Ubah Limbah Plastik Jadi Teknologi Penangkap C02

Selain itu, penelitian ini mendukung agenda keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan baku utama.

Ubah Limbah Plastik Jadi Teknologi Penangkap C02
Rep: Rusdy Nurdiansyah Red: Rusdy Nurdiansyah

RUZKA REPUBLIKA -- Universitas Indonesia (UI) kembali membuktikan komitmen terhadap keberlanjutan dan inovasi dengan terpilihnya Dr Eng Arnas Lubis, ST, MT sebagai Duta Kolaborasi Riset UI.


Dr Arnas, dosen Fakultas Teknik UI, berhasil mengungguli rekan-rekan peneliti lainnya berkat proyek risetnya yang berfokus pada pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan dasar teknologi penangkapan karbon dioksida (CO2) langsung dari udara.

Kolaborasi ini melibatkan Prof Andre Bardow dari ETH Zurich, Swiss, dengan riset bertajuk “Metal Organic Framework (MOF) and Activated Carbon from Wasted Plastics as Adsorbent for Direct Air Capture (DAC): Synthesis, Adsorption Capacity and Life Cycle Assessment.”

Baca Juga: Optimalisasi Pembinaan, Rutan Depok Hadirkan Talk Show Manajemen Masjid

Penelitian tersebut mengeksplorasi potensi bahan ramah lingkungan untuk menyerap CO2, dan diharapkan dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global.

Dekan FTUI, Prof Dr Ir Heri Hermansyah, ST, MEng, IPU mengatakan, “Penelitian Dr Arnas Lubis ini memiliki potensi dampak yang signifikan terhadap lingkungan, khususnya dalam upaya pengurangan emisi karbon. Teknologi penangkapan CO2 berbasis MOF dan karbon aktif dari limbah plastik ini tidak hanya menawarkan solusi inovatif dalam mengatasi pencemaran plastik, tetapi juga mempercepat transisi Indonesia menuju pencapaian target net zero emission pada tahun 2060.”

Selain itu, penelitian ini mendukung agenda keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan baku utama.

Baca Juga: Atasi Kemacetan Jalan Raya Sawangan Depok, Ini Solusinya

"Apabila diadopsi secara luas, teknologi ini dapat membantu Indonesia mencapai pengurangan emisi yang lebih signifikan, terutama di sektor industri dan energi yang menjadi penyumbang utama emisi karbon negara,” jelas Prof Heri dalam keterangan yang diterima, Rabu (09/10/2024).

Penelitian ini difokuskan tidak hanya pada pengembangan teknologi teknis, tetapi juga pertukaran metodologi serta transfer teknologi antara UI dan ETH Zurich.

Dr Arnas menjelaskan, “Kami berharap penelitian ini dapat menjadi langkah awal untuk menghasilkan teknologi penangkapan CO2 yang lebih efisien dan mudah diimplementasikan. Pemanfaatan limbah plastik lokal sangat penting untuk mendukung keberlanjutan serta mengurangi jejak karbon global."

Baca Juga: Pentingnya Mitigasi, Rutan Depok Berikan Penguatan Tugas dan Fungsi Kinerja Hadapi Isu Gempa Megathrust

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, mahasiswa FTUI juga akan terlibat langsung. "Kami berencana mengirim mahasiswa program sarjana FTUI ke Waseda University melalui program INSPIRED dari CIL UI untuk mempelajari Molecular Dynamics," terang Dr Arnas.

"Tujuan utama kami adalah memastikan mahasiswa dapat memahami teknologi canggih seperti ini secara mendalam, sehingga nantinya mereka bisa menerapkan pengetahuan tersebut dalam penelitian dan inovasi di masa depan,” tambah Dr Arnas.

Penelitian yang berlangsung hingga akhir 2024 ini diharapkan menghasilkan sistem penangkapan CO2 berbasis DAC yang memiliki kapasitas penyerapan CO2 optimal dan siap diimplementasikan pada skala industri, khususnya di sektor teknologi hijau dan pengelolaan limbah.

Baca Juga: Webinar Kesehatan di Depok, Yuk Kenali Faktor Risiko dan Jenis Kanker pada Anak

Melalui Program Duta Kolaborasi Riset, UI terus memperkuat posisi sebagai institusi terdepan dalam riset global dan berkomitmen menghadirkan solusi konkret bagi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.

Program ini memungkinkan para peneliti UI untuk berkolaborasi dengan universitas terkemuka di seluruh dunia, memperluas wawasan serta meningkatkan kualitas riset di Indonesia. (***)

sumber : https://ruzka.republika.co.id/info-kampus/1675179017/ubah-limbah-plastik-jadi-teknologi-penangkap-c02
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler