Merapi Muntahkan Lava Pijar, Semeru Erupsi, dan Hikmah Gunung dalam al-Ghasyiyah 19

Gunung Merapi dan Semeru berikan banyak manfaat kepada orang-orang sekitar.

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/2/2024).
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNPB menyebutkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir masih dalam batas aman.

Baca Juga


"Kami mendengar bahwa beberapa hari ini ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi, untuk itu kami datang ke sini untuk memastikan kondisi dan kesiapan dalam penanggulangan bencana," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto di Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang, Sleman, Rabu (24/7/2024).

Menurut dia, dalam beberapa waktu ini memang aktivitas Gunung Merapi meningkat signifikan dengan beberapa kali terjadi luncurkan lava pijar dan awan panas guguran yang mengarah di sisi barat daya.

"Namun, luncurkan lava pijar maupun awan panas guguran yang terjadi paling jauh berjarak dua kilometer, sedangkan di sisi barat daya Gunung Merapi pemukiman warga terdekat berjarak delapan kilometer dari puncak," katanya.

Ia mengatakan dengan kondisi tersebut maka saat ini masih dapat dikatakan aman dan masyarakat dapat tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

"Namun, masyarakat yang beraktivitas di lereng Gunung Merapi, terutama yang masuk kawasan rawan bencana (KRB,) tetap harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," katanya.

Suharyanto mengatakan masyarakat di kawasan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, DIY maupun Magelang, Klaten dan Boyolali di Jawa Tengah tidak perlu khawatir yang berlebihan karena setiap ada perkembangan aktivitas vulkajik akan terus diinformasikan kepada masyarakat.

"Selama ini telah terjalin kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dengan instansi terkait seperti Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menyampaikan informasi setiap saat terkait perkembangan Gunung Merapi," katanya.

Sedangkan untuk langkah penanggulangan bencana, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga selalu berkoordinasi dengan BNPB.

Kepala PVMBG Hadi Wijaya yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa pihaknya bersama BPPTKG setiap saat selalu memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi.

"Kami terus melakukan pemantauan setiap hari, dan setiap enam jam sekali memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi Gunung Merapi. Tujuan kami agar masyarakat tetap tenang dan selamat saat terjadi bencana," katanya.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa mengatakan bahwa aktivitas Gunung Merapi saat ini masih pada level siaga sejak November 2020, dan hampir setiap hari terjadi luncurkan lava pijar maupun awan panas guguran.

"Hanya saja dalam beberapa hari terakhir ini cuaca sangat cerah, jadi kucuran lava terlihat sangat jelas. Selain itu kawasan barat daya Gunung Merapi merupakan daerah yang agak datar sehingga luncuran lava pijar seperti menyebar ke seluruh kaki Gunung Merapi, itu hanya di kawasan aliran sungai di barat daya Merapi," katanya.

Gunung Semeru

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

 

 

Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 900 meter di atas puncak pada Kamis pukul 7.19 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 25 Juli 2024, pukul 7.19 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut (mdpl)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Menurutnya kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 93 detik.
Sebelumnya gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu erupsi pada Kamis pukul 00.01 WIB, namun visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Kemudian kembali erupsi pada pukul 05.41 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak, kolom abu vulkanik berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut.
"Pada pukul 05.49 WIB terjadi erupsi kembali dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 m di atas puncak atau 4.076 mdpl dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya," tuturnya.
Gunung Semeru berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Manfaat gunung yang luar biasa

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Di balik aktivitas gunung yang menjadi bencana, ternyata ada banyak manfaat gunung yang dijelaskan langsung oleh Allah, seperti dalam Surah al-Ghasyiyah ayat 19 berikut ini,

وَإِلَى ٱلْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ

Wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat

Gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?

Ulama penafsir Alquran Abdurrahman as-Sa'di menjelaskan sebagai berikut:

Allah menciptakan gunung dalam bentuk yang begitu indah. Dengan adanya gunung, bumi bisa tenang dan kokoh tidak berguncang. Di dalamnya Allah menyimpan begitu banyak manfaat.

“Kemudian bumi bagaimana ia dihamparkan,” yaitu dibentangkan secara luas agar manusia merasa tenang berada di atasnya dan bisa mengolahnya untuk bercocok tanam, membuat bangunan dan menempuh jalan-jalan di atasnya.

Dengan adanya gunung yang mengakar hingga ke dalam, bumi menjadi stabil. Manusia dapat beraktivitas dan merasakan ketenangan. Maksudnya adalah hidup membangun kebahagiaan dengan bersosialisasi dan aktualisasi diri.

Mereka mengolah bumi semisal dengan bercocok tanam dan menghasilkan karya kreatif. Kemudian semua itu dihasilkan menjadi alat jual beli dan konsumsi masyarakat. Mereka mendapatkan keuntungan yang meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan.

Selain itu, muntahan gunung juga bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Banyak orang membuat konstruksi bangunan dan infrastruktur yang bermanfaat untuk tempat tinggal dan sarana umum.

Dengan segala kebaikan yang Allah berikan melalui gunung, manusia dan makhluk lainnya mengambil manfaat dan beraktivitas dengan riang gembira di sekitar gunung.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler