Uni Eropa Sedikit Melunak, Tarif Bea Masuk Mobil Listrik Produksi China Dipangkas
SAIC terkena tarif bea masuk paling tinggi karena dianggap tidak mau bekerja sama.
REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS--Uni Eropa akan menurunkan tarif akhir yang diusulkan untuk Tesla dan sedikit memangkas tarif untuk kendaraan listrik lain dari China setelah memperhitungkan pengajuan oleh perusahaan.
“Tarif yang diusulkan untuk Tesla akan turun menjadi 7,8 persen, dari 9 persen,” kata sumber yang mengetahui masalah ini, Selasa (10/9/2024).
Untuk BYD, tidak ada perubahan pada tarifnya sebesar 17 persen. Bagi Geely, tarif baru akan menjadi 18,8 persen dari sebelumnya 19,3 persen. “Sedangkan tarif puncak 35,3 persen akan tetap berlaku untuk SAIC dan perusahaan lain yang tidak bekerja sama dengan investigasi UE,” kata sumber tersebut.
Tarif-tarif yang dikenakan terhadap mobil buatan yang diproduksi di China ini berada di atas bea masuk standar UE sebesar 10 persen untuk mobil.
Komisi Eropa, yang melakukan investigasi anti-subsidi terhadap mobil listrik (EV) yang dibuat di Tiongkok, menolak berkomentar. Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Bulan lalu, UE menetapkan proposal awalnya untuk bea masuk akhir, menetapkan tarif terpisah sebesar 9 persen untuk Tesla EV, pengurangan tajam dari bea masuk yang lebih tinggi yang akan berlaku untuk semua perusahaan yang bekerja sama - sekarang ditetapkan sebesar 20,7 persen.
Tarif ini akan berlaku untuk produsen Tiongkok tertentu seperti Chery, Great Wall Motor Co dan NIO dan sejumlah usaha patungan antara perusahaan Tiongkok dan produsen mobil UE.
Tiongkok dan perusahaan-perusahaan yang terdampak diberi waktu 10 hari untuk menyampaikan komentar mereka dan Komisi telah mempertimbangkan hal ini untuk menetapkan tarif yang direvisi.
Usulan bea masuk akhir akan tunduk pada pemungutan suara oleh 27 negara anggota UE. Bea masuk tersebut akan dilaksanakan kecuali jika mayoritas yang memenuhi syarat dari 15 anggota UE yang mewakili 65 persen populasi UE memberikan suara menentang.