Produsen Mobil Listrik China Tak Gentar Hadapi Tarif Bea Tambahan Uni Eropa
NIO mengatakan komitmennya terhadap pasar kendaraan listrik Eropa.
REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING - Produsen mobil listrik China NIO dengan tegas menentang penggunaan kenaikan tarif oleh Uni Eropa (UE) sebagai strategi untuk menghalangi perdagangan kendaraan listrik global yang normal.
NIO pada Rabu (12/6/2024) mengatakan komitmennya terhadap pasar kendaraan listrik Eropa tidak tak tergoyahkan meski produknya dikenakan tambahan tarif.
“NIO akan terus melayani pengguna kami dan mencari peluang baru di Eropa meskipun ada proteksionisme,” katanya dalam sebuah pernyataan.
UE telah memutuskan untuk menerapkan bea tambahan hingga 38,1 persen pada impor kendaraan listrik China mulai bulan Juli.
NIO yang merupakan salah satu perusahaan yang diidentifikasi oleh UE sebagai perusahaan yang bekerja sama dan akan dikenakan tarif bea tambahan sebesar 21 persen, mengatakan bahwa pihaknya akan memantau situasi dengan cermat dan membuat keputusan yang selaras dengan kepentingan terbaik bisnisnya.
“Karena penyelidikan yang sedang berlangsung belum mencapai kesimpulan, kami tetap berharap mendapatkan solusi,” kata pernyataan NIO.
“Tarif sementara UE pada dasarnya sesuai dengan ekspektasi kami, yang tidak akan berdampak banyak pada sebagian besar perusahaan China,” kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal Asosiasi Mobil Penumpang China.
“Mereka yang mengekspor EV buatan China termasuk Tesla, Geely, dan BYD masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Eropa ke depan, ujar Cui Dongshu.
Brussels mengatakan akan menetapkan tarif sebesar 17,4 persen untuk BYD dan 20 persen untuk Geely, di luar tarif Uni Eropa yang saat ini berlaku sebesar 10 persen.
Produsen Barat seperti Tesla dan BMW bahwa ekspor mobil dari China ke Eropa dianggap perusahaan yang bekerja sama.