Film dan Serial TV tentang Paus dengan Rating Terbaik Menurut IMDb
Beberapa kisah tentang Paus telah memikat hati penonton dan kritikus film.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran Paus Katolik sebagai pemimpin spiritual bagi umat Katolik di seluruh dunia menginspirasi banyak sineas untuk mengangkat kisah mereka ke layar lebar. Meskipun tidak banyak film blockbuster yang secara khusus mengangkat kisah hidup seorang Paus, beberapa film indie dan dokumenter telah berhasil memikat hati penonton dan kritikus.
Berikut ini adalah beberapa film dan serial TV yang bercerita tentang Paus dengan rating terbaik menurut laman IMDb:
1. "The Young Pope" (rating 8,3)
"The Young Pope" merupakan serial drama televisi satire yang dibuat dan disutradarai oleh Paolo Sorrentino untuk Sky Atlantic, HBO, dan Canal+. Serial ini dibintangi oleh Jude Law sebagai Paus Pius XIII.
Serial yang tayang pada 2016 ini menyuguhkan drama penuh intrik dan kontroversi, mengisahkan tentang terpilihnya seorang kardinal muda asal Amerika, Lenny Belardo (diperankan Jude Law) sebagai Paus. Dengan mengambil nama Paus Pius XIII, Belardo yang penuh karisma dan misterius ini membawa angin segar sekaligus gejolak di Vatikan.
Lenny Belardo, yang memiliki masa lalu yang kelam, terpilih sebagai Paus dalam sebuah manuver politik. Ia kemudian mulai menerapkan kebijakan-kebijakan yang kontroversial, seperti menarik diri dari publik dan menolak untuk muncul di depan umum. Keputusannya ini memicu berbagai reaksi, baik dari dalam maupun luar Vatikan.
Lenny Belardo adalah sosok Paus yang sangat berbeda dari para pendahulunya. Ia muda, modern, dan memiliki pandangan yang cukup radikal tentang agama dan kepemimpinan. Serial ini menyoroti berbagai konflik internal di dalam Vatikan, mulai dari perebutan kekuasaan hingga perbedaan pandangan tentang arah Gereja Katolik.
2. "The Borgias" (rating 7,9)
"The Borgias" adalah serial televisi drama sejarah yang dibuat oleh Neil Jordan dan tayang perdana pada 2011. "The Borgias" menceritakan kisah keluarga Borgia, salah satu keluarga paling berpengaruh di Italia pada abad ke-15 dan 16. Serial ini mengikuti perjalanan kekuasaan dan intrik keluarga Borgia, yang dipimpin oleh Rodrigo Borgia, yang kemudian menjadi Paus Alexander VI.
Serial ini dimulai dengan Rodrigo Borgia yang berambisi untuk menjadi Paus. Ia menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya, termasuk intrik politik, manipulasi, dan bahkan pembunuhan. Setelah menjadi Paus, Rodrigo Borgia menggunakan kekuasaannya untuk memperkuat pengaruh keluarganya dan memperluas wilayah kekuasaan mereka.
Serial ini juga menampilkan kisah-kisah pribadi para anggota keluarga Borgia, termasuk Lucrezia Borgia, putri Rodrigo Borgia yang terkenal dengan kecantikan dan intriknya. Lucrezia menikah beberapa kali dan terlibat dalam berbagai skandal politik.
"The Borgias" adalah serial yang penuh dengan drama, intrik, dan kekerasan. Serial ini mengeksplorasi tema-tema seperti kekuasaan, ambisi, agama, dan keluarga.
3. The Two Popes (rating 7,6)
Film The Two Popes merupakan drama biografi tahun 2019 yang disutradarai oleh Fernando Meirelles dan ditulis oleh Anthony McCarten. Sinema ini diadaptasi dari drama McCarten "The Pope" yang ditayangkan perdana di Royal & Derngate Theatre pada tahun 2019.
Film The Two Popes menyuguhkan kisah pertemuan antara dua paus yang sangat berbeda yakni Paus Benediktus XVI, seorang teolog konservatif; dan Paus Fransiskus, seorang pemimpin gereja yang lebih progresif. Film ini berfokus pada percakapan mendalam mereka yang terjadi di Vatikan, menjelang pengunduran diri Benediktus XVI.
Kisah dimulai ketika Kardinal Jorge Mario Bergoglio (yang kemudian menjadi Paus Fransiskus) dipanggil ke Vatikan setelah kematian Paus Yohanes Paulus II. Meskipun awalnya diunggulkan, ia bukan yang terpilih menjadi Paus. Kursi kepausan jatuh ke tangan Joseph Ratzinger, yang kemudian dikenal sebagai Paus Benediktus XVI. Beberapa tahun kemudian, di tengah skandal yang mengguncang Gereja Katolik, Benediktus memutuskan untuk mengundurkan diri.
Pertemuan antara Benediktus dan Bergoglio menjadi momen penting bagi keduanya. Mereka berbagi pandangan yang berbeda tentang masa depan Gereja Katolik, dengan Benediktus lebih condong pada tradisi dan konservatisme, sementara Bergoglio memiliki pandangan yang lebih modern dan inklusif. Melalui percakapan mereka yang mendalam, penonton diajak untuk merenungkan tentang iman, kepemimpinan, dan masa depan Gereja.
Nomor 4...lanjutkan membaca>>
4. The Agony and the Ecstasy (rating 7,2)
The Agony and the Ecstasy adalah film drama sejarah Amerika Serikat yang dirilis pada 1965 dan disutradarai oleh Carol Reed. Film ini dibintangi Charlton Heston sebagai Michelangelo dan Rex Harrison sebagai Paus Julius II.
Sinema ini mengisahkan tentang perjuangan Michelangelo, seorang seniman Italia dalam menyelesaikan lukisan langit-langit Kapel Sistina atas perintah Paus Julius II. Film ini menyoroti konflik antara seorang seniman visioner dan seorang pemimpin ambisius, yang keduanya memiliki kepribadian kuat dan keinginan yang tak tergoyahkan.
Michelangelo, yang pada awalnya lebih tertarik pada patung, merasa dipaksa untuk melukis langit-langit kapel yang luas. Ia berjuang dengan tekanan waktu, tuntutan Paus, dan keraguan dirinya sendiri. Film ini menggambarkan dengan detail proses kreatif Michelangelo yang melelahkan dan penuh penderitaan, mulai dari persiapan hingga penyelesaian lukisan yang monumental itu.
Konflik antara Michelangelo dan Paus Julius II menjadi inti dari cerita. Paus yang ambisius ingin meninggalkan warisan abadi melalui seni, sementara Michelangelo lebih tertarik pada ekspresi artistik yang murni. Perbedaan pandangan mereka sering kali memicu pertengkaran dan ketegangan, namun keduanya juga saling membutuhkan. Paus memerlukan seorang seniman jenius untuk mewujudkan visinya, sementara Michelangelo membutuhkan dukungan dan sumber daya dari Paus untuk menyelesaikan proyek ambisiusnya.
5. Saving Grace (rating 7,0)
Saving Grace adalah film komedi-drama tahun 1986 yang disutradarai oleh Robert M Young dan dibintangi oleh Tom Conti, Giancarlo Giannini, dan Edward James Olmos. Film ini berdasarkan novel karya Celia Gittelson dengan skenario oleh Richard Kramer dan David S Ward.
Film itu berkisah tentang seorang paus muda (dibintangi oleh Tom Conti). Setahun setelah terpilih, seorang paus muda mulai merindukan kehidupan sederhana sebagai seorang pendeta, di mana ia bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dalam sebuah audiensi, ia bertemu dengan seorang gadis muda tuli bisu yang berasal dari desa kecil tanpa seorang pun pendeta.
Terdorong rasa empati, Paus memutuskan untuk mengunjungi desa tersebut secara diam-diam. Tanpa sengaja, ia tertinggal di luar Vatikan dan harus mencari cara untuk mencapai desa itu. Dengan menyamarkan identitasnya menggunakan janggut palsu, Paus memulai perjalanan menuju desa yang miskin dan kehilangan semangat komunitasnya.
Sesampainya di desa, Paus menyadari bahwa masalah utama yang dihadapi warga adalah sistem saluran air yang rusak parah. Namun, ia juga melihat bahwa semangat gotong royong dan kemandirian masyarakat telah luntur. Dengan bantuan beberapa anak yatim piatu yang cerdas, Paus memulai proyek perbaikan saluran air.
Upaya Paus ini tidak berjalan mulus. Ia menghadapi kecurigaan dari penduduk setempat, terutama dari Ciolino (diperankan oleh Edward James Olmos), seorang preman yang keuntungannya bergantung pada ketergantungan desa pada pihak luar. Ciolino berusaha menghentikan proyek Paus dan mempertahankan status quo.