Alhamdulillah tak Ada Likuefaksi dan Retakan Tanah Akibat Gempa Yogya
Gempa bumi di Yogya tidak menyebabkan tsunami.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan tidak ada dampak ikutan seperti keretakan tanah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya setelah diguncang gempa berskala magnitudo 5,8 pada Senin (26/8/2024) malam.
"Tidak mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan atau collateral hazard yang berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," kata Kepala Badan Geologi M. Wafid dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Wafid mengungkapkan gempa bumi tersebut tidak menyebabkan tsunami walaupun lokasi pusat gempa terletak di laut Perairan Selatan DIY pada koordinat 110,27 BT - 8,78 LS. Meski demikian, ia mengimbau masyarakat DIY dan sekitarnya supaya tetap waspada karena berdasarkan data Badan Geologi, sebagian besar wilayah yang merasakan guncangan gempa bumi ini terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) untuk gempa bumi golongan menengah hingga tinggi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY melaporkan kejadian gempa bumi tersebut sempat mengakibatkan jatuhnya genteng di Pasar Prambanan, Sleman, dan tidak ada korban jiwa. "Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan diharapkan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat," ujar Wafid.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terdeteksi gempa bermagnitudo 5,8 pada Senin malam pukul 19.57 WIB. Kemudian sampai dengan pukul 20.45 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 11 kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar 4,0 dan magnitudo terkecil 2,6.
Rangkaian gempa tersebut menurut BMKG adalah gempa menengah dan dangkal itu akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempang wilayah Samudra Hindia, Selatan Gunung Kidul, DIY. Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust).
Analisa pemodelan BMKG mendeteksi gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI. Selanjutnya di daerah Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta dan Klaten dengan skala intensitas II-III MMI.
Gempa juga merusak sejumlah rumah dan bangunan warga....
Gempa Rusak Rumah Warga
Sejumlah rumah warga Yogyakarta hingga bangunan pasar rusak akibat gempa berkekuatan 5,8 skala richter yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (26/8/2024) malam. Kabid Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Edhy Hartana mengatakan, kerusakan tersebut terjadi di empat kabupaten di DIY, yakni Kabupaten Gunungkidul tercatat ada delapan unit rumah yang rusak di kawasan Kapanewon Nglipar, Semanu.
BPBD mencatat kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini mengingat pusat gempa dilaporkan di 95 kilometer baratdaya Gunungkidul dengan kedalaman 30 kilometer.
Selain itu, di Kabupaten Kulon Progo juga dilaporkan satu rumah rusak di Kapanewon Sentolo. Di Kabupaten Sleman dilaporkan satu pasar juga mengalami kerusakan di Kapanewon Prambanan.
Di Kabupaten Bantul, juga dilaporkan satu rumah mengalami kerusakan di Kapanewon Pandak. Sedangkan, di Kota Yogyakarta belum ada laporan adanya rumah maupun fasilitas lainnya yang mengalami kerusakan.
“Total hingga saat ini ada 11 rumah dan pasar yang mengalami kerusakan,” kata Edhy, Senin (26/8/2024) malam.
Sebelumnya diberitakan, gempa bumi mengguncang DIY pada pukul 19.57 WIB dengan kekuatan 5,8 skala Richter (SR). Pusat gempa diketahui di baratdaya Kabupaten Gunungkidul, DIY.
"Lokasi gempa 95 kilometer baratdaya Gunungkidul, DIY," tulis BMKG dalam keterangan resminya, Senin (26/8/2024) malam.
BMKG menyebut, gempa terjadi di kedalaman 30 kilometer. Meski begitu, BMKG menyebut gempa ini tidak berpotensi tsunami.