Joany: Sang Pengendus Andal yang Temukan Narkotika di Lambung Kapal

Kinerja Joany dan Ramber dalam sea patrol dog menunjukkan hasil memuaskan.

Bea Cukai
Joany berhasil mengungkap keberadaan narkotika berjenis methamphetamine atau sabu-sabu yang disamarkan dalam 106 bungkus teh China di dalam area tangki bahan bakar minyak (BBM).
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joany, si kecil nan tangkas dari Batam, adalah seekor anjing K-9 ras jagdterrier berjenis kelamin jantan yang saat ini bertugas di Unit K-9 KPU Bea Cukai Batam. Joany berhasil mengungkap keberadaan narkotika berjenis methamphetamine atau sabu-sabu yang disamarkan dalam 106 bungkus teh China di dalam area tangki bahan bakar minyak (BBM).

Baca Juga


Anjing jenis jagdterrier memang dipercaya memiliki kemampuan eksplorasi dan berburu yang tinggi. Joany sendiri memiliki kemampuan mengendus narkotika yang baik, terbukti dari kegiatan operasi gabungan patroli laut yang dilaksanakan oleh Direktorat Interdiksi Narkotika, Bea Cukai Batam, Unit K-9 Bea Cukai Batam, Kanwil Khusus Bea Cukai Kepulauan Riau, Pangkalan Sarana Operasi (PSO) Bea Cukai Batam, PSO Bea Cukai Tanjung Balai Karimun, bersama BNN RI dan BNN Provinsi Kepulauan Riau.

Frit Alexander atau akrab disapa Xander selaku pawang Joany mengungkapkan bahwa Tim K-9 mendapatkan informasi dan perintah untuk mengikuti patroli laut dalam rangka pencarian kapal target. Pagi itu, pada Sabtu (13/7/2024), Xander sedang melaksanakan rutinitas bermain bersama Joany diminta siaga untuk mengikuti program sea patrol dog karena Tim Penindakan Bea Cukai Batam mendapatkan informasi dari BNN RI mengenai penyelundupan narkotika dengan sarana pengangkut berupa kapal tipe landing craft transport (LCT).

Sea patrol dog adalah program spesialisai unggulan Unit K-9 Bea Cukai sebagai WCO RDTC A-P (Word Customs Organization Regional Dog Training Center Asia Pasific), maksud dan tujuan program sea patrol dog adalah untuk membentuk anjing pelacak (K-9) yang siap ikut patroli laut dalam upaya pemberantasan penyelundupan narkotika yang masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui jalur perairan.

Dalam program sea patrol dog, Tim K-9 dikomandoi oleh Brian Rinaldi dengan mengajak tiga anggota, yaitu Parosi Situmorang, Xander selaku pawang K-9 (Joany), dan Dirgahayu Karo Sekali atau Dirga selaku pawang K-9 (Ramber). “Saya bersama Tim K-9 siaga untuk menunggu arahan lebih lanjut mengenai patroli laut,” ujar Brian.

Tiba tengah hari, tim gabungan mendapatkan informasi terdapat kapal berjenis LCT bernama “Legend Aquarius” yang dicurigai membawa narkotika di perairan Pongkar, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Pada malam hari menjelang tengah malam, tim gabungan termasuk di dalamnya Tim K-9 Bea Cukai Batam bertemu dengan kapal target. Kapal tersebut selanjutnya digiring ke Pelabuhan Sekupang Makmur Abadi Batam untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Suhu dingin di perairan Pongkar tidak menyurutkan tim gabungan untuk melakukan penyisiran dan pelacakan di seluruh area kapal. Joany dan Ramber selaku anjing K-9 yang bertugas akan menunjukkan atensi, kemudian memberikan respons saat mengendus keberadaan narkotika. Saat patroli laut berlangsung, Joany menunjukkan atensi pada area pintu tangki BBM.

“Xander melaporkan K-9 Joany menunjukkan atensi pada salah satu tangki minyak,” ujar Brian selaku Ketua Tim K-9.

Setelah dilakukan pemeriksaan, tim gabungan menemukan 106 bungkus sabu-sabu dengan berat total kurang lebih 106 kilogram yang dikemas sebagai teh Tiongkok dan disembunyikan pada kompartemen palsu di tangki bahan bakar.

Direktur Interdiksi Narkotika, R Syarif Hidayat, mengungkapkan Tim K-9 Bea Cukai Batam dengan anjing pelacak (K-9) Joany dan Ramber telah mampu melaksanakan program sea patrol dog dengan baik terbukti kedua K-9 tersebut mampu menunjukkan performa pelacakan kapal di perairan yang baik dan mampu menunjukkan atensi pada lokasi di mana narkotika tersebut disembunyikan di dalam kapal.

Joany dan Ramber mendapatkan spesialisasi sea patrol dog setelah mengikuti program penelitian dan pengembangan pelatihan anjing pelacak sea patrol dog pada tahun 2023. Program penelitian dan pengembangan tersebut bertujuan untuk menciptakan kemampuan baru yaitu anjing pelacak yang mampu hidup di atas kapal selama beberapa hari dan mampu melakukan pelacakan ketika mengintersep kapal target di tengah perairan. Joany dan Ramber dipilih dalam program penelitian dan pengembangan tersebut karena mempunyai karakter yang andal serta memiliki ukuran badan yang kecil sehingga akan memudahkan dalam perpindahan antarkapal.

“Kinerja Joany dan Ramber dalam sea patrol dog menunjukkan hasil memuaskan. Walau demikian, kami berharap dapat meningkatkan kinerja anjing pelacak dalam mendeteksi narkotika melalui berbagai inisiatif dan program,” ujar Syarif.

Syarif menjelaskan terdapat beberapa inisiatif dan program yang dicanangkan dan sedang dijalankan, seperti optimasi peran anjing pelacak dalam mendeteksi narkotika dalam program “Container Examination Dog”, pelatihan mendeteksi narkotika pada tubuh manusia, jalin kemitraan personal manusia-animals untuk pawang dan anjingnya, serta pengembangan fasilitas kesehatan dan sarana latihan untuk anjing pelacak.

“Turut sertanya Tim K-9 Bea Cukai Batam dalam tim gabungan merupakan komitmen kami dalam melindungi masyarakat dari bahaya peredaran narkotika dan sejalan dengan tugas dan fungsi Bea Cukai sebagai community protector,” ujar Syarif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler