Bukan Jet Pribadi tapi Pesawat Komersil yang Ditumpangi Paus dalam Perjalanan Apostoliknya
Rombongan Paus Fransiskus menggunakan pesawat komersil ITA Airways Z400.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Lintar Satria Zulfikar, Antara
Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus, pada Rabu (3/9/2024) akhirnya tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, dalam agenda kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Cerita kesederhanaan Paus Fransiskus di Indonesia menjadi perbincangan di ruang publik khususnya media sosial, dan juga menuai pujian dari para pejabat di Tanah Air.
Alih-alih menggunakan fasilitas jet pribadi, Paus Fransiskus bersama rombongan tiba di Terminal VVIP Bandara Seokarno-Hatta (Soetta) kemarin, dengan menggunakan pesawat komersil ITA Airways Z400 berwarna biru berbendera Vatican dan Indonesia sekitar pukul 11.25 WIB. Saat kedatanganya, ia turun dari pesawat menggunakan kursi roda dengan dikawal sejumlah petugas pengamanan.
Pesawat yang digunakan Bapa Suci Paus Fransiskus dalam perjalanannya keluar negeri merupakan pesawat ramah lingkungan. Maskapai ITA yang mengatur perjalanan Bapa Suci mengatakan Paus terbang dengan dampak lingkungan nol dalam emisi CO2 yang terkait dengan konsumsi bahan bakar.
Dikutip dari situsnya Selasa (3/9/2024) ITA Airways mengatakan perjalanan Paus efisien dan teruji ramah lingkungan. Mulai dari perencanaan rute, penanganan bandara, manuver naik dan turun pesawat, optimalisasi perjalanan, intervensi pada pesawat dilakukan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar sebanyak mungkin.
ITA mengatakan penerbangan Paus menggunakan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF). Saat ini SAF hanya menyumbang 0,5 persen dari pasokan bahan bakar penerbangan.
SAF merupakan campuran bahan bakar tradisional dengan kandungan biologis seperti minyak goreng bekas dan yang diregenerasi, bahan biologis tanpa persaingan dengan rantai makanan atau menimbulkan kerusakan keanekaragaman hayati. SAF memberikan kontribusi hingga pengurangan emisi CO2 sebesar 80 persen.
ITF mengatakan penerbangan Paus juga mengkompensasi penuh atas emisi yang tidak dapat dihilangkan yang berasal dari konsumsi bahan bakar dengan pembelian kredit karbon melalui partisipasi dalam proyek pengurangan CO2 (sertifikat Standar Emas). Sertifikat itu dipilih berdasarkan dua kriteria: tujuan di komunitas lokal, dan berlokasi di salah satu negara yang diterbangi oleh ITA Airways. Paus Fransiskus yang juga sebagai Kepala Negara Vatican ini, kemudian melanjutkan perjalananya menuju ke Kedutaan Besar Vatican di Jakarta dengan menggunakan kendaraan roda empat jenis Toyota Inova Zenix.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menyebut bahwa kesederhanaan Paus Fransiskus dapat menjadi teladan bagi seluruh masyarakat, terutama para pemimpin. "Kesederhanaan (Paus Fransiskus) itu bukan hanya untuk umat beragama, tapi lebih-lebih teladan untuk para pemimpin pada takaran mana pun," kata Suharyo, Selasa.
"Jadi, teladan memang bukan untuk (masyarakat) saja, tapi juga untuk mereka yang memegang kepemimpinan pada tingkat mana pun," sambungnya.
Suharyo menilai sikap hidup sederhana yang dipilih oleh Paus Fransiskus dilakukan melalui proses panjang dari pengalaman rohani pemimpin tertinggi umat Katolik tersebut. Paus Fransiskus dikenal sebagai salah satu tokoh dunia yang sederhana dan memiliki rasa empati tinggi terhadap masyarakat kurang mampu.
"Pengalaman iman yang sejati berbuah pada transformasi pribadi beliau, dan itu berakibat pada pilihan-pilihannya yang selalu berpihak kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung," kata Suharyo.
Ada beberapa contoh hidup sederhana yang dilakukan Paus Fransiskus. Mulai dari memilih tinggal di Casa Santa Marta (rumah singgah untuk para Kardinal saat konklaf atau rapat pemilihan Paus) alih-alih tinggal di Istana Vatikan sebagai kediaman resmi Paus, hingga mengundang masyarakat kurang mampu di hari ulang tahunnya.
Dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini Paus Fransiskus masih berpegang teguh dengan prinsipnya untuk hidup sederhana.
"Biasanya Paus itu sepatunya merah, tapi tadi saya lihat saat menyambut di bandara, yang beliau pakai itu sepatu hitam dan ada garis-garisnya (usang) pertanda sudah lama dipakai," kata Suharyo.
Suharyo menambahkan bahwa hidup sederhana itu sudah lama diusahakan di dalam Gereja oleh para pemimpin Gereja, tetapi Paus Fransiskus sangat menonjol terkait dengan pola hidup sederhana. Suharyo berharap masyarakat dapat meneladani sikap hidup sederhana dan rasa empati yang dimiliki oleh Paus Fransiskus. Selain itu, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh toleransi yang baik bagi semua umat beragama di manapun.
"Apa yang membuat Paus Fransiskus menarik bukan hanya bagi umat Katolik, tapi bagi semua saudara-saudari yang menilai (kesederhanaan) di dalam hidup beliau. Mari kita cari semua unsur yang baik, lalu kita jalani dalam hidup kita," kata Suharyo.
Sebagaimana yang telah dijadwalkan, Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia akan melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada 3 hingga 6 September 2024 dan kunjungan tersebut bakal tercatat sebagai perjalanan ketiga kalinya bagi Bapa Suci umat Katolik ke Indonesia setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan 1989 saat Gereja Katolik Roma dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II.
Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada 3-13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik. Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus, lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.
Setelah tiba di Indonesia, keesokan harinya pada 4 September 2024 melakukan kunjungan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka sekitar pukul 10.00 WIB. Masih di hari yang sama, Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu bertemu dengan para pejabat pemerintahan, korps diplomatik, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat sipil di Aula Istana Negara.
Kemudian sekitar pukul 11.30 WIB melakukan pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesuit di Apostolic Nunciantura Kantor Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta. Pada sore harinya atau pukul 16.30 WIB mantan Uskup Agung Buenos Aires itu dijadwalkan bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan-biarawati, seminaris, dan katekis di Gereja Maria Diangkat ke Surga, Gereja Katedral Jakarta. Kaum muda dari Scholas Occurantes diberi kesempatan berjumpa Paus Fransiskus di Youth Center Graha Pemuda Senayan, pukul 17.35 WIB.
Pada 5 September 2024, Paus Fransiskus menghadiri interreligous meeting atau pertemuan dengan para tokoh antaragama di Masjid Istiqlal Jakarta sekitar pukul 09.00 WIB disusul pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia. Sore harinya, yakni pukul 17.00 WIB mengadakan misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta yang bakal dihadiri puluhan ribu umat Katolik.