Dubes Palestina: Kami Siap Negosiasi dengan Netanyahu

Dia meminta kepada kekuasaan internasional untuk mengakhiri pendudukan.

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Duta besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (kanan) bersama Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di gedung PBNU, Jakarta, Senin (5/8/2024). Pertemuan tersebut membahas mengenai situasi terkini di wilayah Gaza, Palestina.
Rep: Muhyiddin Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menyatakan, Presiden Mahmoud Abbas siap bernegosiasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri konflik. Menurut dia, pihaknya siap untuk mewujudkan perdamaian antara dua negara. 

Baca Juga


Zuhair meminta perhatian dunia terhadap situasi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Dia menegaskan, Israel tidak menunjukkan perubahan atau inisiatif untuk mewujudkan perdamaian.

"Kami siap untuk perdamaian. Presiden Mahmoud Abbas telah jelas menyatakannya sampai sekarang dan siap untuk bernegosiasi dengan Netanyahu untuk mengakhiri konflik ini dan perang ini," ujar Zuhair usai bertemu dengan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024). 

Dia pun meminta kepada kekuasaan internasional untuk turut serta mengakhiri pendudukan dan memperhatikan hak-hak rakyat Palestina untuk hidup dengan damai di Gaza.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, sudah terlalu banyak pembunuhan akibat adanya konflik Israel dan Palestina. "Sudah terlalu banyak darah, sudah terlalu banyak pembunuhan. Kami menyuruhkan dihentikannya pembunuhan, dihentikannya kekerasan sekarang juga. Sesegera mungkin," ucap Gus Yahya. 

Gus Yahya percaya kepada sistem internasional untuk memgakhiri konflik tersebut. Karena, menurut dia, sistem internasional ini bisa memelihara stabilitas. 

Untuk itu, pihaknya akan membentuk sebuah platform atau rencana kerja yang besifat multilateral dengan bentuk kerja sama internasional yang melibatkan tiga atau lebih negara untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

"Kami masih melihat bahwa masalah Palestina ini harus diperjuangkan melalui platform-platform multilateral di dalam konteks sistem global atau sistem internasional tersebut," kata Gus Yahya. 

Karena itu, menurut dia, penting sekali untuk mengakui pemerintah Palestina dibawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas sebagai wakil yang otoritatif bagi rakyat Palestina.

"Dan langkah-langkah politik internasional yang ditempuh di kemudian hari ini harus melibatkan pihak pemerintah negara Palestina yang ada saat ini," ucap dia.

Dalam pertemuannya dengan Dubes Palestina, Gus Yahya juga membahas berbagai program bersama. Menurut dia, program PBNU dalam beberapa hari ke depan ini adalah untuk berkontribusi membantu pemerintah negara Palestina untuk mendapatkan platform tersebut.

"Mudah-mudahan dengan program ini nanti akan ada tidak lanjut yang lebih intensif dan lebih pasti, lebih menentukan tentang langkah-langkah yang akan diambil dalam rangka memperjuangkan nasib dan masa depan dari rakyat Palestina," jelas Gus Yahya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler