Pemilik tak Terima Rumahnya Dijadikan Konten Horor, Youtuber Kini Berurusan dengan Polisi
Terdapat enam konten kreator yang membuat konten horor di rumahnya tanpa izin.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemilik rumah yang dijadikan konten horor di Semarang, Ahmad, mengatakan, dia enggan memaafkan para Youtuber dan Tiktoker yang membuat konten horor di rumah miliknya tanpa izin. Oleh sebab itu, Ahmad akan melanjutkan proses hukum terhadap para pelaku.
Ahmad mengungkapkan, terdapat enam konten kreator yang membuat konten horor di rumahnya. Dia mengatakan, salah satu di antara mereka, yakni seorang Tiktoker, sudah menghubunginya.
"Ada salah satu yang meminta maaf, tapi mereka tidak niat untuk minta maaf. Jadi saya tidak maafkan," ujar Ahmad kepada awak media seusai melakukan pemeriksaan bersama tim Polrestabes Semarang di rumahnya yang dijadikan konten horor yang berlokasi di Jalan Abdurrahman, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (31/7/2024).
Karena sudah melaporkan kasus tersebut kepada kepolisian, Ahmad mengatakan akan melanjutkan proses itu. "Saya percaya dengan adanya proses hukum di Indonesia. Dan semoga para pelaku ditangkap dengan cepat oleh para polisi," ujar dia.
Tim Polrestabes Semarang melakukan pemeriksaan ke rumah Ahmad yang dijadikan konten horor oleh beberapa Youtuber dan Tiktoker, Rabu (31/7/2024). Tim Polrestabes Semarang datang ke lokasi sekitar pukul 10.30 WIB. Pemeriksaan ke dalam rumah dilakukan sekitar pukul 11.00 WIB, yakni setelah Ahmad tiba.
Ketika memasuki rumah, Ahmad menunjukkan kepada tim Polrestabes Semarang di mana saja titik di rumahnya yang dijadikan konten horor. Salah satu titiknya adalah di ruang tamu.
Selain masuk tanpa izin, Ahmad pun menyampaikan bahwa terdapat aksi perusakan terhadap rumahnya. "Ini bekas salah satu konten kreator yang masuk dan menjebol jendela saya, Pak. Teralis ini dirusak oleh mereka," kata Ahmad kepada tim Polrestabes Semarang seraya menunjuk bukti perusakan jendela depan rumahnya.
Potret kakek dan nenek dijadikan konten.. baca di halaman selanjutnya.
Dia kemudian mengajak tim Polrestabes Semarang ke lantai dua. Menurut Ahmad, selain membuat konten horor, para pelaku turut melakukan perusakan di lantai dua. Salah satu yang membuat Ahmad cukup geram adalah direkamnya potret kakek dan neneknya dalam konten-konten horor.
"Divideoin juga, Pak. Udah meninggal orangnya loh, Pak," ujar Ahmad seraya menunjuk potret kakek dan neneknya di lantai dua.
Sesuai berkeliling rumah, tim dari Polrestabes Semarang mengambil sejumlah barang bukti dari lokasi, di antaranya botol air mineral berisi air dan lilin. Kepala Unit Tindak Pidana Tertentu Satreskrim Polrestabes Semarang AKP Johan Widodo turut hadir dalam proses pemeriksaan rumah Ahmad yang dijadikan konten horor.
Johan mengungkapkan, awalnya Ahmad melaporkan kasus konten horor rumahnya ke Polda Jateng. Namun Polda Jateng kemudian melimpahkan kasus tersebut ke Polrestabes Semarang.
"Untuk proses masih sedang berjalan dalam rangka penyelidikan. Hari ini kami mau periksa saksi-saksi yang lain, kaitannya untuk mengarah ke terlapor," ungkap Johan kepada awak media di lokasi.
Dia menambahkan, selain mengumpulkan barang bukti, pihaknya juga akan melakukan gelar perkara. Hal itu bertujuan untuk menentukan apakah ada unsur-unsur pidana atau tidak.
Johan mengaku Polrestabes Semarang sudah mengantongi identitas para Youtuber dan Tiktoker yang membuat konten horor di rumah Ahmad. Namun dia masih enggan mempublikasikan identitas mereka untuk kepentingan penyelidikan.
Rumah Ahmad yang dijadikan konten horor oleh Youtuber dan Tiktoker sudah tak ditempati selama berbulan-bulan. Surat kepemilikan rumah tersebut sedang diagunkan ke bank. Ahmad mengaku, akibat sejumlah konten horor yang dibuat Youtuber dan Tiktoker, rumahnya menjadi sulit dijual.