Biden Akui Usia Buat Penampilan di Debat tak Maksimal, tapi tidak Mau Mundur
Biden optimistis bisa memenangkan Pilpres AS.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengakui ada persoalan usia dan penampilannya yang kurang maksimal pada debat pertama pemilu presiden AS saat menghadapi mantan presiden Donald Trump Kamis (27/6).
Meski demikian, Biden menegaskan tidak akan mundur dan bertekad memenangkan pilpres November mendatang.
“Saya tahu saya tidak lagi muda. Jalan saya tidak semulus dulu, bicara dan debat saya pun tak selancar dulu, tapi saya tahu bagaimana cara menyampaikan kebenaran,” kata Biden, Jumat (28/6).
Pernyataan itu lontarkan di hadapan para pendukungnya selama kampanye di Raleigh, North Carolina.
“Saya tentunya tak akan maju lagi kalau saya tidak yakin sepenuh hati akan dapat terus bekerja sebagai presiden. Taruhannya terlalu besar,” kata dia, menambahkan.
Biden tampak terbata-bata dan kehilangan alur pikirannya saat menghadapi Trump dalam debat kemarin hingga semakin membuat kalangan pendukung meragukan kelayakannya memimpin untuk empat tahun ke depan.
Usai debat itu, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa ia merasa “sulit berdebat dengan seorang pembohong”. Ia merujuk pernyataannya itu pada Trump, dan menyebut sang mantan presiden berbohong 26 kali.
Ketika ditanya apakah dirinya menderita flu, ia menjawab singkat, “Tenggorokan saya sakit.”
Gedung Putih kemudian mengkonfirmasi bahwa Biden memang mengalami flu dan sakit tenggorokan saat hari debat.
“Namun, hasil tes COVID-19 Biden negatif,” kata juru bicaranya, Karine Jean-Pierre.
Sementara itu, Direktur Komunikasi Tim Kampanye Biden Michael Tyler mengatakan strategi kampanye “tak akan berubah sama sekali” seusai debat tersebut.
Tyler pun menegaskan komitmen Biden untuk kembali menghadapi Trump pada debat selanjutnya, September mendatang.
“Joe Biden akan kembali ikut debat pada 10 September, kita lihat apa Trump juga demikian,” kata Tyler.