PKB tak Nyaman Duet Risma-KH Marzuki? Sosok Ini Dianggap Lebih Potensial dan Pegang Kunci
PKB bisa mengusung satu pasang cagub-cawagub di Pilkada Jatim tanpa perlu berkoalisi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengisyaratkan tak nyaman dengan wacana duet Tri Rismaharini-KH Marzuki Mustamar untuk Pilkada Jawa Timur (Jatim). Sebagai partai pemenang di Jatim, PKB memang bisa mengusung satu pasang cagub-cawagub tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.
PKB melempar wacana baru dengan membuka peluang mengusung Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jatim itu dinilai memiliki modal politik yang kuat untuk melawan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak. Gus Halim juga dinilai pemegang kunci untuk menyalakan mesin partai.
"Karena ketua wilayah (Gus Halim), kalau beliau maju pasti mesin langsung nyala. Meski PKB itu mesin besar, mesin turbo lah di Jawa Timur, 30 persen. Apalagi, bareng PDIP, hampir separuh," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Kamis (25/7/2024).
Ia menilai, Gus Halim merupakan sosok yang bisa menghidupkan mesin PKB di Jatim. Karena itu, menurut dia, Gus Halim sangat berpeluang untuk maju di Pilgub Jatim. "Kan mesin PKB di Jawa Timur di bawah kendali Gus Halim," ujar Jazilul.
Namun, ia menyatakan, status Gus Halim saat ini adalah anggota DPR terpilih. Artinya, untuk maju pilgub, yang bersangkutan harus mundur dari statusnya sebagai anggota dewan terpilih.
"Itu saja yang kira-kira menjadi pertimbangan PKB terkait dengan para kandidat calon kepala daerah di Jawa Timur sama di Jawa Barat juga begitu," ujar dia.
Elektabilitas nomor dua.. baca di halaman selanjutnya.
Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak hampir pasti akan kembali berkompetisi pada Pilgub Jatim 2024. Kandidat dengan status incumbent atau pejawat ini sudah memborong tujuh rekomendasi partai politik parlemen dan satu parpol non-parlemen yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, dan terakhir adalah PKS, serta parpol non-parlemen Perindo.
Yang menarik, partai penguasa di Jatim, yakni PKB belum menentukan sikap. PKB memperoleh 27 kursi atau bisa mengusung satu pasang cagub-cawagub tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain. Sedangkan PDIP di urutan kedua yang memperoleh 21 kursi di DPRD Jatim. Belakangan, muncul wacana mengusung kader PDIP yang juga Tri Rismaharini sebagai kandidat cagub Jatim.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, elektabilitas Menteri Sosial Tri Rismaharini berada pada urutan kedua terkait Pilkada Jawa Timur meski belum melakukan safari politik. Pernyataan ini sekaligus mengisyaratkan kemungkinan PDIP mengusung perempuan asal Surabaya itu pada Pilgub Jatim.
"Ibu Risma itu nomor dua (karena) belum bergerak. Sama dengan survei Pak Andika (Perkasa) di Jawa Tengah belum bergerak. Artinya mereka-mereka itu mengandung harapan dari rakyat," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, akhir pekan kemarin.
Pria asal Yogyakarta itu mengaku saat ini partainya masih menjaring sosok yang layak untuk diusung dalam Pilkada Jatim. Namun, dia mengatakan, Risma menjadi salah satu kandidat yang dicermati. Hasto pun meyakini elektabilitas Risma berpotensi terus naik dan bahkan bersaing ketat dengan pejawat Khofifah.
"Ibu Mega sudah menugaskan salah satu fungsionaris DPP Pak Said Abdullah, juga Pak Pramono Anung untuk membantu proses konsolidasi di Jawa Timur," katanya.
Tiga parpol belum menentukan sikap.. baca di halaman selanjutnya.
Pengamat politik Universitas Jember, Muhammad Iqbal mengatakan, pasangan bakal calon Risma-Marzuki dapat membuka peluang besar mengubah permainan politik karena dijiwai oleh spirit untuk menyelamatkan masa depan demokrasi. Iqbal menilai, sosok Tri Rismaharini yang diduetkan dengan KH Marzuki Mustamar bisa mengubah peta politik Pilkada Jatim. Duet tersebut diyakini menjadi lawan tanding seimbang untuk Khofifah-Emil.
"Bila konstelasi pasangan bakal calon Tri Rismaharini-Marzuki Mustamar (Risma-Marzuki) terbentuk, bukan mustahil pasangan itu bisa mengubah peta politik Jatim," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (22/7/2024).
Dia mengatakan, konstelasi Pilkada Jatim 2024 sejauh ini masih menyisakan tiga partai politik yang belum menentukan arah dukungan atau kepastian berkoalisi. Ketiganya yakni PKB yang menguasai 27 kursi DPRD Jatim, PDIP memiliki 21 kursi, dan Partai Nasdem memiliki 10 kursi.
Iqbal mengatakan, sejauh ini PKB mewacanakan kiai kharismatik NU asal Malang KH Marzuki Mustamar yang diduetkan dengan politisi Senayan dari PKB Arzeti Bilbina. Sedangkan elite PDIP menegaskan tidak akan membiarkan Pilkada Jatim diwarnai pertarungan melawan "kotak kosong". "Kami tentu sangat mengapresiasi antusiasme dan heroisme PKB dan PDIP, tentu juga Nasdem sebagai tiga parpol yang masih ketat mengalkulasi secara taktis pasangan bakal calon di Pilkada Jatim," ucap pengajar FISIP Unej itu.
Menurutnya, sudah semestinya ketiga parpol itu mengedepankan pilihan rasional. PKB mungkin bisa berbesar hati tidak memaksakan KH Marzuki sebagai bakal cagub, tapi bisa jadi bakal cawagub mendampingi Risma. "Kendati tiket istimewa PKB memang berhak atas posisi bakal cagub, namun elektabilitas Kiai Marzuki harus diakui masih jauh di bawah Risma, sehingga yang paling rasional ya Risma-Marzuki atau 'Riski' dapat membuka peluang dalam Pilkada Jatim," tuturnya.
Iqbal menilai, duet Risma-Marzuki bisa menjadi antitesis dari kekuatan populisme, karena merepresentasikan sosok birokratik dan ulama kharismatik. "Keduanya bisa menjadi alternatif yang rasional buat figur pemimpin teknokratik dan penjunjung nilai moral, tanpa dinodai kasus hukum yang banal," ujarnya.
- pilkada jatim
- tri rismaharini
- pdip usung risma
- duet risma marzuki
- risma maju pilkada jatim
- khofifah lawan risma
- pkb tolak risma
- pkb usung gus halim
- gus halim cagub jatim
- duet risma kiai marzuki
- pilkada jawa timur
- pkb usung gus halim pilkada jatim
- pilkada jawa tengah
- pilkada serentak
- gus yusuf
- pasangan risma marzuki pilkada jatim
- cagub jatim
- abdul halim iskandar
- calon pkb pilgub jatim
- pilkada jatim 2024