Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas Wafat, Apakah akan Digelar Tahlilan Doakan Almarhum?
Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas Wafat pada Kamis (11/7/2024)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas wafat di Bogor, Jawa Barat pada Kamis (11/7/2024). Dalam pesan yang diterima Republika.co.id, Ustadz Yazid wafat pada usia 61 tahun itu akan dimakamkan di Bogor. Apakah akan digelar tahlilan untuk mendoakan almarhum?
Semasa hidup, dalam ceramahnya, Ustadz Yazid ditanya bagaimana jika anggota keluarga yang meninggal mengadakan tahlilan. Ustadz Yazid menjawab, harus berusaha menasehatinya.
"Tanya kepada mereka (keluaga yang mengadakan tahilan) dalilnya ada atau tidak tahlilan itu?" kata Ustadz Yazid dalam video yang diunggah saluran Youtube Bangkit TV pada 5 Juli 2020.
Ustadz Yazid menyampaikan, di zaman Nabi Muhammad SAW, yang pertama beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah istrinya bernama Khadijah. Khadijah adalah istri yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW.
"(Khadijah) meninggal dunia, apakah Nabi mengadakan tahlilan? Tidak. Anak Nabi meninggal, Nabi masih hidup semua anaknya meninggal kecuali satu, Nabi tidak mengadakan tahlilan buat anaknya," ujar Ustadz Yazid.
Ustadz Yazid juga menyampikan sahabat Nabi Muhammad SAW meninggal saat Nabi masih hidup. Nabi Muhammad SAW tidak mengadakan tahlilan. Maka dalilnya mana?
Ustadz Yazid mengatakan, ketika Nabi Muhammad SAW meninggal. Apakah yang mengadakan tahlilan untuk Nabi selama tujuh hari, 40 hari, 100 hari, 1.000 hari, tidak ada.
Dia menerangkan, jika ada pendapat Imam Syafi'i soal tahlilan, di mana pendapatnya. Jadi ini perbuatan yang diada-adakan, karena tidak ada dalil dan hujjahnya.
Ustadz Yazid menambahkan, bahkan sahabat Nabi sepakat berkumpulnya orang di tempat kematian dan makan-makan di tempat kematian termasuk meratap. Meratap hukumnya haram."Meratap termasuk perbuatan jahiliyah," ujar Ustadz Yazid.
Demikian pendapat...
Demikian pendapat Ustadz Yazid soal hukum tahlilan. Menurutnya, tahlilan tidak dipraktikan oleh Nabi Muhammad SAW ketika istri, anak-anak dan sahabat Nabi wafat.
Dalam video pada saluran Youtube Dakwah Vidgram yang diunggah pada 24 Juli 2023, Ustadz Yazid juga berpendapat soal tahlilan.
Menurutnya, dalam tahlilan membaca La ilaha illallah, membaca Alquran, membaca doa di tempat kematian sesudah kematian. Ada apanya? Ada sesuatu di situ?
"Ada makan-makan, kalau tidak ada makan-makan sepi itu (tahlilan)," ujar Ustadz Yazid
Ustadz Yazid mengatakan, tanya kepada kiai dan Ustadz, apakah ada dalilnya tahlilan. Kalau dijawab oleh kiai dan Ustadz, tahlilan itu baik. Tanya mereka apakah ada dalilnya? Karena antum melakukan tahlilan untuk mendapatkan ganjaran pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.
"Dalilnya ada atau tidak? Kita tanya dalilnya ada atau tidak? Kalau tidak ada (dalilnya) jangan diikuti," ujar Ustadz Yazid.
Dalam video pada saluran Youtube AyooNgaji yang diunggah pada 7 November 2017, Ustadz Yazid juga menjelaskan hukum mengirim Al-Fatihah untuk orang yang meninggal dunia.
Ustadz Yazid ditanya, bagaimana kalau datang ke kuburan orang tua kemudian membaca Al-Fatihah.
Ustadz Yazid menjelaskan membaca Al-Fatihah untuk orang yang meninggal tidak ada contohnya. Imam Syafi'i berpendapat tidak bisa orang mengirimkan bacaan atau pahala kepada orang yang meninggal, tidak akan sampai.
Dia mengatakan...
Dia mengatakan, masalah ibadah kembali kepada masing-masing orang. Jadi kalau mengirim Al-Fatihah ke orang yang meninggal tidak akan sampai.
"Kadang orang sudah meninggal dibacakan Alquran, orang disuruh membaca Alquran di mana? Di rumah, bukan baca Alquran di kuburan," ujar Ustadz Yazid.
Ustadz Yazid menegaskan, Alquran diturunkan oleh Allah untuk ancaman kepada orang hidup atau orang mati? Alquran diturunkan Allah untuk mengancam orang yang hidup, bukan orang yang mati.
"Kok orang mati dibacakan Alquran, manfaatnya apa?" ujar Ustadz Yazid dalam ceramahnya.
Ustadz Yazid mengatakan, tidak ada para sahabat Nabi yang membaca Alquran di kuburan. Kemudian tidak ada yang mengirim Al-Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW.
"Dari mana dalilnya mengirim Al-Fatihah untuk Nabi, yang disuruh adalah kita membaca shalawat kepada Nabi, bukan membaca Al-Fatihah, kenapa tidak Al-Baqarah, kenapa tidak Ali-Imron, kenapa tidak An-Nisa, kok Al-Fatihah," jelas Ustadz Yazid.
Ustadz Yazid menegaskan, tidak ada dalilnya di Alquran maupun di hadis Nabi yang shahih, tidak ada para sahabat kumpul membaca Al-Fatihah untuk Nabi. "Tidak ada riwayat yang demikian," ujar Ustadz Yazid.