Ayah Imane Khelif Buktikan Anaknya Seorang Wanita dan Yakin akan Raih Emas Atas Izin Allah

Kepada media Prancis, Omar Khelif menunjukkan akta kelahiran Imane sebagai wanita.

AP Photo/John Locher
Petinju Aljazair Imane Khelif merayakan kemenangan atas Luca Anna Hamori dari Hungaria pada perempat final tinju kelas welter 66 kg wanita di Olimpiade Paris.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Omar Khelif, ayah dari petinju Aljzair, Imane Khelif yang kini tengah menjadi perbincangan di Olimpiade Paris 2024, buka suara soal jenis kelamin anaknya. Omar menegaskan bahwa anaknya adalah seorang wanita sejak lahir pada 1999 silam.

"Anak saya adalah seorang wanita, dia dibesarkan sebagai wanita, wanita yang kuat. Saya membesarkannya agar bekerja keras dan memiliki etos kerja disiplin. Dia memiliki kemauan yang keras dalam bekerja," ujar Omar dalam wawancara dengan Abaca Press dilansir BFM TV, Sabtu (3/8/2024).

Dalam wawancara itu, Omar menunjukkan bukti-bukti dokumen bahwa Imane Khelif terlahir sebagai wanita. Dokumen yang sepertinya adalah akta kelahiran itu ditunjukkan kepada wartawan yang mewawancarainya.

"Ini adalah catatan keluarga. Dia lahir pada 2 Mei 1999. Imane Khelif adalah seorang wanita. Ini tertulis di sini bahwa dia adalah seorang wanita. Lihat dokumen ini. ini tidak bohong dan terdaftar pada 1999," kata Omar, menegaskan.

Mengomentari polemik di Olimpiade Paris, Omar mengatakan, bahwa petinju asal Italia yang menangis usai dikalahkan anaknya, tidak bisa mengalahkan Imane karena putrinya lebih kuat dan lebih tangguh. 

"Mereka yang berbohong dan berkampanye menyerang anak saya adalah musuh Allah. Dokumen ini didaftarkan pada 1999 pada hari dia lahir," ujarnya.

Omar menegaskan, Imane adalah contoh dari seorang wanita Aljazair. "Atas izin Allah SWT dia akan membanggakan kami dengan medali emas dan mengibarkan bendera (Aljazair) di Paris. Itu sudah menjadi tujuan kami dari awal."

Pada Sabtu (3/8/2024), Imane Khelif mengalahkan Luca Anna Hamori dari Hungaria lewat kemenangan angka mutlak pada duel perempat final kelas welter 66 kg Olimpiade Paris 2024. Ia memastikan setidaknya medali perunggu, medali tinju pertama bagi Aljazair sejak 2000.

Imane Khelif belakangan menjadi sorotan dunia setelah tuduhan sebagian kalangan bahwa dirinya bukanlah seorang wanita. Seusai laga melawan Luca Hamori, Khelif pun mengomentari tuduhan itu, khususnya mengkritisi sikap Asosiasi Tinju Internasional (IBA) terhadap dirinya.

“Saya sudah bertinju selama bertahun-tahun di (bawah naungan) Asosiasi Tinju Internasional yang (sekarang) melakukan ketidakadilan terhadap saya. Tapi Allah bersama Saya. Allahu Akbar," kata Imane Khelif sambil menangis.

Pada 2023, Khelif dan petinju asal Taiwan, Lin Yu-ting dinilai melanggar peraturan Asosiasi Tinju Internasional (IBA), yang melarang atlet dengan kromosom XY untuk bertanding di pertandingan wanita. Kedua petinju tersebut didiskualifikasi pada Kejuaraan Dunia 2023 di New Delhi.

IBA saat itu tidak memerinci atas dasar apa keduanya gagal tes, dan belum terbukti bahwa mereka memiliki kondisi genetik yang menimbulkan perbedaan perkembangan seksual, atau DSD.

Namun, di Olimpiade Paris 2024, Khelif dibela oleh Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach yang pada Sabtu mengatakan, tidak pernah ada keraguan bahwa Khelif dan Lin adalah wanita yang memiliki hak untuk berkompetisi di Olimpiade Paris.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler