KKB Sesumbar Bebaskan Pilot Air, Aparat RI tak Percaya, Sebut Cuma Propaganda Saja

KKB telah berulangkali menyatakan akan bebaskan pilot Susi Air.

dok. TPNPB-OPM
Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali merilis nasib dan keberadaan pilot Susi Air Philip Mark Marthens, Jumat (12/4/2024).
Rep: Bambang Noroyono Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aparat keamanan Indonesia menanggapi dingin pernyataan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) perihal pembebasan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Marthens yang hingga kini dalam penyanderaan. Operasi Damai Cartenz menilai penyampaian TPNPB - OPM tersebut cuma kebohongan dan propaganda yang terus diulang-ulang oleh kelompok bersenjata Papua Merdeka itu.

Baca Juga


“Bahwa itu cuma propaganda KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata-OPM) saja,”  kata Kasatgas Humas Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Bayu Suseno saat dihubungi Republika dari Jakarta, Ahad (4/8/2024).

Bayu mengatakan, penyampaian separatis bersenjata untuk membebaskan Kapten Philip bukan sekali ini saja disampaikan. Dalam catatannya, selama Kapten Philip dalam penyanderaan oleh kelompok bersenjata Egianus Kogeya sejak Februari 2023 lalu, sedikitnya dua kali separatis menyampaikan akan membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.

Kombes Bayu meniali, penyampain akan membebaskan Kapten Philip pernah disampaikan kelompok Egianus Kogeya pada Januari 2024 lalu. Penyampaian serupa, kata Bayu, juga pernah disampaikan pada Februari 2024. Penyampaian akan membebaskan Kapten Philip, pun kata Kombes Bayu pernah disampaikan pada tahun lalu.

“Sejak tahun lalu kan mereka sampaikan mau melepas. Nyatanya, mana?,” ujar Kombes Bayu. Karena tak ada satupun komitmen separatis yang ditepati, kata Bayu, masyarakat agar tak perlu percaya pada kelompok Papua Merdeka itu. 

“Mereka itu penjahat, melakukan propaganda itu sudah biasa mereka lakukan,” begitu ujar Bayu. S

 

Selama ini, kata dia, Polri bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih terus melakukan usaha-usaha untuk dapat membebaskan Kapten Philip melalui pendekatan-pendekatan yang tak berisiko. Yaitu dengan mengandalkan komunikasi-komunikasi dengan sejumlah tokoh-tokoh, dan masyarakat adat di Papua. 

TPNPB - OPM, pada Sabtu (3/8/2024) menyampaikan kabar tentang nasib sandera pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Marthens. Melalui siaran pers video pemimpin kelompok bersenjata Papua Merdeka, Egianus Kogeya di Nduga, Papua Pegunungan, yang disampaikan kepada Republika, Sabtu (3/8/2024) pihaknya bersedia membebaskan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

Egianus mengatakan, pembebasan Kapten Philip tersebut akan dilakukan segera. Egianus mengatakan, agar tokoh-tokoh gereja, maupun kelompok masyarakat yang selama ini menjadi mediator pembebasan Kapten Philip, datang ke Nduga, membicarakan pemulangan sandera itu.

“Kami bicara kemanusian tentang pilot. Saya pesan, untuk tokoh-tokoh gereja, maupun tokoh-tokoh semua, dan masyarakat, saya minta yang mau biara dengan pilot, datang ke lapangan, berhadapan dengan saya,” begitu ujar Egianus.

Menurut Egianus, tak ada pihak lain yang berhak membicarakan soal nasib Kapten Philip selain pihaknya. Sebab itu, Egianus juga menegaskan, pihak-pihak dari kelompok bersenjata Papua Merdeka yang berada di Bumi Papua untuk tak mencoba mengatasnamakan dirinya dalam pembicaraan tentang pembebasan Kapten Philip. Pun Egianus meminta, agar pihak TNI, tak coba-coba melakukan intimidasi, serta mengajak bicara pihak yang salah dalam usaha membebaskan Kapten Philip.

Juru Bicara TPNPB - OPM Sebby Sambom kepada Republika menerangkan, internalnya sudah membahas nasib pilot Susi Air tersebut. Dari pembicaraan, Egianus Kogeya, kata Sebby setuju membebaskan Kapten Philip.

“Kami sudah berbicara, dan akan membebaskan pilot (Kapten Philip). Saya, juga sudah memberikan saran, dan briefing, tentang untung rugi pilot ini kami tahan, dan semuanya, mereka (kelompok Egianus Kogeya) mengerti, dan menyetujui bebaskan pilot,” begitu ujar Sebby.   

Sebby mengatakan, selanjutnya pihaknya meminta agar TNI maupun pemerintah Indonesia, serta tokoh-tokoh mediator yang menjadi perpanjangan komunikasi dengan TPNPB - OPM untuk hanya berbicara dengan Egianus Kogeya dalam rencana pembebasan Kapten Philip. “Mulai dari tanggal ini (3/8/2024), kita butuh waktu satu, atau dua bulan, untuk membebaskan pilot,” begitu ujar Sebby. 

Kapten Philip Mark Marthens sudah lebih dari satu setengah tahun dalam panyenderaan kelompok OPM di Nduga yang dikuasai Egianus Kogeya. Kelompok bersenjata tersebut, menyandera Kapten Philip sejak Februari 2023. Sejumlah negosiasi sempat dilakukan untuk membebaskan pilot asal Selandia Baru itu. Bahkan sejumlah operasi militer juga dilakukan oleh TNI dalam misi pembebasan. Namun operasi militer berujung pada pertempuran bersenjata yang membawa gugur belasan pasukan TNI, maupun dari kelompok Egianus Kogeya.

Bahkan misi-misi militer dalam usaha membebaskan Kapten Philip tersebut, juga berujung pada banyaknya korban sipil. Sejumlah tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh gereja diandalkan memediasi pembebasan pilot tersebut. Tetapi, tarik ulur komunikasi, hingga kini, juga tak ada jalan terang dalam misi membebaskan Kapten Philip dari penyanderaan. Pernyataan Egianus Kogeya, dan Jubir TPNPB - OPM kali ini diharapkan dapat merealisasikan membebaskan Kapten Philip dari penyanderaan yang sudah berlangsung lama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler