Survei Proximity: Elektabilitas Ridwan Kamil Unggul, Tapi Pramono-Rano Buat Kejutan
Hingga saat ini baru 26 persen pemilih yang dikategorikan sebagai strong voters.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Proximity Indonesia merilis hasil survei elektabilitas bakal pasangan calon (paslon) yang akan berlaga di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024, Senin (9/9/2024). Dalam hasil survei itu, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) masih unggul jauh di atas Pramono Anung-Rano Karno dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
CEO Proximity Indonesia Whima Edy Nugroho mengatakan, dalam pertanyaan tertutup terkait popularitas, Ridwan Kamil (RK) menjadi tokoh paling populer atau dikenal luas oleh masyarakat dengan presentase 85,90 persen. Setelah itu, nama Rano Karno memiliki popularitas 85,40 persen, Pramono Anung 61,50 persen, dan Suswono 61,00 persen.
"Sementara nama lain, mendapatkan presentase di bawah 60 persen," kata dia melalui keterangannya, Senin.
Sementara dalam pertanyaan terbuka (top of mind), tokoh yang disebut pertama kali oleh responden sebagai calon gubernur Jakarta adalah RK, dengan presentase 51,70 persen. Sedangkan Pramono hanya memiliki presentase 15,40 persen, dan nama lainnya mendapatkan presentase di bawah 10 persen.
Whima menambahkan, untuk elektabilitas tertutup terhadap tiga tokoh yang dipilih sebagai gubernur Jakarta, RK masih mendapatkan presentase terbanyak dengan 56,00 persen. Di posisi kedua ada nama Pramono dengan presentase 24,40 persen, dan Dharma Pongrekun 3,30 persen.
Sedangkan untuk elektabilitas wakil gubernur, Suswono unggul dengan 46,40 persen, kemudian Rano Karno 37,50 persen, dan Kun Wardana Abyoto 3,10 persen.
"Untuk elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, pasangan RK-Suswono unggul dengan presentase tertinggi sebesar 56,50 persen, disusul Pramono-Rano 24,50 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto 3,10 persen. Sementara itu 15,9 persen belum menentukan pilihan," kata Whima.
Ia menjelaskan, faktor yang menjadi pertimbangan pemilih dalam menentukan pilihannya di antaranya program yang ditawarkan (80,80 persen), kader/calon gubernur yang ditampilkan (8,90 persen), dan diberi uang/sembako (7,50 persen).
Sementara faktor lain seperti pimpinan atau tokoh partainya, ikut pilihan keluarga, isu yang diangkat, fatwa ulama, dan partai agamis, mendapatkan presentase di bawah satu persen.
Whima menambahkan, masalah kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan pokok menjadi isu prioritas yang perlu diselesaikan oleh calon gubernur (cagub) Jakarta mendatang dengan prosentase 43,50 persen. Selain itu, isu penyelesaian masalah kriminalitas menempati posisi kedua (25,40 persen), dan pengangguran atau penyedian lapangan kerja di posisi ketiga (23,90 persen).
"Secara keseluruhan, hasil survei ini menunjukkan pasangan RK dan Suswono unggul di semua simulasi, baik dalam pertanyaan top of mind, elektabilitas terbuka, maupun tertutup," kata dia.
Kejutan Pramono-Rano
Whima mengatakan, pasangan Pramono-Rano Karno cukup membuat kejutan dengan elektabilitas yang berhasil menembus angka 24,5 persen. Pasalny, pasangan itu baru melakukan sosialisasi dengan waktu yang relatif singkat, yaitu sejak pendaftaran bakal pasangan calon ke KPU Provinsi DKI Jakarta. Karena itu, capaian itu terbilang cukup mengesankan.
"Peluang bagi mereka untuk terus meningkatkan dukungan masih terbuka lebar, terutama jika mereka semakin aktif turun ke lapangan, bertemu langsung dengan masyarakat, dan memperkuat interaksi dengan berbagai kelompok masyarakat," ujar Whima.
Di sisi lain, pasangan Dharma-Kun dinilai masih menghadapi tantangan besar. Mengingat, elektabilitas mereka belum mampu memenuhi ambang batas pencalonan independen sebesar 7,5 persen.
Namun, ia menilai, peluang untuk meningkatkan elektabilitas masih terbuka bagi semua pasangan calon di Pilgub Jakarta. Sebab, hingga saat ini baru 26 persen pemilih yang bisa dikategorikan sebagai strong voters. Artinya, masih ada 74 persen pemilih yang belum sepenuhnya mantap dengan pilihannya atau masih mungkin berubah pilihan sampai hari H Pilgub Jakarta 27 November 2024.
"Hal ini mungkin dipengaruhi oleh absennya nama-nama besar seperti Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok), yang selama ini dominan dalam berbagai survei elektabilitas sebelum masa pendaftaran calon gubernur Jakarta," kata dia.
Ia menilai, sebagian besar pemilih yang dulunya mendukung Anies atau Ahok kemungkinan bergeser ke pasangan Pramono-Rano. Sementara sebagian lainnya masih berada dalam kelompok undecided voters atau belum menentukan pilihan hingga Hari H Pilgub DKI Jakarta pada 27 Nopember 2024.
"Hal ini menunjukkan bahwa peluang bagi para calon masih sangat terbuka, terutama dengan besarnya persentase pemilih yang belum sepenuhnya mantap. Dinamika politik yang terus bergerak memberi ruang bagi setiap pasangan calon untuk memperkuat dukungan melalui pendekatan intensif kepada masyarakat dan penyampaian visi-misi yang lebih relevan dengan kebutuhan pemilih," kata Whima.
Diketahui, Proximity Indonesia melakukan survei pada periode 30 Agustus-6 September 2024 di seluruh wilayah kota Provinsi DKI Jakarta yang terdistribusi secara proposional. Populasi survei ini adalah seluruh warga Jakarta, yang punya hak pilih dalam pilihan gubernur, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah saat survei dilakukan.
Adapun metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) terhadap 800 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling), dengan tingkat kesalahan/Margin of Error (MoE) 3,46 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.