Netanyahu Beri Peringatan ke Sekjen PBB, Pasukan UNIFIL Termasuk Anggota TNI dalam Bahaya?

Netanyahu mendesak Sekjen PBB segera mengevakuasi pasukan UNIFIL dari Lebanon.

AP Photo/Pamela Smith
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta pasukan perdamaian PBB untuk memperhatikan peringatan dari IDF agar mengevakuasi diri dari Lebanon segera, mengingat semakin intensifnya operasi darat terhadap Hizbullah. Militer Israel telah berulang kali mengeluarkan tembakan peringatan yang mana pada pekan lalu, dua prajurit TNI anggota UNIFIL ikut menjadi korban.

Tanpa bukti-bukti, IDF menuduh Hizbullah menggunakan ambulans untuk membawa anggota dan persenjataan mereka. Bahkan, posko UNIFIL di selatan Lebanon juga dituding IDF sebagai tempat berlindung anggota Hizbullah.

Dalam sebuah rekaman video yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres, Netanyahu dikutip CBS, Ahad (13/10/2024), mengingatkan pasukan PBB untuk mematuhi instruksi IDF. Netanyahu bahkan menuduh UNIFIL 'menyediakan sebuah tameng manusia' untuk Hizbullah.

"Kami menyesali jatuhnya korban luka di prajurit UNIFIL dan berusaha sekuat kami untuk mencegah insiden. Namun cara yang mudah dan jelas untuk hal ini adalah mengeluarkan mereka dari zona berbahaya," kata Netanyahu.

Netanyahu menambahkan, "Tuan Sekretaris Jenderal, jauhkan UNIFIL dari jalan kekerasan. Itu harus dilaksanakan sekarang, segera."

Sebelumnya, UNIFIL sudah menolak untuk menggeser posisi mereka dari selatan Lebanon. "Sudah ada keputusan mutlak untuk bertahan, karena adalah penting bagi bendera PBB tetap berkibar di kawasan ini, dan untuk bisa melapor kepada Dewan Keamanan (PBB)," kata Juru Bicara UNIFIL Andrea Tenenti kepada AFP dalam sebuah wawancara pada Sabtu (12/10/2024).

 

 

 

Pada Sabtu (12/10/2024), lewat keterangan resmi Pentagon, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J.Austin III sangat prihatin atas serangan tentara Israel terhadap posisi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon dan situasi kemanusiaan yang sangat serius di Jalur Gaza. Keprihatinan Menhan Austin yang mendalam atas insiden di Lebanon dan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza itu diungkapkannya saat berbicara dengan Menhan Israel Yoav Gallant pada 12 Oktober, kata Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan.

Austin juga prihatin atas laporan kematian dua tentara Lebanon, katanya. Sehubungan dengan hal itu, Menhan Austin menekankan pentingnya menjamin keselamatan dan keamanan pasukan UNIFIL dan Angkatan Bersenjata Lebanon seraya menyerukan agar Israel selayaknya segera beralih ke jalur diplomatik.

"Menteri Austin juga mengangkat isu situasi kemanusiaan yang parah di Gaza, dan menegaskan bahwa langkah-langkah untuk mengatasinya harus diambil," kata Ryder.

Dalam kesempatan itu, Menhan Austin juga menegaskan kembali komitmen "tak tergoyahkan, abadi, dan kuat" AS terhadap keamanan Israel, katanya dalam pernyataan tersebut.

Sebelumnya pada Jumat (11/10/2024), dilansir Jerusalem Post, seorang reporter bertanya kepada Presiden AS Joe Biden soal percakapan teleponnya dengan Benjamin Netanyahu. "Apakah anda meminta Israel untuk berhenti menembaki pasukan perdamaian PBB?"

Biden menjawab, "Tentunya, positif."

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

Dalam beberapa pekan terakhir, situasi di Lebanon semakin memanas mengingat militer Israel terus meluncurkan berbagai serangan lewat udara dan darat ke daerah-daerah pemukiman warga sipil maupun ke markas-markas PBB. Militer Israel pada Kamis (10/11/2024) pagi pun menargetkan menara pengamatan UNIFIL di Markas UNIFIL di Naqoura, dan menembakkan senjata dari tank Merkava ke arah menara pengamatan itu.

Dua prajurit TNI yang bertugas bersama UNIFIL di menara jaga itu pun mengalami luka-luka. Tembakan meriam juga ditembakkan pada Jumat ke araf posko UNIFIL, sehingga total ada lima prajurit UNIFIL yang mengalami luka-luka.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengutuk keras serangan militer Israel yang menargetkan pasukan perdamaian PBB sekaligus prajurit TNI itu. Retno menyatakan Indonesia tidak akan pernah gentar membantu PBB menjaga perdamaian di Lebanon.

“Serangan merupakan upaya teror Israel kepada pasukan penjaga perdamaian dan masyarakat internasional. Indonesia menegaskan bahwa mereka yang teguh pada prinsip perdamaian tidak akan pernah gentar,” kata Menlu RI pada sela-sela kegiatannya di Vientiane, Laos, Jumat.

sumber : Antara, Sputnik-OANA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler