Israel Umumkan Wafatnya Mohammed Deif Menyusul Ismail Haniyeh, Apa Respons Qassam?
Mohammed Deif diklaim gugur dalam serangan 14 Juli lalu
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Menyusul kematian Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024), secara tiba-tiba, The Israel Defence Force (IDF) secara resmi mengumumkan kematian Mohammed Deif, Komandan Tertinggi Brigade Izzuddin el-Qassam, Kamis (1/8/2024).
Padahal, dalam pada serangan dua pekan lalu, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pernyataan tersebut tidak dikeluarkan IDF.
“Setelah memperoleh informasi intelijen, kami pastikan kematian Mohammed Deif, komandan Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dalam serangan dua pekan lalu di Gaza,” tulis IDF dalam pernyataan resminya, dikutip dari Aljazirah, Jumat (2/7/2024).
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan, kematian Deif menandakan kemajuan besar dalam upaya menghabisi Gerakan Hamas sebagai organisasi militer dan pemerintahan dan tercapai sudah tujuan perang Gaza.
Tetapi, kabar ini langsung dibantah Hamas. Anggota Biro Politik Hamas, Ezzat Rasyaq, menegaskan bahwa konfirmasi dan penegasian informasi tentang Syahidnya siapapun pemimpin Qassam adalah otoritas internal Qassam dan Hamas. “Dan apa yang belum diumumkan secara resmi dari kedua otoritas itu, maka informasi yang beredar di media atau pihak lain tidak bisa dibenarkan.”
Pada 14 Juli 2024 lalu, tentara Zionis Israel melakukan pembantaian di Mawasi, barat kota Khan Younis yang menyebabkan gugurnya 90 warga Palestina dan terluka nya 300 yang lain, termasuk puluhan anak-anak dan perempuan.
Baca juga: Lantas Benarkah Kakek Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan Termasuk Pendiri NU?
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saat it mengatakan operasi Mawasi menargetkan Deif dan wakilnya, Rafi' Salamah. "Tetapi sampai sekarang belum dipastikan kematian mereka berdua," kata Netanyahu.
Merespons pernyataan tersebut pada waktu itu, Khalil el Hayah, Wakil Ketua Hamas di Jalur Gaza membantah kabar tersebut. Dia menegaskan Netanyahu hanya berharap pepesan kosong, kemenangan palsu.
"Saya katakan ke Netanyahu, Mohammed Deif sekarang mendengar dan menertawakan kebohongan-Kebohongan Anda," kata dia sembari menyatakan Netanyahu berupaya menggagalkan perundingan pergantian tahanan, menghentikan perang, dan membebaskan sandera, dari operasi-operasi itu.
Siapa Deif...
Siapa Deif?
Deif adalah salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Qassam, pada 1990-an dan telah memimpin pasukan tersebut selama lebih dari 20 tahun.
Dia juga disebut-sebut sebagai tokoh kunci yang merencanakan aksi bom bunuh diri yang menyebabkan kematian puluhan warga Israel.
Israel mengidentifikasi dia dan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, sebagai arsitek utama serangan 7 Oktober yang menewaskan sedikitnya 1.139 orang di Israel selatan dan memicu perang di Gaza.
Pada pagi 7 Oktober, Hamas mengeluarkan rekaman suara langka Deif yang mengumumkan operasi Al-Aqsa yang menandakan serangan itu sebagai balasan atas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, situs tersuci ketiga umat Islam.
Deif, 58, jarang berbicara atau tampil di depan umum. Jadi ketika saluran TV Hamas mengumumkan bahwa dia akan berbicara pada tanggal 7 Oktober, warga Palestina di Gaza tahu bahwa sesuatu yang signifikan sedang terjadi.
Berbicara dengan suara tenang dalam rekaman itu, Deif mengatakan Hamas telah berulang kali memperingatkan Israel untuk menghentikan kejahatannya terhadap warga Palestina, membebaskan para tahanan, dan menghentikan perampasan tanah Palestina.
“Hari ini kemarahan Al-Aqsa, kemarahan masyarakat dan bangsa kita sedang meledak. Mujahidin kami [pejuang], hari ini adalah hari Anda untuk membuat penjahat ini mengerti bahwa masanya telah berakhir,” kata Deif.
'Pahlawan rakyat' dari Khan Younis
Lahir pada 1965 di kamp pengungsi Khan Younis, yang didirikan setelah Perang Arab-Israel pada 1948, Mohammad Masri dikenal sebagai Mohammed Deif setelah bergabung dengan Hamas selama Intifada pertama, atau pemberontakan Palestina, pada 1987.
Deif memiliki gelar di bidang sains dari Universitas Islam di Gaza, tempat dia belajar fisika, kimia, dan biologi. Dia mengepalai komite hiburan universitas dan sering tampil di atas panggung.
Pada 1989..
Pada1989, saat puncak Intifada Palestina pertama, Deif ditangkap oleh Israel dan dibebaskan setelah 16 bulan ditahan. Dia menjadi kepala Brigade Qassam pada 2002 setelah Israel membunuh pendahulunya dan pemimpin pendiri, Salah Shehadeh. Beberapa upaya dalam hidupnya dimulai setelah dia menggantikan Shehadeh.
Deif berarti “pengunjung” atau “tamu” dalam bahasa Arab, dan ada yang mengatakan hal itu karena komandan militer Hamas selalu bergerak diiringi pemburu Israel.
Menurut laporan, Deif kehilangan matanya dan menderita luka serius di salah satu kakinya dalam salah satu upaya pembunuhan Israel. Kelangsungan hidupnya saat memimpin sayap bersenjata Hamas menjadikannya “pahlawan rakyat” di kalangan warga Palestina.
Selama lebih dari 30 tahun, Deif diyakini telah mengembangkan jaringan terowongan kelompok tersebut dan keahliannya dalam membuat bom.
Pada Agustus 2014, istri Deif dan putranya yang berusia tujuh bulan gugur dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di Gaza tempat keluarga tersebut tinggal.
Pada bulan Mei, jaksa Pengadilan Kriminal Internasional mengatakan dia telah meminta surat perintah penangkapan terhadap Deif, Sinwar dan tokoh Hamas lainnya terkait serangan 7 Oktober.
Surat perintah juga dikeluarkan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas tanggapan Israel yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 38.584 orang dalam apa yang digambarkan oleh kelompok hak asasi manusia sebagai genosida yang sedang berlangsung.