BUMN Mainkan Peran Penting selama Pandemi dan Setelah Era Covid
Siklus bisnis terganggu, pendapatan merosot tajam, dan risiko usaha tak terhindarkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia membuat laporan bertema “Building SOE: Crisis Management and Resilience” yang membahas tantangan pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada masa Covid-19 dan era setelah Covid. Bank Dunia menyatakan, Covid-19 memberikan tekanan hebat kepada pemerintah, masyarakat, dan perusahaan termasuk BUMN. Siklus bisnis terganggu, pendapatan merosot tajam, dan risiko usaha tak terhindarkan.
Bank Dunia memitigasi risiko bisnis BUMN, risiko manajemen, peran BUMN dan kepemilikan begara, apa yang sudah dilakukan BUMN, hingga tantangan BUMN ke depan. Bank Dunia menegaskan BUMN memainkan peran penting sebelum pandemi Covid-19 dan akan terus melakukannya pasca-pandemi. Secara global, BUMN telah menjadi salah satu perusahaan multinasional terbesar dan paling cepat berkembang dalam dua dekade terakhir. Dalam 10 tahun terakhir, sebuah studi IMF menemukan bahwa BUMN telah berlipat ganda dalam kepentingan di antara perusahaan terbesar di dunia: sebesar 45 triliun dolar AS, aset mereka sekarang mencapai 50 persen dari total PDB global.
BUMN berperan dalam memenuhi kebutuhan persediaan medis selama pandemi. Ketika rantai pasokan reguler terganggu atau larangan ekspor untuk barang-barang utama, pemerintah melibatkan BUMN untuk menyediakan produk atau layanan medis.
Bank Dunia mengatakan BUMN di Indonesia telah melakukan langkah strategis ini misalnya dengan membangun prototipe ventilator yang sangat dibutuhkan selama pandemi. BUMN menyediakan segala kebutuhan medis yang diperlukan dan mendesak, hingga menyiapkan rumah sakit.
BUMN telah menjadi salah satu pemain utama dalam situasi darurat untuk memenuhi kebutuhan dasar publik, merestrukturisasi utang, menyediakan layanan, himgga tetap menjaga keseimbangan bisnis. Bank Dunia menyatakan dengan situasi ini BUMN menghadapi tantangan serius seperti masalah keuangan, pendapatan turun, pembatasan karyawan, bisnis tak berjalan baik, hingga persoalan distribusi.
Pemerintah pun memperkenalkan berbagai langkah dukungan untuk BUMN, termasuk bantuan keuangan melalui pinjaman, suntikan ekuitas, dan subsidi lainnya, terutama terbukti di sektor-sektor seperti penerbangan. Pemerintah diminta mengurangi distorsi pasar BUMN melalui peningkatan tata kelola, restrukturisasi, IPO, dan memfasilitasi kolaborasi sektor swasta.
Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam laporannya berjudul “Unlocking the Economic and social value of Indonesia’s State-Owned Enterprises’ menyebut peran besar BUMN dalam ekonomi Indonesia. BUMN memainkan peran menonjol yang sudah berlangsung lama dalam perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 56 persen PDB sejak 2019.
ADB menyebutkan BUMN memiliki peran dalam memberikan nilai ekonomi dan nilai sosial. Nilai ekonomi dapat dilihat dari semakin naiknya aset, pendapatan, dan profit BUMN. Sementara nilai sosial bisa dilihat dari peran BUMN dalam menyediakan barang publik dalam bentuk PSO juga program sosial lainnya dalam berbagai bidang.