Saat 8 Drone Canggih Amerika Serikat Berjatuhan di Tangan Kaum Sarungan Houthi Yaman

Houthi Yaman berjanji untuk bela saudara Gaza Palestina

VOA
Pesawat tanpa awak (Drone) Angkatan Udara AS (Ilustrasi). Houthi Yaman berjanji untuk bela saudara Gaza Palestina
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA- Kelompok Ansarullah (Houthi) mengumumkan pada hari Sabtu (8/9/2024) bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak MQ-9 milik Amerika Serikat (AS) ketika pesawat tersebut melakukan “tindakan bermusuhan” di wilayah udara Provinsi Marib di pusat negara tersebut.

Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara militer Ansarullah, Yahya Saree, yang mengatakan: “Dengan pertolongan Allah, pertahanan udara Yaman berhasil menembak jatuh pesawat tak berawak MQ-9 milik Amerika Serikat ketika pesawat tersebut melakukan tindakan permusuhan di wilayah udara Provinsi Marib.”

“Ini adalah pesawat kedelapan dari jenis ini yang berhasil ditembak jatuh oleh angkatan bersenjata Yaman selama pertempuran Penaklukan yang Dijanjikan dan Jihad Suci untuk mendukung Gaza,” tambahnya.

Pasukan mereka akan terus melakukan tugas mereka “untuk memenangkan keluhan rakyat Palestina dan membela Yaman”, kata Sareei.

Sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza, yang telah menghadapi perang Israel yang menghancurkan dengan dukungan Amerika Serikat sejak 7 Oktober, Ansarullah telah menargetkan kapal-kapal pengangkut Israel atau kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, Laut Arab, dan Samudra Hindia dengan rudal dan rudal.

Sejak awal tahun ini, koalisi yang dipimpin Amerika Serikat telah meluncurkan serangan udara yang dikatakannya menargetkan “situs-situs Houthi” di berbagai wilayah Yaman sebagai tanggapan atas serangan angkatan lautnya, yang dari waktu ke waktu dibalas oleh kelompok tersebut.

Dengan intervensi Washington dan London serta meningkatnya ketegangan di bulan Januari, Ansarullah (Houthi) mengumumkan bahwa mereka kini menganggap semua kapal Amerika Serikat dan Inggris sebagai target militer mereka.

Keraguan atau mundur dari sikap mendukung Gaza adalah hal yang mustahil dan tidak dapat dinegosiasikan atau dikompromikan bagi Yaman.

Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Yaman, Mayor Jenderal Mohammed Nasser al-Atifi dalam sebuah upacara pada Sabtu (7/9/2024).

Baca Juga



"Respons Yaman yang kuat dan menggema terhadap entitas Nazi datang tanpa keraguan atau kekhawatiran, dan kami akan menghadapi kegilaan Zionis (Israel) dengan kekuatan Yaman yang telah mereka rasakan di lautan," kata Mayor Jenderal Nasser al-Atifi, dikutip dari laman MEHR News Agency, Ahad (8/9/2024).

Mayor Jenderal Nasser al-Atifi lebih lanjut menegaskan bahwa Yaman akan terus mengembangkan kemampuannya secara kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan konsep pembangunan militer terbaru yang kami cari.

Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan Israel sang penjajah sejak rezim tersebut melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, setelah gerakan Perlawanan Palestina di wilayah tersebut melakukan serangan balasan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap entitas para penjajah.

Angkatan Bersenjata Yaman telah mengatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangan mereka sampai serangan darat dan udara Israel yang tak henti-hentinya di Gaza berakhir.

Serangan zionis Israel telah merenggut nyawa sedikitnya 40.939 orang dan melukai 94.616 orang lainnya. Kebanyakan korban dari serangan brutal Israel adalah wanita dan anak-anak.

Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Desember 2023 mengumumkan koalisi militer untuk menargetkan Yaman guna mendukung Israel.

Bagaimana AS TErlibat Genosida di Gaza? - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler