Tak Ada Gaza dalam Pernyataan Obama yang Tanggapi Mundurnya Biden

Obama mencatatkan puja pujinya akan ‘prestasi’ Biden di dunia internasional

AP Photo/Thanassis Stavrakis
Barack Obama
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memutuskan untuk mundur dari kompetisi Pemilu Presiden AS yang akan dihelat tahun ini. Biden disorot tak hanya karena performanya dalam debat, tetapi juga kebijakan luar negerinya yang tidak bisa memadamkan genosida Israel di jalur Gaza. Tidak tanggung-tanggung, banyak komunitas Muslim di berbagai negara bagian menyerukan untuk memboikot presiden yang dijuluki ‘Genocide Joe’ tersebut. Arab American Institute (AAI) bahkan merilis survey pada Mei lalu bahwa dukungan untuk Joe Biden di kalangan Arab Amerika hanya 20 persen.

Meski demikian, pendahulu Joe Biden, Barack Obama, sama sekali tidak menyinggung kelemahan mantan wakil presidennya tersebut dalam pernyataannya yang merespons mundurnya Biden dari kompetisi pemilu presiden. Obama, yang notabene mendapat banyak dukungan komunitas Muslim saat mencatatkan diri sebagai presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat bahkan tidak menyebut satu kata pun tentang Gaza. 

Obama mencatatkan puja pujinya akan ‘prestasi’ Biden di dunia internasional dengan membatasi diri pada: “Secara internasional, ia memulihkan posisi Amerika di dunia, merevitalisasi NATO, dan memobilisasi dunia untuk melawan agresi Rusia di Ukraina.”

Berikut pernyataan lengkap Obama yang ditautkan di akun X centang biru miliknya yakni @BarackObama:

“Joe Biden adalah salah satu presiden Amerika yang paling berpengaruh, serta teman dan mitra yang baik bagi saya. Hari ini, kita juga diingatkan - sekali lagi - bahwa dia adalah seorang patriot dengan tingkat tertinggi.

Enam belas tahun yang lalu, ketika saya memulai pencarian saya untuk menjadi wakil presiden, saya tahu tentang karier Joe yang luar biasa dalam pelayanan publik. Namun, yang lebih saya kagumi adalah karakternya - empatinya yang mendalam dan ketangguhannya yang diperoleh dengan susah payah; kesopanannya yang mendasar dan keyakinannya bahwa setiap orang berharga.

Sejak menjabat, Presiden Biden telah menunjukkan karakter tersebut berulang kali. Dia membantu mengakhiri pandemi, menciptakan jutaan lapangan kerja, menurunkan biaya obat resep, mengesahkan undang-undang keselamatan senjata api pertama dalam 30 tahun, melakukan investasi terbesar untuk mengatasi perubahan iklim dalam sejarah, dan berjuang untuk memastikan hak-hak pekerja untuk berserikat demi mendapatkan upah dan tunjangan yang adil. Secara internasional, ia memulihkan posisi Amerika di dunia, merevitalisasi NATO, dan memobilisasi dunia untuk melawan agresi Rusia di Ukraina.

Lebih dari itu, Presiden Biden mengarahkan kita menjauh dari kekacauan, kebohongan, dan perpecahan selama empat tahun yang menjadi ciri khas pemerintahan Donald Trump. Melalui kebijakan dan teladannya, Joe telah mengingatkan kita akan jati diri kita yang sebenarnya - sebuah negara yang berkomitmen pada nilai-nilai kuno seperti kepercayaan dan kejujuran, kebaikan dan kerja keras; sebuah negara yang percaya pada demokrasi, supremasi hukum, dan akuntabilitas; sebuah negara yang bersikeras bahwa setiap orang, siapa pun mereka, memiliki suara dan berhak mendapatkan kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik.

Rekam jejak yang luar biasa ini memberi Presiden Biden hak untuk mencalonkan diri kembali dan menyelesaikan pekerjaan yang telah ia mulai. Joe memahami lebih baik daripada siapa pun tentang pertaruhan dalam pemilu ini - bagaimana semua yang telah ia perjuangkan sepanjang hidupnya, dan semua yang diperjuangkan oleh Partai Demokrat, akan terancam jika kita mengizinkan Donald Trump kembali ke Gedung Putih dan memberi Partai Republik kendali atas Kongres.

Joe tidak pernah mundur dari pertarungan.. 

 

Saya juga tahu bahwa Joe tidak pernah mundur dari pertarungan. Baginya, melihat lanskap politik dan memutuskan untuk memberikan obor kepada calon baru tentu saja merupakan salah satu hal terberat dalam hidupnya.

Namun saya tahu dia tidak akan mengambil keputusan ini kecuali dia yakin bahwa ini adalah hal yang tepat untuk Amerika. Ini adalah bukti kecintaan Joe Biden pada negara - dan contoh bersejarah dari seorang pelayan publik yang tulus yang sekali lagi mengutamakan kepentingan rakyat Amerika di atas kepentingannya sendiri, yang harus diikuti oleh para pemimpin masa depan.

Kita akan menavigasi perairan yang belum dipetakan di masa mendatang. Namun saya memiliki keyakinan yang luar biasa bahwa para pemimpin partai kami akan mampu menciptakan sebuah proses yang akan menghasilkan calon yang luar biasa. Saya percaya bahwa visi Joe Biden tentang Amerika yang murah hati, makmur, dan bersatu yang memberikan kesempatan bagi semua orang akan terlihat jelas pada Konvensi Partai Demokrat pada bulan Agustus. Dan saya berharap setiap orang dari kita siap untuk membawa pesan harapan dan kemajuan tersebut hingga November dan seterusnya.

Untuk saat ini, Michelle dan saya hanya ingin menyampaikan rasa cinta dan terima kasih kami kepada Joe dan Jill yang telah memimpin kami dengan sangat cakap dan berani selama masa-masa sulit ini - dan atas komitmen mereka terhadap cita-cita kebebasan dan kesetaraan yang menjadi dasar berdirinya negara ini."

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler