Menaker Sebut Tren Ketenagakerjaan Bergerak ke Produktivitas Hijau
Implementasi produktivitas hijau sudah dilakukan di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan tren ketenagakerjaan terus bergerak ke arah produktivitas hijau atau green productivity, termasuk di Indonesia. Konsep produktivitas hijau muncul ketika mulai terasakan dampak negatif dari perubahan iklim yang mendorong kebutuhan akan pembangunan berkelanjutan.
Untuk itu, produktivitas hijau menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan lingkungan sambil tetap memastikan terjadi pertumbuhan ekonomi. "Tren ketenagakerjaan pada saat ini dan di masa depan terus bergerak ke arah integrasi konsep ini ke dalam berbagai sektor untuk menciptakan lapangan kerja yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," kata Menaker Ida saat membuka Seminar Nasional Green Productivity 2024 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Upaya untuk peralihan ke pekerjaan hijau atau green jobs itu perlu didukung, tidak hanya oleh dunia usaha, tapi juga dari pekerja. Menaker Ida memberikan contoh bagaimana Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) mulai memprakarsai program pekerjaan hijau sebagai bentuk dukungan pembangunan berkelanjutan.
Implementasi produktivitas hijau sudah dilakukan di Indonesia, termasuk dengan memasukkan aspek pembangunan berkelanjutan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Beberapa aspek yang masuk dalam RPJMN 2020-2024, katanya, termasuk mengenai pembangunan lingkungan hidup, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim sebagai salah satu prioritas untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Kebijakan penciptaan green economy dan green productivity ini menjadi semakin penting di masa saat ini ketika kita semua sedang mendapatkan masa bonus demografi. Karena, bonus demografi ini bisa menjadi peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," kata Ida.