Kemenangan Militer Mesir 6 Oktober Lawan Israel dan Pengakuan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menyebut tentara Mesir adalah terbaik

Reuters/Asmaa Waguih
Pasukan keamanan Mesir. (ilustrasi) Rasulullah SAW menyebut tentara Mesir adalah terbaik
Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kemenangan militer Mesir pada 6 Oktober 1973 dalam Perang Yom Kippur, sering disebut sebagai Perang Ramadhan dalam konteks dunia Islam, merupakan peristiwa yang signifikan dalam sejarah modern. Perang ini juga dikaitkan dengan nubuat Rasulullah SAW.

Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel dengan tujuan merebut kembali wilayah yang mereka kehilangan dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Suriah sendiri melancarkan serangannya untuk merebut kembali Dataran Tinggi Golan.

Serangan ini dimulai pada 6 Oktober 1973, bertepatan dengan hari suci Yom Kippur bagi Yahudi dan Ramadhan bagi umat Islam. Dengan semangat jihad, Militer Mesir pun meraih kemenangan.

Dinding pasir yang curam setinggi 21 meter atau sekitar 70 kaki itu seharusnya tidak bisa ditembus mikiter Israel, karena dipenuhi dengan benteng-benteng bersenjata lengkap.

Berdasarkan perhitungan Israel, setidaknya butuh waktu 12 jam untuk menghancurkan tanggul pasir sepanjang 150 kilometer tersebut dengan bahan peledak. Namun, saat militer Mesir datang pada 6 Oktober 1973, mereka merobohkannya hanya dalam waktu tiga jam, dengan menggunakan pompa air.

Dalam perspektif Islam, banyak yang melihat kemenangan awal Mesir sebagai manifestasi dari perjuangan melawan ketidakadilan dan sebagai bentuk jihad dalam konteks mempertahankan wilayah umat Islam.

Perebutan kembali Semenanjung Sinai dari Israel tersebut merupakan kemenangan yang memperkuat kekuatan tentara Mesir di bawah kepemimpinan Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat.

Anwar Sadat sangat terinspirasi oleh nilai-nilai religius, dan banyak tentara Mesir berperang dengan semangat jihad, terutama karena perang ini terjadi selama bulan suci Ramadhan.

Perang 6 Oktober 1973 ini merupakan kemenangan terbesar militer Mesir melawan Zionis Israel. Kemenangan ini pun hingga saat ini, diperingati sebagai salah satu perayaan nasional di negeri asal piramida itu.

Lalu apa kaitannya perang ini dengan Nubuat Rasulullah SAW?

BACA JUGA: Terungkap, Keyakinan Agama di Balik Aksi Brutal Israel di Gaza dan Lebanon Bocor di Media

Kaitannya dengan nubuat Rasulullah SAW bisa ditarik dari beberapa riwayat yang menggambarkan bahwa di akhir zaman akan ada kemenangan umat Islam atas musuh-musuhnya. Dalam hadits juga disebutkan bahwa Mesir memiliki tentara terbaik.

عن عمرو بن العاص قال: حدثني عمر أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "إذا فتح الله عليكم مصر بعدي، فاتخذوا فيها جنداً كثيفاً، فذلك الجند خير أجناد الأرض" قال أبو بكر: ولم ذاك يا رسول الله؟ قال: " إنهم في رباط إلى يوم القيامة"

 

Diriwayatkan...

Diriwayatkan dari Amr bin al-Ash RA, dia berkata bahwa dirinya pernah mendengar Umar bin al-Khattab berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah menaklukkan Mesir atas kalian setelahku, maka siapkanlah kalian di dalamnya militer yang banyak, merekalah tentara terbaik di muka bumi. Abu Bakar menimpali, “Mengapa demikian wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Sebab mereka berjuang sampai hari kiamat.” Hadits ini disebutkan Ibnu Abdul Hakam dalam Futuh Mishr dan Ibnu Asakir.

Dalam pernyataan fatwanya melalui portal resmi Dar al-Ifta, Syekh Syauqi 'Allam, mengatakan, hadits tersebut menunjukkan bahwa tentara Mesir merupakan tentara terbaik di muka bumi, karena mereka berada dalam ketenangan hingga hari kiamat. Sebab anjuran kenabian bagi penduduknya, karena mereka memiliki kehormatan, kasih sayang, dan hubungan yang kuat, yang kesemuanya merupakan makna yang sahih dan terbukti dari Nabi SAW.

Baca Juga


.
Meskipun tidak ada nubuat spesifik yang merujuk pada Perang Yom Kippur, banyak ulama dan tokoh Muslim yang menafsirkan bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, termasuk kemenangan di medan perang, bisa dilihat sebagai bagian dari janji-janji Allah kepada umat-Nya untuk memberikan kemenangan atas kaum yang tertindas.

Peristiwa ini juga dianggap penting karena menegaskan kembali semangat persatuan dan perjuangan umat Islam melawan penindasan, meski kemenangan ini pada akhirnya lebih bersifat simbolis karena tidak sepenuhnya mengubah keseimbangan kekuatan di Timur Tengah.

Namun, perang ini berhasil mengangkat kembali moral dunia Arab dan memperlihatkan bahwa Israel bisa ditantang secara militer setelah kekalahan telak Arab dalam Perang Enam Hari.

BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel

Adapun nubuat atau prediksi Rasulullah SAW terkait kemenangan umat Islam atas musuh-musuhnya, lebih sering dikaitkan dengan perang akhir zaman (Al-Malhamah Al-Kubra) atau konflik besar antara umat Islam dan pasukan non-Muslim, yang terjadi sebelum datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa AS.

Interpretasi ini memberi harapan kepada umat Islam bahwa dalam perjuangan melawan penindasan, akan ada kemenangan yang dijanjikan selama umat berpegang teguh pada agama Allah SWT.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler