Ini dia Trio Wamenkeu yang akan Dampingi Sri Mulyani di Kabinet Prabowo
Tiga Wamenkeu diminta memaksimalkan penerimaan negara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) era Presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki porsi yang gemuk dengan tiga orang di dalamnya. Ketiganya yakni Suahasil Nazara yang kini merupakan Wamenkeu I, Thomas Djiwandono yang adalah Wamenkeu II, serta sosok Anggito Abimanyu yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Ketiganya datang bersamaan ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Ketiganya mengaku diminta oleh Prabowo untuk membantu Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam mengelola keuangan negara. Sri Mulyani sendiri sudah mengonfirmasi bahwa dirinya melanjutkan jabatan sebagai Menkeu I saat bertandang ke kediaman Prabowo, kemarin.
“Beliau memberikan kita tugas, sebetulnya tugas yang sangat penting, tanggung jawab sangat besar. Kami disuruh membantu Ibu Menkeu Sri Mulyani, bertiga, kami adalah trio, three in one dan tugas-tugas itu akan kami kerjakan sebaik mungkin,” kata Thomas saat memberikan keterangan pers kepada awak media di Kertanegara IV, Jakarta, Selasa (15/10/2024).
Suahasil juga memberikan keterangannya bahwa dirinya juga melanjutkan untuk masuk di kabinet pemerintahan mendatang, untuk membantu Sri Mulyani dalam pengelolaan keuangan negara.
“Kita akan menjaga keuangan negara di Kemenkeu mendorong pembangunan, menciptakan investasi dan mendukung sektor-sektor untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat ke depannya,” ujar Suahasil.
Dalam kesempatan yang sama, Anggito menegaskan bahwa kehadiran tiga wamenkeu tersebut untuk bersama-sama memaksimalkan penerimaan negara. Namun, ia tidak secara gamblang menyinggung soal Badan Penerimaan Negara (BPN) yang belakangan hangat diperbincangkan.
“Kami ini three in one ya, trio, bertugas untuk membantu kelancaran tugas dari Menkeu, tadi pesannya sudah cukup banyak salah satu diantaranya optimalisasi penerimaan negara, jadi yang penting adalah di dalam waktu yang segera kita harus punya program strategis untuk bisa meningkatkan penerimaan negara yang setara dengan beberapa negara lain,” ujar Anggito.
Ia menyebut, Prabowo mencontohkan negara yang dimaksud di antaranya adalah Kamboja dengan rasio penerimaan negaranya mencapai hingga 18 persen. Anggito menekankan bahwa ketiganya diminta untuk melakukan segala upaya strategi tata cara maupun kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut.