Sesama Muslim Saling Merendah, bukan Merendahkan
Islam mengajarkan manusia agar saling rendah hati.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai rahmat atau kasih sayang Allah kepada seluruh alam. Beliau adalah contoh manusia sempurna yang layak menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.
Tentu saja, kehadiran beliau sebagai utusan Allah SWT kepada umat manusia adalah tidak sekadar sebagai pribadi Muhammad SAW, melainkan sebagai rasul pembawa risalah Islam yang penerapannya adalah pasti mewujudkan rahmat bagi seluruh umat manusia, bahkan seluruh alam.
Salah satu di antara syariat pembawa rahmat itu adalah ajaran tentang sifat rahmat atau kasih sayang itu sendiri yang merupakan bagian dari akhlak yang baik menurut syariat Islam.
Syariat memotivasi dan memerintahkan kita umat Islam untuk memiliki akhlak itu. Bahkan syariah Islam memberikan berbagai gambaran tentang rahmat atau kasih sayang itu dalam berbagai bentuk.
Di dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Nukman bin Basyir yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Engkau lihat orang-orang Mukmin di dalam saling kasih sayang, hubungan yang hangat, dan merasakan, di antara mereka, seperti tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh, maka seluruh tubuh itu akan merasakan demam dan tidak bisa tidur."
Wajarlah sesama Muslim saling hormat dan saling merendah, bukan saling merendahkan dan menghinakan. Lebih dari itu, mereka saling menyayangi dan bergaul dengan penuh kehangatan dan kekompakan.
Ini sesuai dengan firman Allah, yang artinya, "Berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman" (QS al-Hijr: 88).
Orang yang rendah hati memahami bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan datang dari-Nya. Bahkan, ia menyadari sepenuhnya bahwa dirinya sendiri pun adalah milik-Nya.
"Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan" (QS Ali Imran: 109).
Ahmad Kusaeri dalam bukunya, Aqidah Akhlaq, menjelaskan, ciri-ciri orang yang rendah hati adalah tidak sombong atau takabur, mensyukuri kelebihan yang dimiliki, bersikap santun dan peduli pada semua orang, tidak suka berbuat riya, menerima segala nasihat, mudah bergaul, dan tidak membeda-bedakan dalam bergaul.
Adapun keutamaan rendah hati adalah, selain mendapat pahala dan rahmat dari Allah Ta'ala, juga dapat disenangi oleh banyak orang dan terhindar dari kebencian dan dendam, dan senantiasa bersyukur. Langkah awal yang dapat dilakukan untuk memupuk sikap rendah hati dalam diri adalah dengan menyadari bahwa segala yang dimiliki tak lain adalah milik dan pemberian Allah Ta'ala yang perlu disyukuri.