Terungkap Data Ekonomi Israel ‘Kolaps’, 40 Ribu Unit Bisnis Tutup Sejak 7 Oktober

Ekonomi Israel bisa semakin hancur jika perang skala penuh dengan Hizbullah terjadi.

AP Photo/Leo Correa
Bendera Israel berkibar di samping api yang berkobar di kawasan dekat perbatasan dengan Lebanon, Israel utara di Safed, Rabu, 12 Juni 2024.
Rep: Andri Saubani Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Koran berbahasa Ibrani, Maariv, pada Rabu (10/7/2024), melaporkan sekitar 40 ribu unit bisnis di Israel terpaksa ditutup sebagai akibat dari perang berkepanjangan di Gaza. Maariv seperti dilansir The Cradle menggambarkan kondisi ini sebagai 'kolapsnya' ekonomi Israel.

Baca Juga


"Ini adalah angka yang sangat tinggi yang meliputi banyak sektor. Sekitar 77 persen unit bisnis yang sudah tutup sejak awal perang, atau sekitar 35 ribu unit bisnis, adalah bisnis kecil yang terdiri dari lima pegawai, dan yang paling rapuh di ekonomi (Israel)," kata Yoel Amir, CEO dari sebuah firma layanan informasi dan risiko pinjaman, CofacaBdi kepada Maariv

Laporan Maariv menambahkan, bahwa "industri yang paling rapuh adalah sektor konstruksi, dan sebagai akibatnya juga berdampak pada seluruh ekosistem yang beroperasi; keramik, AC, bahan bangunan, dan lainnya -- semua ini terdampak signifikan," menurut data pemeringkatan risiko CofaceBdi.

Sektor perdagangam juga terdampak parah. Di sektor ini termasuk sektor jasa pelayanan yakni fashion, furnitur, peralatan rumah tangga, hiburan, transportasi, dan turisme.

Israel kini dalam situasi di mana "hampir tidak ada turis manca negara," kata laporan Maariv, sambil menambahkan, "kehancuran bisnis terjadi di semua daerah, dan hampir tidak ada sektor tersisa."

Indonesia Impor Apa dari Israel? - (Republika)

 

Termasuk sektor agrikultur, utamanya terletak di selatan dan utara Israel -- yang keduanya adalah dua zona utama perang yang terancam dari serangan para pejuang Palestina dan Hizbullah. Sektor pertanian berkontribusi signifikan terhadap kehancuran ekonomi Israel.

Yoel Amir memperkirakan bahwa 60 ribu unit bisnis di Isarael akan ditutup pada akhir 2024. Belakangan, serangan Hizbullah telah memberikan dampak parah pada sektor bisnis dan pendidikan di utara Israel. Puluhan ribu warga pendudukan Israel pun telah dipaksa untuk mengungsi. 

"Tujuan kami menghancurkan ekonomi musuh... telah tercapai," kata pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah pada Rabu.

Serangan demi serangan yang dilancarkan pejuang Houthi di laut Yaman juga berkontribusi pada kehancuran ekonomi Israel. Pendapatan dari pelabuhan-pelabuhan utama seperti Eilat telah turun signifikan. Pada akhir 2023, PDB Israel terjun bebas hingga hampir 20 persen.

Ancaman eskalasi perang dengan Hizbullah juga membuat pemangku kepentingan ekonomi Israel khawatir, yang mana perang skala penuh akan bisa membuat ekonomi Israel terjerembab makin dalam. Apalagi, Hizbullah lewat video peringatannya belakangan mendemonstrasikan kemampuan mereka menyerang langsung infrastruktur-infrastruktur energi Israel seperti tempat penyulingan minyak dan gas.

Komik Si Calus : Boikot - (Daan Yahya/Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler