Ismail Haniyeh Gugur, UAH: Selesai Tugasnya Jaga Al-Aqsa, Dia Kembali kepada Allah SWT
Ismail Haniyeh dimakamkan di Qatar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh wafat dan syahid di Tehran, Iran akibat serangan udara yang diduga kuat dilakukan oleh zionis Israel.
Wafatnya Ismail Haniyeh adalah duka cita bagi umat Islam di seluruh dunia yang mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk terbebas dari penjajahan dan genosida yang dilakukan zionis Israel.
Almarhum Ismail Haniyeh di mata Ustaz Adi Hidayat (UAH) adalah sosok yang memberikan pelajaran besar. Hal tersebut disampaikan UAH dalam video singkat yang diunggah di akun Instagram @adihidayatofficial.
"Sungguh pelajaran besar dari seorang sosok Ismail Haniyeh, selesai tugasnya, ia kembali kepada Allah dalam keadaan yang sangat terhormat, dalam keadaan yang sangat mulia," kata Ustaz Adi Hidayat, dikutip dari akun Instagram @adihidayatofficial, Jumat (2/8/2024).
UAH mengatakan, Ismail Haniyeh kembali kepada Allah dalam keadaan menyatukan seluruh faksi dan elemen di Palestina untuk bersatu mencapai kemerdekaan yang didambakan. Menjaga Al Aqsa dengan penuh kemuliaan dan memberikan motivasi yang kuat, setidaknya untuk seluruh Muslim di dunia ini.
"(Ismail Haniyeh memberikan motivasi) bagaimana menyiapkan cara pulang yang baik untuk kembali kepada Allah dalam kemuliaan hidup, dalam keadaan yang terhormat dan wafat dalam keadaan yang dimuliakan," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Hamas mengumumkan pembunuhan kepala biro politik Ismail Haniyeh di kediamannya di ibukota Iran, Teheran, di mana ia sedang melakukan kunjungan untuk berpartisipasi dalam upacara pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Bazeshkian.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kepala gerakan tersebut telah menjadi martir oleh serangan Zionis yang berbahaya, dan menggambarkan pembunuhannya sebagai tindakan teroris penuh dan pelanggaran terhadap kedaulatan Iran.
Dalam rincian pembunuhan tersebut, Kantor Berita Iran melaporkan bahwa Haniyeh dibunuh sekitar pukul 2 pagi pada hari Rabu (31/7/2024), di mana ia tinggal di markas khusus Garda Revolusi Iran di utara Teheran, dan mengkonfirmasi kesyahidannya bersama salah satu pengawalnya.
Kantor Berita Fars Iran mengkonfirmasi bahwa Ismail Haniyeh, kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dibunuh oleh sebuah rudal yang menghantam kediamannya, menghancurkan sebagian atap dan jendelanya.
Laporan tersebut menambahkan bahwa investigasi telah mengkonfirmasi bahwa Israel merencanakan dan melaksanakan pembunuhan Ismail Haniyeh.
The New York Times melaporkan bahwa para pejabat AS secara diam-diam telah mengakui bahwa Israel membunuh Haniyeh di ibukota Iran, Teheran, pada hari Rabu.
Komentar para pejabat AS ini muncul meskipun Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dan menolak berkomentar secara terbuka mengenai insiden tersebut.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, pada hari Kamis mengklaim bahwa militernya tidak melancarkan serangan udara ke Iran atau negara lain di Timur Tengah pada hari Rabu.
"Kami tidak menyerang Iran dari udara," katanya dalam sebuah konferensi pers untuk menanggapi pertanyaan tentang pembunuhan Haniyeh.
Baca juga: Lantas Benarkah Kakek Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan Termasuk Pendiri NU?
"Kami membunuh (pemimpin senior Hizbullah) Fouad Shukr di Lebanon, tetapi tidak ada serangan udara Israel lainnya di seluruh Timur Tengah setelah itu."
Secara paralel, New York Times dan situs web Amerika Axios menerbitkan laporan lain, yang mengonfirmasi tanggung jawab Israel atas pembunuhan Haniyeh, tetapi mengklaim bahwa pembunuhan itu dilakukan dengan alat peledak yang ditanam oleh agen-agen Mossad di kamarnya, yang diledakkan dari jarak jauh.
Qatar...
Sementara itu, Qatar menyelenggarakan upacara pemakaman pada Jumat (2/8/2024) untuk pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Pemimpin Hamas, sebelumnya dibunuh dengan serangan udara yang dituduhkan kepada Israel, dengan demikian Israel telah memperdalam kekhawatiran akan eskalasi regional.
Haniyeh kepala politik kelompok bersenjata Palestina, telah tinggal di Doha bersama dengan anggota kantor politik Hamas lainnya.
Haniyeh akan dimakamkan di sebuah pemakaman di Lusail, sebelah utara ibu kota Qatar, setelah sholat jenazah di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, masjid terbesar di emirat yang kaya gas tersebut.
Dikutip dari laman The Sun, Jumat (2/8/2024), Hamas mengatakan para pemimpin Arab dan Islam serta perwakilan dari faksi Palestina lainnya dan anggota masyarakat akan menghadiri acara tersebut.
Upacara pemakaman umum untuk Haniyeh diadakan di Teheran pada Kamis dengan banyak pelayat yang memberikan penghormatan terakhir.
Baca juga: NU Tegal Respons Buku Sejarah Sebut Kakek Habib Luthfi Pekalongan Pendiri NU
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memimpin doa untuk Haniyeh setelah sebelumnya mengancam hukuman keras atas pembunuhannya.
Turki dan Pakistan mengumumkan hari berkabung pada Jumat untuk menghormati Haniyeh, sementara Hamas telah menyerukan "hari kemarahan yang membara" bertepatan dengan pemakaman.
Kelompok Palestina itu mendorong "pawai kemarahan yang menggelegar dari setiap masjid" setelah sholat Jumat untuk memprotes pembunuhan Haniyeh serta perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.