penjual hewan kurban memberi pakan sapi yang dijajakan di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (10/6/2024). Menurut penjual hewan kurban, permintaan terhadap hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha mengalami kenaikan hingga 85 persen dengan harga kisaran Rp25 juta hingga Rp40 juta. - (Republika/Thoudy Badai)

Tira mengatakan kebutuhan terbesar dari 2,16 juta kelompok masyarakat yang berkurban adalah kambing-domba sekitar 1,21 juta ekor, sedangkan sapi-kerbau sekitar 587 ribu ekor.

Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20 kg sampai 80 kg dengan berat karkas 41 persen serta berat sapi-kerbau antara 250 kg sampai 750 kg dengan berat karkas 57 persen, maka potensi ekonomi kurban 2024 dari sekitar 1,79 juta hewan ternak itu setara dengan 117,2 ribu ton daging.

Pekurban kelas menengah berpotensi turun..
Baca Juga


 
 

Walaupun secara umum potensi ekonomi dari kurban yang dijalankan masyarakat Indonesia mengalami kenaikan, namun kelompok masyarakat yang berpotensi kurban kambing-domba dengan bobot 20 kg hingga 40 kg per ekor turun.

"Turun sekitar tujuh persen dari 734 ribu menjadi 709 ribu pekurban, kelompok itu merupakan masyarakat kelas menengah,” kata Tira.

Secara kontradiktif, pihaknya pun menemukan adanya kenaikan data masyarakat yang berpotensi berkurban sapi-kerbau dengan berat sekitar 750 kg per ekor, yang rata-rata berasal dari masyarakat kelas kaya."Naik sekitar 21 persen dari 63,9 ribu menjadi 77,6 ribu pekurban,” kata Tira.

Kondisi ekonomi saat ini dengan banyaknya fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tingginya pengangguran diduga menjadi penyebab stagnasi bahkan penurunan signifikan yang terjadi pada kelompok masyarakat kelas menengah yang menjalankan kurban.

Infografis hikmah kurban - (Dok Republika)

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler