Fenomena Maraknya Orang Meninggal Tiba-tiba, Mengapa Jadi Salah Satu Tanda Kiamat?
Kematian adalah keniscayaan akan akan dihadapi makhluk Allah SWT
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tidak ada angin, tidak ada hujan. Tidak ada riwayat sakit misalnya, tiba-tiba kita mendapat kabar seorang fulan meninggal dunia secara mendadak. Dan ternyata, fenomena semacam ini sangat banyak belakangan ini.
Mengenai kematian tiba-tiba ini, Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil, penulis kitab Asyrah as-Sa'ah menyebutkan bahwa kematian yang datang tiba-tiba atau mendadak merupakan salah satu dari tanda dekatnya kiamat.
Hal ini didasarkan pada beberapa hadis Nabi SAW yang salah satunya hadits marfu' dari Anas bin Malik RA.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW beliau SAW bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.” (HR Thabarani).
Hadits ini merupakan bukti kebenaran ajaran Islam karena memang tingkat kematian mendadak di zaman sekarang sangat tinggi yang disebabkan oleh berbagai penyakit, terutama penyakit serangan jantung, akibat pola makan dan gaya hidup yang jarang terjadi di masa lalu.
Kematian bagi orang yang kafir dan lalai tidak akan memberikan isyarat kepada orang-orang yang ditinggalkan menjelang kematian mereka seperti isyarat yang diberikan oleh para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman.
Dan, sebelum kematian datang, sebagian orang-orang kafir yang melupakan peringatan Allah SWT dan lalai ini akan disiksa dengan siksaan dunia yang datang secara tiba-tiba (baghtatan). Allah SWT berfirman di dalam Surat al-Anam ayat 44.
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
Karena itulah, sebagian ulama salaf tidak menyukai kematian yang datang secara mendadak tanpa adanya isyarat-isyarat untuk mereka yang masih hidup dan juga dikhawatirkan tidak memberi kesempatan seseorang untuk meninggalkan wasiat dan mempersiapkan diri untuk bertobat dan melakukan amal-amal saleh lainnya.
Ulama yang tidak...
Ulama yang tidak menyukai kematian mendadak ini di antaranya Imam Ahmad dan sebagian ulama Mazhab Syafi'i.
Namun demikian, Imam an-Nawawi di dalam kitab Fathul Baari menyatakan bahwa sejumlah sahabat Nabi SAW dan orang-orang soleh meninggal secara mendadak. Ia berkata, "Kematian mendadak itu disukai oleh para muqarrabin (orang yang senantiasa menjaga amal kebaikan karena merasa diawasi oleh Allah)."
BACA JUGA: 4 Kondisi Kritis yang Paling Menentukan Saat Manusia Hadapi Sakaratul Maut
Hal ini juga dikuatkan oleh Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata, "Kematian mendadak merupakan keringanan bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang-orang kafir.”
Perkataan Abdullah bin Masud RA ini berdasarkan hadis dari Aisyah RA. Mati mendadak bagi orang yang beriman bisa jadi itu merupakan bentuk kasih sayang dari Allah SWT dan sebaliknya bisa disebut siksaan bagi orang yang tidak beriman. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَخْذَةُ أَسَفٍ عَلَى الْكَافِرِ
Dari ‘Aisyah, dia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh SAW bersabda, “Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir.” (HR Abdurrazzaq).
Diriwayatkan pula dari Abdullah bin Mas'ud RA dan Aisyah, keduanya berkata, "Kematian yang datang mendadak merupakan bentuk kasih sayang bagi orang mukmin dan kemurkaan bagi orang zalim." (HR Ibnu Abi Syaibah).
Keniscayaan...
Keniscayaan
Kematian adalah keniscayaan yang akan dihadapi setiap umat manusia. Menghadapi kematian, bukan perkara ringan. Bahkan saat sakratul maut manusia akan menghadapi masa-masa kritis.
Masa kritis yang dihadapi ketika sakaratul maut tersebut, terungkap dari sejumlah dalil dari Alquran dan hadits berikut ini:
Pertama, seseorang akan dimatikan dan dibangkitkan kembali atas kebiasaannya terakhir kali
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
Dari Jabir RA dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Setiap hamba Allah itu akan dibangkitkan dari kuburnya sama seperti keadaan ketika ia meninggal." (HR Muslim, no 2878)
Kedua, kondisi sakaratul maut adalah masa-masa kritis, bisa saja seseorang berubah menjadi penghuni neraka dari sebelumnya menjadi penghuni surgi, begitu juga sebaliknya.
عن عَبْدِ اللَّهِ قال: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ وَيُقَالُ لَهُ اكْتُبْ عَمَلَهُ وَرِزْقَهُ وَأَجَلَهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ
Dari Abdullah bin Masud RA, Rasulullah SAW, dia adalah orang yang jujur lagi dibenarkan, bersabda. "Sesungguhnya setiap orang dari kalian dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging), selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan empat ketetapan dan dikatakan kepadanya, tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang dari kalian akan ada yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan surga kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka dan ada juga seseorang yang beramal hingga dirinya berada dekat dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdir) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga."(HR Bukhari, no 2969)
BACA JUGA: Sering Cemas dan Waswas? Rutin Baca 2 Dzikir Singkat Ini Pagi dan Sore Sebanyak 3 Kali
Ketiga, titik dimana seseorang akan merasakan masa kritis berupa rasa sakit yang pedih tak biasa.
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (QS Qaf: 19)
Penderitaan sakaratul maut...
Penderitaan sakaratul maut berarti keparahan dan kewalahan. Bahkan berat bagi Rasulullah SAW. Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW pernah berkata pada saat kematiannya:
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ
"Tidak ada tuhan selain Allah, karena kematian memiliki penderitaan "
Dalam versi al-Hakim, ia berkata
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ
"Ya Allah, tolonglah aku dengan penderitaan kematian."
BACA JUGA: Protes Keras RS Medistra Soal Jilbab, Siapa Dr Diani? Kakeknya Tokoh Utama Muhammadiyah
Keempat, saat ketika setan mengerahkan upaya terbaiknya untuk menyesatkan seorang hamba. Dalam riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ يَقُولُ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ
"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Setan akan hadir dalam setiap urusan kalian."
Dan dalam riwayat Ahmad, Abu Ya'la dan Al-Hakim dari Abu Said Al-Khudri RA, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ إِبْلِيسَ قَالَ لِرَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ: وَعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتِ الْأَرْوَاحُ فِيهِمْ
"Iblis berkata kepada Tuhannya Yang Maha Esa, "Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, aku tidak akan terus menerus menggoda anak cucu Adam selama ruh masih ada di dalam tubuh mereka."