Bagaimana Bisa Alquran Cegah Kepikunan Penghafal atau Mereka yang Rutin Membacanya?
Alquran mempunyai sejumlah keutamaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tak seorang pun yang menjaga Alquran di masa tuanya kecuali Allah menjaga akalnya di masa tuanya, dan semua orang tua yang akalnya sudah pikun, ternyata memang sedikit dari mereka yang tetap menjaga hafalan Alquran di masa tuanya.
Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dan periwayat hadits ternama, Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu menyatakan bahwa orang yang membaca Alquran tidak akan dikembalikan ke usia renta. Ibnu Abbas berkata:
من قرأ القرآن لم يُرَدّ إلى أرذل العمر، وذلك قوله تعالى: {ثم رددناه أسفل سافلين إلاّ الذين آمنوا} "، قال: " إلاّ الذين قرأوا القرآن "
“Barang siapa yang selalu membaca Alquran, maka dia tidak akan dikembalikan ke usia tua renta. Karena itu Allah Ta’ala berfirman:
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ الا الذين آمنوا “Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (yakni berusia tua renta), kecuali orang-orang yang beriman.” Ibnu Abbas berkata, “Yang dimaksud di ayat itu adalah orang-orang yang membaca Alquran.” Diriwayatkan oleh Al-Hakim (2/528) dan berkata: riwayat itu sahih.
Dalam kitab az-Zawajir 'an Iqtirafi al-Kabair dinyatakan, "Sesungguhnya ulama tidak akan linglung.” Ini didukung oleh pernyataan Ikrimah dalam firman Allah Yang Mahakuasa dalam surat an-Nahl ayat 70:
وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ (Dan di antara kamu ada dia yang dikembalikan ke kehidupan yang paling celaka).
Barangsiapa membaca Alquran itu sungguh tidak mencapai keadaan ini. Yang dimaksud dengan tidak pikunnya seorang ulama adalah dia tidak mencapai kepikunan orang biasa dalam kebiasaannya.
Orang tua itu seperti anak kecil dalam segala hal keadaannya, bahkan lebih jelek darinya. Dari sinilah ulama Allah SWT terlindungi.
Al-Qurtubi radhiyallahu anhu berkata, "Hal ini tidak terjadi pada orang mukmin, artinya demensia dan kembali ke usia yang paling sengsara, karena orang mukmin tidak terlucuti ilmunya."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata, "Hal ini tidak berlaku bagi umat Islam, karena seorang Muslim tidak akan bertambah panjang umur dan kelangsungan hidupnya kecuali dengan kehormatan di hadapan Allah, akal, dan pengetahuan."
BACA JUGA: Pernah Menang Lawan Israel, Benarkah Rasulullah SAW Sabdakan Militer Mesir Paling Kuat?
Ikrimah juga mengatakan, “Barangsiapa yang membaca Alquran, tidak akan dikembalikan ke usia yang paling sengsara sampai dia tidak mengetahui apa-apa setelah mempelajarinya.”
Sedangkan as-Suyuti menyebutkan bahwa Abdul Malik bin Umair bahwa dia berkata, "Dulu banyak yang menyebut, manusia yang paling terjaga pikirannya adalah para pembaca Alquran.”
Mengapa demikian? Kemungkinan ini bisa jadi kerena dua hal berikut yaitu bahwa pertama keberkahan Alquran bagi pemiliknya. Hidup bersama Kitabullah, membaca, merenungkan, menghafal, mentadabburi, menelaah dan mengamalkannya, akan memberikan keberkahan Ilahi kepada sahabatnya, yang dikhususkan bagi ahli Alquran. Dan hal ini sudah jelas dan sudah diketahui umum, karena di dalamnya terdapat keberkahan ilmu dan iman.
Kedua, salah satu penyebab pikun adalah malas mengingat, akan tetapi orang yang membaca Alquran, terutama yang dibaca dalam hati dan yang ditafsirkan, ia akan selalu sibuk dengan pikiran dan ingatan, sehingga ia tidak malas.
Dan Alquranitu sendiri adalah obat dan penawar, sebagaimana ia adalah obat, insya Allah, untuk penyakit-penyakit badan, hati dan jiwa, maka ia juga obat untuk pikiran, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Sementara itu, Ibnu Abi ad-Dunya menukilkan pernyataan asy-Sya’bi, "Barangsiapa membaca Alquran tidak akan menjadi pikun."
Lalu dalam kitab Adwaa’ al-Bayan, As-Syanqiti mengatakan ketika menafsirkan ayat sebelumnya, “Tidaklah para ulama yang berilmu menderita kepikunan ini dan kehilangan ilmu dan akal karena usia senja dan makna ini diambil dari beberapa tafsir dalam firman Yang Mahakuasa, "Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan." (QS at-Tin: 5-6),
Pengeculaian orang yang beriman di sini, kerena mukmin yang meski umurnya panjang tetapi dihabiskan dalam ketaatan dan dzikir kepada Allah SWT, itu adalah sempurnya akal. Sudah banyak cerita pembaca Alquran yang terus-menerus, setelah membacanya dia tidak akan menderita demensia atau delirium.”
Membaca Alquran tak hanya bernilai ibadah, tetapi juga dapat menjadi obat penawar jiwa yang gelisah, pikiran yang tak menentu, dan jasmani yang kurang sehat. Sebagaimana Allah SWT mengungkapkan:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ “Dan kami turunkan Alquran sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS al-Isra [17]: 82).
Al-Qurthubi menjelaskan, ada beberapa pendapat dalam menafsirkan kata syifa` pada ayat itu. Pertama, Alquran dapat menjadi terapi bagi jiwa seseorang yang dalam kondisi kebodohan dan keraguan.
Kedua, Alquran membuka jiwa seseorang yang tertutup dan menyembuhkan jiwa yang rapuh. Ketiga, membaca Alquran juga menjadi terapi untuk menyembuhkan penyakit jasmani.
Hal yang sama juga dikemukakan Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Membaca Alquran dapat mengobati penyakit jasmani dan rohani seseorang. Bagi Ibnu Qayyim, sumber penyakit rohani ketika seseorang menuntut ilmu bukan mengharapkan ridha Allah, kemudian menjalani hidup dengan tujuan yang salah.
Bila seseorang menuntut ilmu bukan karena Allah dan tujuan hidupnya bukan mencari ridha Allah, kondisi ini akan mengakibatkan kesesatan, kerusakan, penyakit jasmani, dan rohani. Obat penawar yang mujarab untuk mengobati kedua penyakit ini adalah mengakrabkan diri dengan Alquran.
BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel
Alquran mengarahkan jalan terbaik untuk memaksimalkan eksistensinya, mengembangkan karakter baiknya, dan menjadikannya memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.
Terlebih lagi, seseorang yang mengakrabkan diri dengan Alquran, ia akan memperoleh pertolongan Alquran di hari kiamat. Sebagaimana dalam penjelasan hadis Nabi Muhammad SAW:
اقْرَؤوا القُرْآنَ، فإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القيامةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ “Bacalah Alquran karena sesungguhnya pada hari kiamat ia akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membacanya.” (HR Baihaqi).
Dalam kisah, seseorang yang jiwanya sedang gelisah mendatangi Abdullah Ibn Mas'ud. Orang tersebut meminta nasihat kepada Ibn Mas'ud, terkait kondisi hatinya yang gelisah.
Kemudian, Ibn Mas'ud menasihati orang itu untuk membaca Alquran, mendengarkan bacaan Alquran orang lain, mendatangi tempat di mana banyak orang membaca Alquran, dan memahami perintah Allah SWT dalam Alquran.
Setelah mengamalkan anjuran Ibn Mas'ud untuk bersahabat dengan Alquran, orang itu merasakan ketenangan jiwa, kejernihan pikiran, dan kesehatan jasmani.