Terungkap Ini Hasil Visum Pilot Selandia Baru yang Dibunuh Separatis Papua

Proses visum pilot Selandia Baru dilakukan sekitar satu jam.

Dok. Ops Damai Cartenz
Operasi Damai Cartenz melaporkan aksi penyerangan dan pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru Mr Glen Molcolm Conning (50 tahun) di Distrik Alama, Timika, Papua Tengah
Rep: Bambang Noroyono Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA — Tim forensik RSUD Timika, di Mimika sudah melakukan visum terhadap jenazah pilot helikopter Glen Malcolm Conning yang dibunuh oleh kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka di Distrik Alama di Papua Tengah, Selasa (6/8/2024).

Dari penjelasan sementara pihak rumah sakit, pilot asal Selandia Baru tersebut mengalami luka-luka. Petugas juga menemukan adanya luka tembak yang diduga menjadi sebab matinya pilot 50-an tahun tersebut. 

Kepala Humas RSUD Timika Lucky Mahakena mengatakan, proses visum yang dilakukan tim dokter, berdasarkan permintaan dari otoritas penyidik dari kepolisian. Dari permintaan tersebut, tim dokter hanya akan menyerahkan hasil visum untuk kebutuhan penyidikan. Namun begitu, kata Lucky, dari gambaran umum hasil visum atas kondisi jenazah Glen Malcolm, terdapat luka-luka.

“Kondisinya (jenazah) kami tidak bisa sampaikan utuh terbuka. Yang jelas ada kondisi luka-luka,” begitu kata Lucky dalam siaran pers video yang diterima, Selasa (6/8/2024).

Proses visum sendiri, kata Lucky dilakukan sekitar satu jam. Satu dokter, kata Lucky yang melakukan visum dibantu oleh tiga asisten bedah. “Dan selanjutnya jenazah akan kami serahkan kepada pihak keluarga, atau satuan-satuan yang terkait, dan untuk proses visum sudah berjalan dengan baik,” kata Lucky.

“Dan untuk hasil visum, tim medis hanya akan menyerahkan kepada pihak penyidik sesuai dengan prmohonannya,” sambung Lucky. 

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Bayu Suseno menerangkan, proses visum memang dilakukan untuk ranah penyidikan. Menurutnya, setelah pasukan gabungan melakukan evakuasi kilat di Distrik Alama, jenazah pilot Glen Malcolm langsung diterbangkan ke RSUD Timika.

Di rumah sakit tersebut, sejumlah perwakilan dari perusahaan penerbangan PT Intan Angkasa Air Service tempat Glen Malcolm bekerja juga turut menunggu. 

Selanjutnya, kata Kombes Bayu, dari proses visum yang sudah rampung, penyidik kepolisian tinggal menunggu kesimpulan sebab matinya pilot Glen Malcolm. Dari penjelasan medis tersebut, kata Kombes Bayu, otoritas di Polda Papua akan menerbitkan notifikasi kematian.

“Ini (notifikasi kematian) penting karena pilot Glen adalah warga negara asing,” begitu ujar Kombes Bayu.

Penerbitan notifikasi tersebut, kata Kombes Bayu juga akan diteruskan ke Divisi Hubungan Internasional Polri, yang akan dikirimkan ke otoritas kepolisian di Selandia Baru, negara asal Glen Malcolm.

Kondisi jenazah pilot 

Kombes Bayu, pun mengaku belum mengetahui pasti bagaimana hasil visum jenazah Glen. Namun dikatakan dia, dari proses evakuasi yang dilakukan pasukan gabungan, dilaporkan bahwa jasad Glen Malcolm ditemukan di bagian kokpit helikopter. Saat ditemukan, kata Kombes Bayu memang sudah terlihat adanya luka tembak. “Bahwa untuk kondisi pilot Glen ini, dari informasi di lapangan (saat dievakuasi), memang benar ditembak oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata). Tetapi untuk perkenaanya pada bagian mana, masih menunggu hasil resmi dari visum,” ujar Kombes Bayu.

Baca Juga



Adapun informasi yang menyebutkan pilot Glen Malcolm dalam kondisinya yang terbakar, hal tersebut semula memang diyakini benar. Karena dikatakan Kombes Bayu, pada saat terjadinya penyerangan, dan pembunuhan, Senin (5/8/2024), sejumlah saksi mata penyampaikan kelompok separatis menyalakan api untuk membakar helikopter. “Memang benar helikopternya dibakar. Tetapi, yang terbakar hanya kursi bagian belakang. Untuk kursi bagian depan yang berada di kokpit pilot, tidak terbakar,” begitu ujar Kombes Bayu. 

Situasi hujan pada saat kejadian pembunuhan, kata Kombes Bayu yang memungkinkan helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service tersebut, dan jasad pilot Glen Malcolm dapat terhindar dari api. “Mungkin disebabkan hujan, pada pada saat api berjalar, mati karena hujan tersebut,” ujar Kombes Bayu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler