Komandan IRGC: Negara Israel Bisa Kami Ubah Jadi Tinggal Debu

Komandan IRGC Jenderal Morteza Mirian mengingatkan Israel tak buat kesalahan.

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Seorang warga Iran berjalan melewati spanduk anti-Israel yang memuat gambar rudal Iran, di Teheran, Iran.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan Operasi Darat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Jenderal Morteza Mirian menegaskan, Iran memiliki kemampuan untuk menargetkan serangan misil atau rudal ke wilayah manapun di Israel. Dalam video yang dipublikasi oleh MEMRI pada Rabu (9/10/2024), Mirian mengingatkan Israel tidak lagi membuat kesalahan.

Baca Juga


"Dalam Operasi Janji Setia II, kami mendemonstrasikan keberanian kami menyerang musuh," kata Mirian dilansir Jerusalem Post, Kamis (10/10/2024).

Merujuk serangan 1 Oktober lalu, menurut Mirian, IRGC sukses melancarkan 180 misil balistik dari Iran ke Israel. "Kami tidak membutuhkan izin dalam situasi apapun. Jari-jari kami berada di tombol pemicu (misil) saat ini dalam rangka mengubah musuh menjadi debu jika mereka membuat kesalahan sekecil apapun," kata Mirian.

Mirian menegaskan, sistem pertahanan udara Israel seperti Iron Dome, David's Sling, dan Arrow telah terbukti gagal menghalau misil-misil Iran. Bahkan, negara-negara lain yang mencoba membantu mengintersep misil Iran, kata Mirian, juga tidak mampu berbuat banyak. 

"Kami menargetkan lokasi mana saja yang kami inginkan. Kami bisa menghantam daerah manapun yang kami mau," kata Mirian.

"Satu poin penting adalah jika Anda (Israel) melancarkan sekali serangan, kami akan membalas sepuluh kali. Poin lainnya adalah mereka tidak bisa lagi menyerang kami tanpa ada pembalasan. Serangan balasan adalah kepastian. Poin terakhir saya adalah saya akan membalas, Kami menyetarakan respons terhadap semua level ancaman," tegas Mirian.

"Musuh harus tahu bahwa kami akan selalu membalas."


Berbicara dalam konferensi pers terpisah pada Rabu, Brigadir Jenderal Ebrahim Jabbari, penasihat komandan di IRGC mengungkapkan, bahwa serangan misil Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu berhasil menghancurkan sedikitnya 20 pesawat tempur F-35 miliki rezim Zionis. Menurut Jabbari, dalam Operasi Janji Setia II, rasio kesuksesan misil-misil balistik Iran menghantam target mencapai 90 persen.

"Secara simultan, IRGC menggelar serangan siber dan eletronik untuk mendisrupsi sistem pertahanan udara Israel, guna memfasilitasi keefektivan serangan misil," kata Jabbari dikutip Tehran Times.

Jabbari menekankan capaian signifikan dari Operasi Janji Setia II dengan mengatakan, "Tidak penting di mana kami manergetkan; yang penting adalah kekuatan kopong musuh telah kami hancurkan."

Dia menggarisbawahi bahwa hangar tempat diparkirkan puluhan F-35 di antara yang menjadi target operasi, yang dia klaim menjadi pukulan telak bagi angkatan udara Israel. Menurut Jabbari, kalangan militer dan intelijen Israel dan Amerika Serikat terkejut atas serangan misil Iran, meski memiliki sistem pertahanan yang canggih.

Jabbari menyimpulkan, dengan mengatakan bahwa, saat ini, saat Israel tidak bisa terlibat dalam konflik langsung, mereka mengancam akan menggelar serangan balasan dengan manargetkan fasilitas ekonomi dan militer. Jabbari menegaskan, ancaman itu mengindikasikan sebagai suatu kesalahan perhitungan dari pihak militer Israel.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Rabu menegaskan, Israel akan membalas serangan misil Iran. Ia bahkan mengklaim serangan balasan Israel akan 'mematikan' dan mengejuatkan. "Serangan kami akan mematikan, tepat sasaran, dan di atas itu semua, mengejutkan. Mereka tidak akan mengerti apa yang terjadi dan bagaimana. Mereka akan lihat hasilnya," kata Gallant dikutip All Israel.

"Bagaimana serangan Iran beberapa waktu lalu, serangan itu agresif, tapi gagal karena tidap tepat sasaran. Angkatan Udara tidak terkena serangan, landasan pacu tetap beroperasi, semua aktivitas berjalan, tidak ada satupun pesawat yang rusak, tidak ada satupun prajurit atau warga sipil yang terluka," kata Gallant menegaskan.

Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga sudah bersumpah, Israel akan melancarkan serangan balasan ke Iran. "Iran membuat sebuah kesalahan besar dan akan membayarnya. Rezin di Teheran tidak mengerti kekuatan kami dalam mempetahankan diri dan untuk membalas musuh-musuh kami," kata Netanyahu.

Pada Kamis (10/20/2024), Netanyahu dijadwalkan menggelar pembicaraan dengan Presiden AS Joe Biden melalui sambungan telepon. Menurut Gedung Putih, diskusi antara Netanyahu dan Biden termasuk membahas rencana Israel dalam merespons serangan Iran.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler