Joe Biden Pamit Mundur dari Pilpres AS 2024
Joe Biden akhirnya takluk pada tekanan rekan separtai untuk tak maju lagi.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan mundur dari pencalonan Gedung Putih tahun 2024 pada Ahad. Hal ini mengakhiri upayanya untuk terpilih kembali menyusul penampilan buruk dalam debat kandidat capres melawan Donald Trump yang menimbulkan keraguan tentang kelayakannya untuk menjabat kembali.
Biden mundur hanya empat bulan sebelum pemilihan presiden (pilpres) AS digelar. Keputusan Biden ini diambil setelah muncul dorongan banyak anggota parlemen dari Partai Demokrat mendesaknya untuk mundur dari pencalonan setelah debat tersebut.
Biden yang berusia 81 tahun, dalam unggahannya di X, mengatakan dia akan tetap menjalankan perannya sebagai presiden dan panglima tertinggi sampai masa jabatannya berakhir pada Januari 2025 dan akan berpidato di hadapan masyarakat pekan ini. Dia tidak terlihat di depan umum sejak dinyatakan positif Covid-19 minggu lalu dan menjalani isolasi di rumahnya di Pantai Rehoboth, Delaware.
“Meskipun niat saya adalah untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin ini demi kepentingan terbaik partai dan negara saya jika saya mundur dan fokus hanya pada memenuhi tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," tulis Biden.
Biden kemudian mengumumkan bahwa ia mengajukan wakil presiden Kamala Harris sebagai penggantinya untuk bersaing melawan kandidat Partai Republik Donald Trump. Meski didukung Biden, Harris masih harus menjalani konvensi Partai Demokrat sebelum resmi dicalonkan.
Jika secara resmi diusung Demokrat, Harris (59) akan menjadi perempuan kulit hitam pertama yang mencalonkan diri untuk memimpin partai besar dalam sejarah AS. Seorang mantan jaksa agung California dan mantan senator AS, dia gagal mencalonkan diri sebagai presiden melawan Biden pada tahun 2020.
“Niat saya adalah mendapatkan dan memenangkan nominasi ini,” kata Harris dalam sebuah pernyataan. “Saya akan melakukan segala daya saya untuk menyatukan Partai Demokrat – dan mempersatukan bangsa kita – untuk mengalahkan Donald Trump.”
Kampanye Biden berada di ujung tanduk sejak debat pada 27 Juni melawan mantan Presiden Trump (78). Dalam debat itu Biden terbata-bata, tampak melamun, dan beberapa kali kesulitan menyelesaikan kalimatnya.
Oposisi dari dalam partai Biden semakin meningkat selama seminggu terakhir dengan 36 anggota Kongres dari Partai Demokrat – lebih dari satu dari delapan – secara terbuka meminta Biden untuk mengakhiri kampanyenya. Sementara Trump telah menerima nominasi partainya pada konvensi pekan lalu.
Serangan pihak Trump
Sementara, tim kampanye kandidat Partai Republik langsung menuduh Harris berbohong dan menutupi Biden untuk menyembunyikan masalah kesehatannya. “Tetapi setelah debat Presiden Trump, tidak ada lagi yang bisa disembunyikan,” kata penasihat kampanye Jason Miller dalam postingan yang di-retweet oleh akun kampanye Trump di X.
Miller menyebut Trump sebagai presiden, bukan Biden. Miller juga menyarankan agar Kevin O’Connor, dokter presiden, ditanyai mengenai masalah ini.
JD Vance, kandidat wakil presiden AS yang mendampingi Trump juga telah menyerang Harris sebagai reaksi publik pertamanya terhadap dukungan Biden. Pilihan Trump sebagai wakil presiden mengatakan Harris “ ikut menandatangani” kebijakan perbatasan dan iklim Biden, dengan alasan bahwa kebijakan tersebut menaikkan harga perumahan dan bahan makanan.
“Dialah penanggung jawab semua kegagalan ini,” kata Vance di X. “Presiden Trump dan saya siap menyelamatkan Amerika, siapa pun yang menjadi kandidat utama Partai Demokrat,” tambah senator Ohio itu.
Kandidat presiden independen Robert F Kennedy Jr berpendapat bahwa “banyak” orang di AS “takut” bahwa “elite Partai Demokrat akan melakukan kecurangan lagi dalam proses pencalonan agar wakil presiden yang tidak populer bisa menggantikan posisi Presiden Biden”.
“Daripada memilih kandidat yang dipilih oleh elite DNC (Kongres Nasional Demokrat), partai harus menggunakan jajak pendapat netral untuk mengidentifikasi kandidat yang paling mampu mengalahkan Donald Trump,” kata Kennedy Jr, anggota keluarga politik paling terkenal di AS, pada X. “Jika mereka melakukan ini sejak awal, saya tidak akan meninggalkan Partai Demokrat.”