Presiden Nikaragua: Benjamin Netanyahu Anak Iblis!

Nikaragua mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Peserta aksi dari komunitas Baik Berisik Bogor membawa poster bergambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat Aksi Bela Palestina di Tugu Kujang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/9/2024).
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA - Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, membandingkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler. Ortega menyebut Netanyahu sebagai "anak iblis", tiga hari setelah Managua mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga


"Di kepala pemerintahan Israel ada seorang perdana menteri yang merupakan anak iblis," ujar Ortega dalam acara peringatan 45 tahun Kepolisian Nikaragua, Selasa (15/10/2024).

Ortega membandingkan Netanyahu dengan Hitler karena perdana menteri Israel tersebut "menerapkan kebijakan teror" di Timur Tengah. “Dan itu adalah Hitler, ya, perdana menteri Israel adalah Hitler, yang ditempatkan di sana, menyerukan untuk menghancurkan bangsa-bangsa,” tambahnya.

Pada Jumat (11/10/2024), Pemerintah Nikaragua memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, setahun setelah genosida brutal yang terus dilakukan oleh pemerintahan perang fasis dan kriminal Israel terhadap rakyat Palestina. Nikaragua dan Israel sebelumnya memulihkan hubungan diplomatik pada 2017 setelah Ortega memutuskan hubungan pada 2010.

“Pemerintah Republik Nikaragua memutuskan semua hubungan diplomatik dengan pemerintahan fasis Israel,” demikian pernyataan tersebut.

Keputusan tersebut, yang diumumkan oleh Wakil Presiden Rosario Murillo, istri Presiden Ortega, didasarkan pada resolusi Parlemen Nikaragua. Pemerintah Nikaragua juga memerintahkan penarikan duta besarnya dari Israel pada Senin (14/10/2024).

Presiden Nikaragua juga menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa mendukung serta mempersenjatai Israel. “Mereka membawa dunia menuju perang total atau mereka tidak punya pilihan selain menunggu kekalahan,” ujar Ortega, yang telah berkuasa sejak 2007.

Presiden Kuba pimpin aksi bela Palestina dan kecam AS..

 

10 ribu orang berunjuk rasa di Havana pada Selasa (15/10/2024) untuk mendukung warga Palestina untuk menuntut pengakhiran agresi Israel. Mereka menyuarakan dalam sebuah aksi yang dipelopori oleh Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, menurut seorang koresponden Sputnik.

"Lawan genosida di Gaza dan Lebanon, lawan upaya Israel untuk memusnahkan rakyat Palestina yang mulia, lawan impunitas kekaisaran bagi para pelaku genosida. Kuba menyampaikan tuntutan bersejarah kami, 'Tolak filosofi penjajahan, dan filosofi perang akan berhenti," tulis Diaz-Canel dalam unggahan di platform X.

Selain presiden, aksi yang dihadiri 10 ribu orang tersebut juga dihadiri oleh Perdana Menteri Kuba Manuel Marrero dan Ketua Parlemen Esteban Lazo, serta para menteri dan pejabat tinggi pemerintah lainnya. Para peserta aksi berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana, sambil mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Bebaskan Palestina,” lapor koresponden Sputnik.

"Kuba dan seluruh dunia menuntut pengakhiran genosida, yang tidak mungkin terjadi tanpa dukungan Pemerintah AS, dan hal ini harus diakui dan dikutuk. Tanpa dukungan AS, tidak akan pernah ada impunitas terhadap pembantaian masyarakat, anak-anak, perempuan dan para lansia serta penghancuran rumah sakit," kata ketua Institut Persahabatan Kuba dengan Rakyat, Fernando Gonzalez, kepada Sputnik.

Gonzalez meyakini bahwa AS mendorong Israel untuk "menginternasionalisasi genosida di Jalur Gaza yang sudah meluas ke Lebanon dan wilayah lain."

Kuba telah mengakui Palestina sejak 1988. Pada awal tahun ini, Kuba mendukung resolusi PBB yang menganjurkan pengakuan Palestina sebagai negara anggota PBB.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler