Ketua MUI: Israel Ingin Hancurkan Makkah dan Madinah demi Israel Raya
Pertentangan kepada Israel semakin meluas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perang nuklir dikhawatirkan terjadi akibat eskalasi kian meningkat di Timur Tengah. Israel dinilai terus melanggar hukum internasional dengan pembantaian yang terus menerus dilakukan baik di jalur Gaza yang meluas hingga ke Lebanon.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengungkapkan, pertentangan yang terjadi di Timur Tengah semakin meluas dan menjadi sangat serius.
Ia mengatakan, Israel tidak mematuhi proposal gencatan senjata, bahkan melakukan pelebaran konflik ke Lebanon. "Arah Israel memang bukan sekedar menghancurkan Palestina dan Lebanon Selatan, tapi juga wilayah-wilayah lain seperti Makkah dan Madinah itu menjadi sasaran akhir Israel itu yang disebut Israel Raya (Greater Israel)," kata Sudarnoto Republika, Rabu (9/10/2024).
"Jadi akar muaranya, sebab-sebab utamanya (terjadi konflik dan perang yang berpotensi mengakibatkan perang nuklir) itu karena kebuntuan hati Israel, akibat Israel menolak upaya penciptaan perdamaian," kata Prof Sudarnoto, tambah dia.
Sudarnoto mengungkapkan Israel telah gagal menggapai tujuannya yakni menghabisi Hamas. Kegagalan Israel tersebut menunjukkan bahwa Israel sebetulnya sudah tidak memiliki cara yang baik untuk menyelesaikan masalahnya.
Israel justru menunjukkan kekalahannya dalam merespon tekanan-tekanan politik dan diplomasi secara global. Sebab lebih dari dua pertiga negara anggota PBB sudah menerima Palestina. Dalam sidang umum PBB, Palestina juga sudah menjadi salah satu anggota.
"Fakta-fakta diplomatik juga Israel semakin merasakan tekanan-tekanan global, Israel sudah dikucilkan secara internasional," ujar Sudarnoto.
Sudarnoto mengatakan, para pembela Palestina seperti Hizbullah dan Houthi juga menjadi tekanan tersendiri bagi Israel. Sebetulnya serangan Hizbullah dan Houthi ke Israel agar Israel menghentikan penghancuran dan genosida di Gaza, Palestina.
Menurut Sudarnoto, kekuatan-kekuatan timur seperti Iran sebagai salah satu negara anggota OKI juga negara lain yang melihat situasi di Palestina semakin memburuk akibat serangan bertubi-tubi Israel. Hal tersebut akan mendorong pada situasi pertentangan-pertentangan yang lebih serius.
"Jadi orang mengkhawatirkan akan terjadi perang dunia bisa dimengerti karena kalau seperti Iran atau negara-negara lain seperti Rusia dan Cina ikut menjadi bagian dari konflik ini, tentu saja akan mendorong negara-negara Barat, Amerika dan sekutunya akan ikut menjadi bagian juga," jelas dia.
Kekhawatiran perang nuklir..
Sudarnoto mengatakan, kekhawatiran akan terjadinya perang nuklir itu bisa dimengerti. Sebab Iran termasuk negara kuat yang memiliki kekuatan nuklir. Iran ditakuti oleh semua orang. Sekarang antara Iran dan Israel situasinya seperti saling mengancam.
"Menurut hemat saya harus ada upaya-upaya yang lain kalau misalnya kita ingin menghindari kerusakan yang lebih massif di tingkat dunia, mesti ada upaya-upaya yang lebih berani untuk menghindari peperangan ini, saya melihat Amerika menjadi bagian yang sangat penting untuk bisa menghentikan konflik ini, misalnya Amerika memandang bahwa kalau Israel dibiarkan begitu dan bahkan diberi dukungan oleh Amerika melalui veto di PBB, maka sulit rasanya untuk menghindari pertempuran yang lebih dahsyat bahkan ancaman perang nuklir," kata Sudarnoto.
Sudarnoto menambahkan, Indonesia ke depan di bawah kepemimpinan baru Presiden Prabowo, sebaiknya melanjutkan upaya-upaya yang lebih terukur untuk menghentikan serangan yang dilakukan Israel terhadap Gaza dan Lebanon. Satu langkah yang bisa dilakukan Indonesia adalah mencoba meyakinkan kepada Amerika untuk tidak mendukung Israel.
"Kalau bisa Amerika jangan lagi melakukan veto di Dewan Keamanan PBB, sudah Amerika diam saja itu kontribusi yang sangat penting untuk penciptaan perdamaian," kata dia.