Asosiasi Ojol Minta Gojek Pertimbangkan Sanksi Driver yang Cekcok dengan Awkarin
Asosiasi menilai baik driver Gojek maupun Awkarin salah dalam kasus ini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persoalan antara driver Gojek dengan selegram Awkarin menuai reaksi dari banyak pihak, termasuk asosiasi taksi dan ojek daring, Perkumpulan Armada Sewa (PAS) Indonesia. Ketua Umum PAS Indonesia Wiwit Sudarsono berharap Gojek lebih bijaksana dalam mengambil keputusan
"Kami prihatin dengan kasus tersebut. Kami juga sangat menyayangkan sanksi terberat yang diberikan Gojek kepada mitranya," ujar Wiwit saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (18/7/2024).
BACA JUGA: Akhirnya Buka Suara, Zainul Maarif Ceritakan Perbincangannya dengan Presiden Israel
Wiwit menilai Gojek selaku aplikator seharusnya tidak memberikan sanksi putus mitra. Wiwit menyebut Fikri dan Awkarin masing-masing memiliki kesalahan dalam kasus tersebut.
"Saya berharap Gojek dapat mempertimbangkan kembali sanksi yang telah diberikan kepada saudara Fikri selaku mitra Gojek," ucap Wiwit.
Wiwit mengaku telah melihat hasil investigasi dan mediasi oleh Gojek yang menyebut adanya ancaman dari Fikri kepada Awkarin. Wiwit menilai tidak ada unsur kata-kata yang mengancam dalam riwayat percakapan antara Fikri dan Awkarin.
"Panggil teman-teman Lu yang cowok, kita ketemuan, itu bisa saja agar teman-teman cowok selebgram itu bisa menjadi penengah atau diajak ngopi. Ancaman itu kalau driver ojol melakukan chat yang kata-katanya dapat membahayakan keselamatan selebgram tersebut," sambung Wiwit.
Wiwit meminta Gojek lebih jernih dalam melihat persoalan di lapangan. Terkadang, lanjut Wiwit, banyak persoalan yang tidak murni karena kesalahan driver ojol, melainkan juga customer.
Wiwit mengingatkan mitra tersebut memiliki keluarga yang menggantungkan hidupnya dari ojol. Wiwit mengatakan aplikator bisa tumbuh besar tak hanya karena kontribusi customer, melainkan juga perjuangan mitranya di lapangan.
"Dalam kasus ini, customer juga salah, tidak menjawab telepon dari driver meskipun hanya selisih tiga menit," ucap Wiwit.
Wiwit menjelaskan pengambilan pesanan makanan melewati sejumlah proses yang cukup panjang. Wiwit mengatakan driver harus antre cukup lama bahkan kerap membayar biaya parkir.
"Waktu tiga menit bagi driver ojol sangat berharga karena order Gofood itu lebih banyak memakan waktu, apalagi kalau driver mengejar insentif yang diberikan aplikator yang berbatas waktu, misal dari jam 09.00 - 21.00 harus mendapatkan 20 orderan," lanjut Wiwit.
Customer diharapkan tidak....
Wiwit juga meminta customer tidak asal dalam memberikan penilaian. Banyak driver, lanjut Wiwit, yang mengeluh karena mendapat bintang 1 tanpa alasan yang jelas.
"Customer juga harus tahu arti bintang dalam memberikan penilaian, lebih baik tidak usah kasih bintang kalau tidak tahu maksudnya daripada asal kasih bintang," kata Wiwit.
Seorang driver ojol, Prima, berharap kasus ini tidak menyurutkan kepercayaan masyarakat terhadap ojol. Prima mengatakan peristiwa yang melibatkan publik figur memiliki dampak terhadap ojol lain.
"Dengan kejadian itu banyak driver Gojek tertimpa dampaknya orderan sepi karena mungkin costumer takut pesan dan mendapat perlakuan serupa," ucap Prima.
Pria berusia 25 tahun itu menilai hal ini akan merugikan banyak driver yang menggantungkan hidupnya dari ojol tersebut. Prima juga berharap Gojek memiliki perhatian yang sama untuk customer maupun driver.
Prima mencontohkan sistem penilaian bintang 1 yang diberikan customer mendapat respons yang cukup cepat dari Gojek. Respons tersebut berbeda saat driver memberikan komplain terhadap customer.
"Driver juga bisa kasih bintang ke customer, tapi keluh kesah driver selalu slow respons dibandingkan costumer," ucap Prima.
Prima berharap peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi driver dan customer. Prima menyebut driver dan customer harus sama-sama saling menghargai agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari.
"Kita sih berharap tetap banyak yang order Gojek karena kita bergantung sehari-hari ya dari Gojek ini," kata Prima.